PERSEPSI TENTANG KAYA DAN MISKIN
Kita sudah sering salah sangka pada kondisi seseorang,
bahkan kita sendiri. Jika dia punya rumah besar dan mobil mewah kita
menyebutnya kaya. Jika dia hidup sederhana kita sebut miskin. Padahal belum
tentu. Bisa saja dia hidup sederhana karena sedang menunda kenyamanan, sebuah kondisi yang
menjadi prasyarat untuk bisa kaya. Kita memiliki uang tetapi tidak digunakan
untuk hidup, melainkan digunakan untuk investasi.
Terkadang kita melihat seseorang yang tadinya hidup sederhana
cenderung miskin, kemudian "mendadak" nampak kaya. Orang lain curiga
dia pelihara tuyul atau makhluk gaib lain. Kalau saya melihatnya mungkin dia
cerdas finansial. Melakukan proses menunda kenyamanan sampai investasinya
berhasil. Setelah berhasil, barulah dia menggunakannya untuk membeli benda
benda yang disukainya.
Seseorang yang membeli benda benda yang bagus kemudian
membayarnya dengan bekerja keras mencari uang, maka dia pasti orang miskin.
Hidupnya sering stres meskipun jarang diakui.
Jadi, kalau Anda hidup mewah dengan penghasilan aktif, Anda
adalah orang miskin. Semakin mewah kehidupan Anda, sebenarnya semakin miskin
Anda. Meskipun karena ketidak tahuan Anda, seringkali Anda menolak kebenaran
bidang keuangan ini. Tertutup oleh pandangan tetangga, saudara, teman dan
siapapun di sekeliling Anda yang mengatakan ANDA KAYA.
*MENGETAHUI DEFINISI KAYA DAN MISKIN*
Terkadang terasa menggelikan. Atau lebih tepat lagi
mengenaskan ? Ada sebuah ironi yang terjadi disini.
Nyaris seumur hidup kita bekerja keras setengah mati supaya
bisa kaya atau makmur. Tetapi karena tidak cerdas finansial dan tidak tahu
hukum-hukum keuangan, kita malah menjauh dari kaya. Semakin lama justru semakin
mendekat kearah miskin tanpa disengaja atau disadari. Akibatnya banyak yang
semakin frustrasi. Semakin besar penghasilan kita, mengapa semakin banyak
hutang kita ? Dan merasa semakin merasa perlu mendapat penghasilan lebih besar
lagi ? Kok seperti kurang terus ya ? Lapar uang terus ya ?
Banyak guru yang justru semakin stress ketika mendapat
tunjangan pendidikan yang besarnya 1x gaji. Teman teman saya yang waktu itu
rata rata sdh kepala sekolah, membenarkan bahwa mereka semakin sering
menandatangi rekomendasi permintaan kredit dari para guru. Ini ironi kan ?
Digaji semakin besar, justru hutangnya yang semakin besar.
Akibat rendahnya kecerdasan finansial, kita menumpuk beban
yang kita pikir aset seperti rumah, tanah dan mobil. Akibatnya kita sebenarnya
bertambah miskin meskipun kita sendiri merasa bertambah kaya. Itu nampak dari kerja
kita yang semakin tua semakin keras dan tanggung jawabnya semakin besar. Itu
sebenarnya hanya menunjukkan bahwa kita membutuhkan uang semakin banyak untuk
bisa bertahan hidup. Mereka yang berusaha mencari uang besar adalah mereka yang
kekurangan uang alias miskin. Itulah aturan dasarnya yang perlu dipahami.
*M I S K I N*
Sebenarnya definisi miskin itu secara filosofi tidak ada
karena kita menggunakan kata ampuh yaitu CUKUP. Padahal yang sering terjadi,
cukup itu artinya kekurangan uang yang dicukup cukupkan.
Dalam dunia keuangan sebenarnya hanya ada 2 kondisi yaitu
KEKURANGAN UANG dan KELEBIHAN UANG. Anda disebut kekurangan uang bila Anda
masih HARUS BEKERJA untuk mendapatkan uang. Sebaliknya Anda disebut kelebihan
uang jika uang sudah datang sendiri dari ASET yg dulu Anda bangun. Anda boleh
saja tetap bekerja seperti _Bill Gate_ dan para milyarder lain. Tetapi
bekerjanya membangun aset.
