Cari Blog Ini

Jumat, 04 Mei 2012

MUSCAB FLP CIPUTAT: SEBUAH LANGKAH BARU


MUSCAB FLP CIPUTAT: SEBUAH LANGKAH BARU


Pada hari Ahad, 29 Aprl 2012, bertempat di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten digelar Musyawarah Cabang (Muscab) FLP Ciputat. Ketua terpilih, Lia Kurniawati mengalahkan dua pesaing beratnya yaitu, Agus Salim dan Muttaqin. Lia yang merupakan ketua ke-8 adalah pemimpin perempuan ketiga di Ciputat setelah Azizah dan Lina Marlina. Acara berlangsung dari jam 09.00 – 16.00 itu berlangsung lancar dan penuh keakraban. Bahkan, peserta sempat disuguhi hiburan Stand-Up Comedy yang pernah tampil di Metro-TV.

FLP Ciputat sendiri mempunyai dua keunikan yang (mungkin) tidak dimiliki oleh FLP lain di jagad raya ini. (1) walau FLP-nya setingkat kecamatan, tapi statusnya adalah FLP cabang; (2) masa kepengurusannya hanya 1 tahun.

Barangkali bagi FLP di luar Jabodetabek atau bahkan di luar Jawa, FLP Ciputat belum begitu dikenal. Padahal, kiprah, kegiatan, dan prestasinya tak bisa dipandang sebelah mata; kalau tak boleh disebut luar biasa.

Pertama, segi organisasi. Boleh dikata, organisasnya cukup tertib dan solid. Maklum, dengan basis anggota yang nyaris homogen (mahasiswa UIN), mereka sudah sangat berpengalaman dalam hal berorganisasi, bahkan tidak sedikit yang terjun di banyak organisasi baik di kampus maupun di masyarakat.

Kedua, segi karya. Mungkin ini yang sering luput dari perhatian banyak orang. Karya-karya yang dihasilkan FLP Ciputat sangat banyak jumlahnya dan beragam. Mulai dari yang menulis opini di surat kabar nasional tiap minggunya, ada yang sudah menerbitkan puluhan judul buku, juga berbagai karya lainnya dalam bentuk naskah skenario, esai, resensi, artikel, puisi dan lain-lain; serta berbagai prestasi di bidang kepenulisan lainnya baik di tingkat lokal maupun nasional.

Ketiga, segi kaderisasi. Bidang ini pula yang menjadi andalan FLP yang punya markas besar di Gd. Baitun Najwa, Jl. Pesanggrahan No. 36A, Ciputat, Banten ini. Salah satu bentuk kaderisasi adalah apa yang disebut sebagai “peminatan”. Setiap anggota baru yang telah mengikuti pelatihan dasar kepenulisan, kemudian akan dikelompokkan dalam kelas-kelas tertentu sesuai dengan minat masing-masing baik fiksi maupun nonfiksi, dan mereka akan mendapat mentor/narasumber khusus selama jangka waktu tertentu.  Selain itu, untuk menunjang proses kaderisasi, dalam struktur organsisasinya, FLP Ciputat juga membentuk semacam “kementerian”, seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pemberdayaan, Menteri Kepustakaan, Menteri Komunikasi dan Informasi dan Badan Usaha Milik FLP, serta dibantu Manajer Tim Kreatif.

Sekalipun demikian, kami juga tidak bisa menutup mata bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh FLP Ciputat ke depan.
Itulah tiga dari banyak hal yang dimiliki FLP Ciputat yang dapat diungkapkan di sini. Harapan kami ke depan dari pengurus FLP Wilayah, semua cabang yang berada di bawah naungan FLP Wilayah bisa maju dan menjadi yang terbaik, tentu dengan keunikan dan kekhasan dari masing-masing cabang.

***

Muscab ini juga dihadiri oleh beberapa pengurus dari FLP Wilayah Jakarta Raya dan beberapa utusan dari FLP cabang yang berada di bawah naungan FLP Wilayah. Di luar forum, kami pun melanjutkan diskusi terkait FLP hingga hampir tengah malam.
Kami berbicara dan berdiskusi banyak hal; mulai dari kegiatan-kegiatan cabang dan wilayah, evaluasi, perkembangan dan isu-isu terkini FLP, urun-rembug bagaimana agar FLP menjadi “lebih baik”, serta yang tak kalah menarik adalah menyinggung soal “strategic plan 2013”. J

Akhirnya, selamat kepada Lia Kurniawati sebagai ketua terpilih FLP Ciputat 2012-2013. Semoga bisa membawa perubahan dan pembaharuan.

Trimanto Ngaderi,
Humas FLPW Jkt Raya



Senin, 23 Januari 2012

WRITING CAMP FLP WILAYAH JKT RAYA

WRITING CAMP FLP WILAYAH JKT RAYA, 25-26 FEB 2012, GRAHA WISATA RAGUNAN, JAKSEL

CATATAN MATERI ASMA NADIA PADA STUDIUM GENERAL FLP JAKARTA


CATATAN MATERI ASMA NADIA PADA STUDIUM GENERAL FLP JAKARTA

1)      Menulis adalah keterampilan bukan bakat, oleh karena itu bisa dipelajari oleh siapapun. Persentase bakat sangat kecil sekali, kurang dari 10%. Untuk itu, dalam menulis dibutuhkan niat yang kuat, motivasi, ketekunan, kesabaran dan juga pengorbanan.
2)      Motivasi menulis bukan berasal dari siapapun atau berasal dari luar diri kita. Motivasi yang sesungguhnya berasal dari dalam diri kita sendiri. Kitalah yang harus mencari dan menemukannya. Para penulis lain hanya berfungsi sebagai pemberi motivasi awal atau pemicu.
3)      Untuk mendapatkan ide, bisa dengan mewancarai orang atau tokoh-tokoh tertentu.
4)      Penulis adalah profesi yang paling sportif. Menjadi penulis tak perlu berpendidikan tinggi, tak perlu kaya, tak perlu modal, dan tak perlu prasyarat sebagaimana profesi-profesi lainnya.
5)      Dengan menulis, bisa memberikan persembahan kepada orang tua, yang dengannya orang tua menjadi bangga dan merasa bahagia.
6)      Dengan menulis, kita bisa belajar dan berbagi; dari siapa saja dan kepada siapa saja.
7)      Menulis berarti beramal jariyah. Jika tulisan kita bermanfaat dan bisa merubah perilaku orang lain, pahala akan terus mengalir.
8)        Bisa berbuat lebih banyak. Bisa menjadi pembicara, guru, mentor, pendakwah, pebisnis, dll.
9)      Membuat perpustakaan dalam rangka ikut mercerdaskan bangsa.
10)  Abadi bagi yang dicintai dan abadi bagi umat. Tulisan kita akan berumur lebih panjang dari usia kita.
11)  Berfungsi pula menghibur orang lain.
12)  Bisa jalan-jalan gratis ke seluruh pelosok Nusantara hingga ke berbagai penjuru dunia.
13)  Bisa terlibat dalam forum-forum internasional.
14)  Dan lain-lain.

Tips-tips menulis:
-          Membaca, membaca, membaca
-          Setiap pengalaman hidup adalah cerita
-          Apa yang terjadi hari ini tidak akan pernah terulang, untuk itu tuliskanlah.
-          Hal-hal yang sering kita anggap biasa bisa menjadi bahan tulisan dan penting.

Itulah sedikit catatan Studium General FLP Jakarta Angkatan ke-15, Museum Mandiri, 15 Januari 2012.

Trimanto,
Humas FLPW Jkt Raya