Cari Blog Ini

Jumat, 29 Agustus 2014

Lomba Karya Tulis XL Awards 2014




 TRANSFORMASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
PADA BMT SEBAGAI KOPERASI “BANKABLE


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bergerak begitu cepat dan merambah ke berbagai bidang kehidupan manusia. Mulai dari bidang ekonomi, sosial, politik, hukum, maupun keamanan. Khusus di bidang ekonomi, TIK digunakan oleh dunia industri dan dunia usaha; termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Namun pada kenyataannya, masih banyak pemilik UMKM yang belum memahami pentingnya TIK bagi pengembangan usahanya. Selain masih minimnya pengetahuan tentang teknologi informasi, mereka menganggap bahwa menerapkan teknologi dalam usahanya, membutuhkan biaya yang besar dan belum tentu memberikan manfaat sesuai yang mereka inginkan.
Padahal, agar mampu melakukan penetrasi pasar dan mampu bersaing di pasar yang kian terbuka dan kompetitif, maka UMKM perlu menguasai teknologi untuk mengakses informasi, melakukan promosi dan pemasaran, transaksi yang cepat dan hemat, serta memperluas jaringan usaha.
Terlebih lagi, kita ketahui bersama bahwa UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian di Indonesia dari dulu hingga kini. UMKM-lah yang memiliki daya tahan terhadap krisis, menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca-krisis 1998, termasuk juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar sehingga bisa mengurangi angka pengangguran.

Transformasi Teknologi bagi Koperasi Syariah
Pada kesempatan kali ini, secara spesifik penulis akan membahas mengenai transformasi teknologi yang terjadi pada UMKM khususnya koperasi syariah atau yang lebih populer disebut Baitul Maal wat-Tamwil (BMT), atau disebut juga Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).
Perkembangan teknologi juga berlangsung di BMT. Tidak sedikit BMT di Indonesia yang menerapkan teknologi mutakhir dalam menjalankan usahanya. Bahkan, ada beberapa BMT yang teknologinya hampir menyerupai teknologi perbankan, seperti fasilitas ATM, pembayaran online, transaksi digital, dan  pemakaian software-software khusus.
Kalau dulu, untuk proses komunikasi dengan nasabah atau stakeholder lainnya baru menggunakan telepon fixed line (Telkom). Setiap mau bicara, kadang tidak bisa langsung kepada orang yang dituju, lewat orang lain atau dipanggilkan (disambungkan) terlebih dahulu. Sedangkan kini, dengan adanya handphone (HP), kita bisa berkomunikasi langsung dengan orang yang dimaksud. Dan ketika HP kian canggih, maka ada fasilitas video call, berbicara sembari melihat orang yang kita ajak bicara.
Perkembangan selanjutnya, yaitu komunikasi via internet. Bisa kirim surat atau dokumen lain via email atau inbox sosmed; tukar-menukar data (teks, gambar, video) secara lebih cepat dan dalam jumlah besar; bicara atau ngobrol via groups, chatting, forum tertentu; termasuk juga bisa bertelepon ria secara murah dan global via skype, VOIP, dll.
Ketika dulu untuk membuat laporan keuangan ditulis secara manual yaitu ditulis tangan di buku, atau paling banter diketik memakai mesin ketik, maka di era komputer, mengetik surat atau membuat laporan keuangan bisa menggunakan Microsoft Office. Bahkan, untuk data angka, dengan menggunakan program Excel, proses penghitungannya bisa dilakukan dengan otomatis (rumus tertentu). Tahap perkembangan selanjutnya adalah adanya software akuntansi. Dengan software ini kita tidak perlu membuat jenis pembukuan mulai dari jurnal harian hingga neraca akhir, cukup kita memasukkan nilai transaksi pada akun yang tersedia.
Bagi BMT, teknologi internet dapat digunakan sebagai sarana mencari peluang permodalan, mencari investor, memperluas pasar dan jaringan, dll. Fasilitas internet dapat dipakai juga untuk jasa pembayaran online seperti listrik, telepon, PDAM, pulsa, tiket, angsuran dan masih banyak lagi. Bahkan, dengan alat EDC, transaksi bisa berlangsung di mana saja dan kapan saja, karena alat tersebut mobile (bisa dibawa-bawa). EDC juga bisa dipakai sebagai sistem jemput bola, dalam arti kita yang mendatangi pelanggan bukan mereka yang datang ke kantor.

Penutup
Dari berbagai uraian di atas, jelas bahwa teknologi komunikasi mampu membawa perubahan besar dan mendasar dalam berbagai aktivitas BMT itu sendiri maupun terhadap para nasabahnya. Bagi BMT, memberi kemudahan dan kecepatan dalam proses kerja, efisiensi dan efektivitas, tingkat keakuratan dan ketelitian yang tinggi, serta menghasilkan produk dan jasa yang memiliki daya saing dan nilai tawar yang kompetitif. Sedangkan bagi nasabahnya, adanya pelayanan yang cepat dan ringkas, pembayaran online dalam tabungan dan angsuran, transaksi mobile (kapan saja dan di mana saja), serta berbagai kemudahan lainnya.
Oleh karena itu, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, jika suatu BMT tetap ingin survive, punya daya saing, bahkan memenangkan kompetisi. BMT yang hanya apa adanya dan gagap teknologi, akan segera ditinggalkan oleh nasabahnya. BMT diharapkan tak pelit untuk mengeluarkan anggaran untuk selalu memutakhirkan teknologi komunikasinya. Anggap itu sebagai investasi jangka panjang, sebab jika dikelola dan dimanfaatkan secara baik dan tepat, teknologi tersebut akan memberikan keuntungan bagi BMT dan nilai tambah bagi nabasahnya.
Dengan begitu, BMT yang tersebar di daerah pedesaan dan kota-kota kecil akan dapat menjangkau nasabah yang tak ter-cover oleh dunia perbankan dan bahkan menjadi kebanggaan mereka karena fasilitas dan pelayanannya hampir menyerupai perbankan. Beberapa BMT malah telah menyatakan diri sebagai “bankable”.
Selain sebagai soko guru perekonomian nasional, koperasi diharapkan mampu menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. Semoga!

(Ditulis dalam rangka Lomba Karya Tulis XL Awards 2014)

Penulis:
Trimanto