Tetapi dengan definisi kaya yang sudah baku yaitu
penghasilan pasif lebih besar dari biaya hidup, maka definisi miskin ya
kebalikannya.
Jose Mujica, presiden Uruguay yang sangat sederhana
mengatakan bahwa Orang miskin adalah mereka yang bekerja keras hanya untuk
membayar gaya hidupnya yang mahal, dan selalu ingin lebih dan lebih.
*KAYA DAN MAKMUR*
Orang kaya itu bukan orang yang penghasilannya besar,
rumahnya besar dan mobilnya banyak. Itu namanya orang yang hidupnya mewah.
Sebagian besar yg hidupnya mewah seperti itu adalah orang yang secara keuangan
sebenarnya miskin. Karena mereka membiayai kehidupan mewahnya dengan bekerja
keras. Seperti yg saya lakukan dulu.
Robert T Kiyosaki mengatakan bahwa orang disebut kaya kalau
mulai besok dia berani berhenti bekerja, karena sudah memiliki penghasilan
pasif yang lebih besar dari biaya hidupnya.
Sebenarnya yang paling mudah ya mengukur *INDEKS KEMAKMURAN*
masing masing. Yaitu penghasilan pasif di bagi biaya hidup. Jika IK nya lebih
dari 1 berarti kita makmur. Jika IK nya jauh lebih besar dari 1 berarti kita
kaya.
Coba Anda ukur Indeks Kemakmuran 15 tahun yg lalu, 10 tahun
lalu dan sekarang. Jika naik terus berarti bagus, pola pengaturan keuangan bisa
diteruskan. Jika turun terus berarti tidak bagus. Anda harus segera merubah
arah. Bisa dengan merubah cara mencari uang atau dengan merubah cara
menggunakan uang. Kalau itu Anda biarkan, maka bukan tidak mungkin Anda akan
masuk golongan 80% profesional berpenghasilan besar yang jatuh miskin di usia
tuanya.
*CASFLOW QUADRANT*
Dalam bukunya yg sangat terkenal yaitu Cashflow Quadrant,
Robert T Kiyosaki mengatakan bahwa ada 4
cara kita mendapatkan nafkah. Ke empat cara itu disebut sebagai Cashflow
Quadrant. Ke 4 kuadran ini sangat berbeda karakter nya. Sehingga jika seseorang
di kuadran yang satu mencoba melakukan sesuatu yang menjadi keahlian kuadran yg
lain, biasanya gagal.
Ke 4 Kuadran itu adalah :
Kuadran *E* (Employee atau pegawai). Ini adalah kuadran
dimana kita bekerja kepada pihak lain. Entah perorangan atau perusahaan. Kita
hidup dari gaji rutin. Karakter orang yang di kuadran ini adalah TAKUT. Mereka
takut dipecat sehingga main aman, takut mengambil resiko, takut melakukan
kesalahan dsb. Banyak mantan direksi perusahaan besar yang setelah pensiun
mencoba berbisnis sendiri dengan bekerjasama dengan orang lain. Sebagian besar
gagal dan menghabiskan uang pesangonnya, karena bekerja sama dengan orang lain
bukanlah karakter mereka, itu karakter kuadran *B* dan *I*.
Kuadran *E* adalah tempat orang mencari keamanan pekerjaan.
Padahal justru disini yang paling tidak aman. Jika ada perubahan ekonomi,
korban pertama selalu orang di kuadran E.
Dalam situasi yang sulit, hal pertama yang dilakukan
perusahaan adalah penghematan. Artinya melakukan pengurangan pegawai.
Kuadran *E* isinya kerja keras, tidak punya kebebasan waktu
dan tidak aman.
Kuadran *S* (Self Employed seperti dokter, pengacara,
pemilik restoran, pemilik toko. Yaitu profesional dan pengusaha kecil). Mereka
adalah orang yang bekerja kepada dirinya sendiri. Karakter mereka adalah tidak
percaya orang lain mengerjakan sebaik mereka. Akibatnya sama, jika bekerjasama
dengan orang lain seringkali mendapat mitra dengan kemampuan rendah sesuai dg
karakter nya yg ingin menjadi nomor satu di bidangnya. Bisnis kerjasamanya
gagal krn pihak sana kemampuannya rendah. Akhirnya ke dua belah pihak merasa
saling ditipu.
