PEMBINAAN PESERTA
PKH DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Oleh: Trimanto B.
Ngaderi*)
Selain memperoleh bantuan berupa uang tunai, peserta PKH
juga mendapatkan pembinaan rutin lewat pertemuan kelompok. Ditinjau dari tujuan
program PKH yaitu menjadikan keluarga sejahtera. Pengertian keluarga sejahtera
di sini tidak sekedar meningkat secara ekonomi, seperti memiliki usaha sendiri,
penghasilan yang bertambah, rumah menjadi semakin bagus dan semacamnya. Tapi
juga dalam pengertian luas, sepertinya adanya perubahan sikap dan perilaku,
kebiasaan sehari-hari, tambah pengetahuan dan wawasan, memiliki ketrampilan
tertentu, dan lain-lain.
Untuk mewujudkan tujuan PKH dalam pengertian luas tersebut,
pendamping PKH setidaknya memiliki kemampuan dalam hal komunikasi persuasif. Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio, yang
berarti membujuk, mengajak atau merayu.
Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara
emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat
dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang
dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang
berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek
simpati dan empati seseorang dapat digugah.
Dari beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh
para ahli, tampak bahwa persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan
untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal
maupun nonverbal.
Komponen-komponen dalam persuasi meliputi bentuk dari
proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar
ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi
persuasi meliputi kejelasan tujuan, memikirkan secara cermat orang-orang yang
dihadapi, serta memilih strategi yang tepat, dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Kejelasan tujuan
Pendamping harus tahu terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai dalam
pembinaan kelompok. Dengan adanya kejelasan tujuan, pendamping akan mudah dalam
menyusun konsep, materi, maupun strategi yang akan dipakai.
2)
Audience oriented
Yaitu mempertimbangkan secara cermat orang-orang yang dihadapi. Hal ini
penting, karena kita mesti paham betul siapa audiens kita, pekerjaan, kebiasaan,
nilai yang dianut. Selain itu, sebisa mungkin KSM diperlakukan sebagai subyek
bukan obyek komunikasi. Maka, metode dialog, tanya-jawab, atau sarasehan.
3) Strategi yang tepat
Strategi yang dipilih harus sesuai dengan situasi dan kondisi KSM. Bagi
orang desa atau orang miskin, tidak perlu memakai teori yang rumit atau bahasa
yang muluk-muluk. Pakaialah pendekatan terhadap hal-hal yang sangat dekat
dengan kehidupan mereka, seperti strategi person to person,
kekeluargaan, problem solving, dan seterunya.
Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara
emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat
dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Kita harus
cermat menyampaikan gagasan-gagasan kita dengan simpel dan bahasa yang mudah
dimengerti agar pesan kita sampai dengan baik. Ide-ide yang bisa kita sampaikan
di antaranya tentang kerja keras, keuletan, kemandirian, dan harapan perubahan
hidup.
Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya
menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional
seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat
digugah. Kita bisa menunjukkan simpati kita terhadap kesusahan mereka,
kesulitan mereka. Sedangkan empati, sebisa mungkin kita pun merasakan
penderitaan mereka, kegetiran mereka.
Merubah Sikap dan Perilaku
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir
dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai, mempunyai daya
pendorong atau motivasi, relatif menetap, mengandung aspek evaluatif, dan sikap
timbul dari hasil pengalaman.
Karakteristik sikap adalah memiliki objek, memiliki arah,
derajat, dan intensitas, dapat dipelajari, dan bersifat stabil serta tahan
lama.
Ada tiga komponen sikap, yakni komponen kognitif, afektif,
dan konatif atau psikomotor. Komponen kognitif berkaitan dengan kepercayaan
tentang objek, ide dan konsep. Komponen afektif berkaitan dengan perasaan yang
menyangkut aspek emosional. Komponen konatif merupakan kecenderungan seseorang
untuk berperilaku.
Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Ada
tiga faktor utama yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang, yakni pengaruh
faal, kepribadian, dan faktor eksternal. Pengaruh faal berkaitan dengan aspek
biologis seseorang, sedangkan faktor kepribadian menyangkut perpaduan antara
mental dan neural. Pengaruh eksternal berkaitan dengan faktor lingkungan, baik
berupa situasi, pengalaman maupun hambatan untuk terbentuknya sikap.
Sikap merupakan aspek yang sangat strategis dalam kajian
persuasi. Konsep sikap sangat bermanfaat bagi persuader dalam memprediksi sikap
persuadee sehingga ia dapat melakukan komunikasinya secara efektif.
Merubah sikap dan perilaku KSM adalah pekerjaan terberat
pendamping. Misalnya merubah dari malas menjadi rajin, dari jorok menjadi
bersih, dari minder menjadi pemberani dan seterusnya. Terkait dengan hal ini,
akan dibahas secara khusus dalam tulisan berikutnya.
*) Pendamping Kec. Simo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu komentar Anda!