Cari Blog Ini

Selasa, 08 Desember 2015

Mengapa Yesus Dilahirkan?

MENGAPA YESUS DILAHIRKAN?

Dalam waktu dekat, umat Nasrani akan merayakan kelahiran Yesus. Terlepas dari apakah Yesus benar-benar lahir tanggal 25 Desember atau tidak, kelahirannya sangat dinanti-nanti terutama oleh Bani Israil di Palestina waktu itu. Mereka telah lama mendambakan akan datangnya seorang mesias (juruselamat) yang akan membawa mereka kepada keselamatan dan kembali kepada Tuhan.


Menurut orang Nasrani, Yesus dianggap sebagai “gembala bagi domba-domba yang tersesat dari antara orang-orang Israel untuk hidup dalam kerajaan Tuhan”. Memang, kondisi Bani Israil pada waktu itu cukup memprihatinkan. Banyak yang telah jauh dari Yehowa (sebutan untuk Tuhan mereka), melakukan perbuatan dosa dan kezhaliman, permusuhan, jauh dari ajaran Taurat, tersesat pada jalan setan, dan tertindas di bawah  kekuasaan bangsa Romawi. Kelahiran Yesus diharapkan akan membawa perubahan besar bagi kehidupan orang-orang Israil sekaligus  menyelematkan mereka dari kehancuran. Dua nabi sebelumnya, yaitu Zakariya dan Yahya (Yohanes Pembaptis), belum mampu sepenuhnya membawa Bani Israil kembali ke jalan Tuhan. Bahkan, sebagian yang tak menyukainya, malah membunuh kedua nabi tersebut.

Menurut Mat. 2: 1; ketika Yesus dilahirkan, datanglah orang Majus dari timur (maksudnya orang Majusi dari Persia). Selain memiliki kepentingan pribadi, secara politik tentu orang-orang Majusi akan memberikan dukungan kepada lahirnya Yesus, sebab Romawi yang berkuasa atas Palestina telah lama menjadi musuh bebuyutannya. Mereka mengatakan akan mengikuti risalah yang dibawa Yesus, karena mereka telah melihat bintang (pertanda) kelahirannya di timur. Dalam bahasa Ibrani atau Aram, Yesus disebut Yesua atau Joshua, sehingga orang Romawi menyebutnya Yesus. Sedangkan orang Arab menyebutnya Isa. Nubuat tentang kelahirannya telah disebutkan dalam Taurat maupun melalui perkataan Nabi Yahya. Ia datang tidak untuk merubah Taurat, akan tetapi menggenapinya. Ia pun termasuk keturunan Bani Israil dari suku Lewi.

Saat masih bayi, Yesus sempat diungsikan ke Mesir, karena Herodes, raja Romawi waktu itu hendak membunuh setiap bayi yang lahir dari anak-anak Israil. Raja merasa takut jika kelak ada seseorang yang akan merebut kekuasaannya.

Selain mendapat penentangan dari pihak penguasa, Yesus juga mendapat penentangan dari kaumnya sendiri. Para rabi dan tetua Yahudi berusaha menghalang-halangi dakwahnya dan juga memfitnahnya. Hingga akhirnya penguasa Romawi memberi perintah untuk menangkap Yesus.
Tapi memang begitulah ciri dan watak Bani Israil sejak zaman dahulu. Mereka diberi kelebihan oleh Allah dengan nabi yang sangat banyak, tapi mereka selalu mendustakannya, bahkan sebagian mereka bunuh. Termasuk nabi pamu ngkas mereka, Yesus, juga akan mereka bunuh.

Sekalipun demikian, hanya dalam beberapa abad setelah kematiannya, ajaran Nasrani telah menyebar ke berbagai pelosok dunia. Mulai dari kawasan pantai di semenanjung Arabia, seperti Libanon, Suriah, Yaman,  Ethiopia, Mesir, daerah-daerah di kawasan Mediterania, seperti Iskandariyah, Siprus, Armenia, Konstantinopel hingga jauh ke negeri-negeri Eropa seperti Yunani, kawasan Balkan, Romawi Barat dan Eropa Barat. Juga menyebar ke arah timur seperti Irak, Asia Tengah, Persia dan India. Juga ke pedalaman Arab seperti Madinah, Thaif, suku suku Najran, dll. Dari semua itu, Nasrani lebih banyak menyebar ke dunia Eropa. Dampak positif penyebaran agama Nasrani ke berbagai belahan Eropa adalah Eropa mengalami pencerahan, setelah sekian lama berada pada zaman kegelapan.

Pada zaman Rasulullah, antara Kristen dan Islam bisa hidup berdampingan secara damai. Demikian pula pada masa Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, hingga Dinasti Turki Utsmani; Islam dan Kristen bisa hidup bersama bahu-membahu dalam membangun negara dan peradaban. Sebagian dari para khalifah atau pembesar kerajaan memiliki istri atau dokter pribadi yang beragama Nasrani. Ada pula pejabat pemerintahan, ahli arsitek, penerjemah, ilmuwan dll yang beragama Nasrani ketika itu.

Konflik Islam dan Kristen dimulai dengan terjadinya Perang Salib untuk memperebutkan dan mempertahankan tanah suci Yerusalem.

***
Banyak hal yang bisa kita teladani dari kehidupan Nabi Isa as; terutama ajaran tentang cinta-kasih dan menyayangi kaum yang lemah. Ia menganjurkan untuk berbuat kepada sesama. Ia menolong fakir-miskin, orang teraniaya, orang yang sedang menderita. Dan yang lebih utama adalah risalah beliau mengajak kepada manusia untuk menyembah Tuhan yang satu, Allah, bukan menyembah kepada dirinya.

Sangat patut disayangkan ketika para pengikutnya menganggap bahwa Yesus adalah Tuhan. Ditambah lagi, Injil kini tak lagi asli, telah banyak mengalami perubahan. Tokoh yang telah banyak berperan dalam hal ini adalah Saul (Paulus) dari Tarsus.
Wallahu’alam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar Anda!