Di kuadran S variasi penghasilannya lebar, mulai profesional
dan pelaku bisnis berpenghasilan sangat besar sampai sangat kecil. Tetapi
biasanya memiliki hutang banyak dan selalu kekurangan uang. Karena uang mudah
dicari, maka mudah pula dikeluarkan.
Kuadran *B* yaitu Business owner atau pemilik bisnis. Disini
kita memiliki sistem dan orang orang bekerja ke kita. Bedanya dengan kuadran S,
bisnis kuadran B bisa ditinggal karena sudah autopilot. Karakter orangnya
sangat percaya bahwa orang lain itu banyak yg lebih baik dari mereka, jadi
percayakan saja pada ahlinya. Mereka juga sabar menunggu hasil, berbeda dengan
kuadran E dan S yang kurang sabar menunggu hasil.
Sifat kerja disini ringan, punya banyak waktu luang dan
hasilnya stabil.
Kuadran I atau Investor. Disini uang yang bekerja untuk
kita. Umumnya memiliki banyak uang dan tidak memiliki hutang. Khususnya hutang
buruk yaitu hutang konsumtif.
Kuadran *E* dan *S* disebut KUADRAN KIRI. 95% orang berada
disini, tetapi uang yang diperebutkan hanya 5% dari uang yg ada di dunia.
Karena itu mereka harus bekerja keras terus dan sifatnya bergantian. Ada
pensiun, ada PHK. Apapunbyang dibangun oleh orang kuadran *E* dan *S* hanya
akan berhenti pada dirinya. Apakah itu karir, relasi, jaringan atau apapun.
Berhenti hanya di kita.
Kuadran *B* dan *I* disebut
KUADRAN KANAN. Jumlah orangnya hanya 5% tetapi menguasai 95% uang di
dunia. Disini tidak ada pensiun. Apa yang sudah mereka bangun, bisa diwariskan
atau diteruskan oleh keturunannya. Sehingga menjadi semakin besar dan besar.
*GRAFIK PENGHASILAN AKTIF DAN PASIF*
Penghasilan aktif mengikuti pola linier atau garis lurus.
Rumusnya berdasarkan penambahan. Jika gaji saya 5 jita sebulan, maka bulan
depan dapat 5 juta dan setahun 60 juta.
Sejak mulai bekerja kita sudah mendapatkan penghasilan. Akan naik terus sampai
usia tertentu, kemudian mulai stagnan. Jika pada usia 40 tahin Anda belum
mencapai puncak karier di bidang Anda. Berarti Anda tidak akan sampai puncak.
Kemudian PASTI TURUN karena tua, sakit, PHK, bangkrut atau apapun. Setelah
pensiun, biasanya penghasilan kita tinggal 20% dari sebelumnya.
Kita bekerja untuk mendapatkan uang. Jika kita tidak
bekerja, maka kita juga tidak akan mendapatkan uang lagi.
Grafik penghasilan pasif bersifat eksponensial atau garis
melengkung keatas. Rumus yg dipakai adalah perkalian atau kelipatan. Mula mula
Anda tidak mendapatlan uang, malah mengeluarkan uang, karena sedang membangun
aset. Jack Ma selama 3 tahun pertama
mendirikan grup penjualan di Tiongkok yaitu Alibaba, tidak menerima
pemasukan karena pelayanannya gratis. Setelah aset Anda terbentuk barulah mulai
menerima uang. Uang itu digunakan untuk menambah aset sehingga penghasilannya
berlipat ganda.
Jika suatu saat kita tidak bisa lagi bekerja, maka aset yg
sudah terbentuk akan tetap menghasilkan uang untuk kita dan keluarga.
Jika kita diajak melakukan "bisnis kuadran kanan
/jaringan" tetapi kita langsung mendapatkan uang banyak di bulan bulan
awal. Hati hati ada jebakan batman disana karena itu tidak cocok dengan pola
atau profil membangun aset. Tetapi lebih cocok pola bekerja mencari uang.
Mungkin kita memang sedang membangun aset atau jaringan, tetapi itu aset atau
jaringan miliki pihak lain, bukan sepenuhnya milik kita. Sayangnya orang biasa
(miskin/gagal) lebih suka yang begini ini. Karena itu orang yg bisa kaya
tetaplah hanya sedikit.
Kemungkinan kedua, kita sedang berada di dalam money game. Bisa money game
sepenuhnya, dimana seluruh uang yang kita setor digunakan utk membayar mereka
yg masuk duluan. Dan bagian kita, menunggu orang yang menyetor kemudian. Atau
setengah money game, seperempat money game tergantung berapa persen uang masuk
kita dibagi bagi ke anggota lama. Sedang bagian yg lain digunakan untuk membeli
saham, menabung, investasi, membayar premi asuransi atau membeli produk.
Tergantung pada bungkusnya. Tetapi pembuat sistem dan penyelenggara tahu, yang
paling menarik orang kuadran kiri (lihat cashflow quadrant) adalah bagian money
game nya yang cepat menghasilkan uang.
Ingat di dunia keuangan tidak ada keajaiban. Jika ada, itu
sebenarnya hanya tipu tipu.
*HIDUP ADALAH PENIRUAN.*
Saat ini kita menulis dari kiri ke kanan dengan huruf latin
yg bisa kita baca, karena kita di Indonesia dan sejak kecil belajar menulis dengan
cara itu. Jika kita di Arab, maka menulisnya pasti dari kanan ke kiri dg
tulisan berkelak kelok yang tidak semua orang bisa membacanya. Kalau di Jepang
pasti dari atas ke bawah dengan tulisan
yang sebagian besar orang juga tidak bisa membacanya.
Begitu juga dalam kebiasaan lain, kita ini cuma meniru.
Kalau nonton film kita makan berondong jagung karena meniru kebiasaan di film
film Amerika. Kalau kita di India pasti membawa sejenis pastel. Di Korea
cemilan nonton bioskop atau tv biasanya ceker ayam. Ya benar. . . . masakan
dengan ceker ayam.
Bagaimana dalam mendapatkan nafkah ?
Dalam mendapatkan nafkah, sayangnya kita meniru cara yg
sudah terbukti tidak bisa membuat seseorang menjadi kaya. Yaitu BEKERJA MENCARI
UANG. Penghasilannya disebut sebagai penghasilan aktif dan sering dikatakan
sebagai uang yang salah. Itulah yang kita tiru selama belasan mungkin puluhan
tahun. Kemudian kita heran kok semakin lama bukannya semakin santai tetapi
justru bekerja semakin keras dg gaya hidup yang tetap begitu begitu saja.
Kenaikan penghasilan kita seringkali kalah dengan laju inflasi.
Sementara ada sebagian kecil masyarakat melakukan hal yg
berbeda dalam mendapatkan nafkah yaitu BEKERJA MEMBANGUN ASET. Jika kita
menginginkan menjadi orang kaya sejati, punya uang dan waktu yg cukup untuk
melakukan apapun yg kita inginkan dan kapanpun kita mau.
Mau tidak mau kita ya harus meniru sebagian kecil masyarakat
yg menguasai sebagian besar kekayaan dunia itu. Yaitu BEKERJA MEMBANGUN ASET
dan mendapatkan penghasilan pasif atau uang yang benar. Kalau kita ingin bisa
jauh lebih santai dan bisa memikirkan hal hal lain selain mencari nafkah.
Sayangnya, dalam hal keuangan, sama dengan sex, agama, dan
politik. Kita semata mata berpikir hanya dengan pikiran bawah sadar. Logika hanya
membuat kita bertanya tanya sebentar. Setelah itu kita akan dikuasai pikiran
bawah sadar. Melakukan hal hal yang sudah biasa kita lakukan. Membutuhkan
keputusan yang kuat dan lingkungan yang benar serta bantuan orang yang kita
pandang memiliki otorita ke kita untuk mengubah program yang 95% menyebabkan
kita bertambah miskin ini. Itulah perlunya mentor yang kita patuhi (sumber: grup trained enterpreneur).