Cari Blog Ini

Minggu, 24 September 2017

Pembinaan Peserta PKH Dengan Pendekatan komunikasi Persuasif

PEMBINAAN PESERTA PKH DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Oleh: Trimanto B. Ngaderi*)


Selain memperoleh bantuan berupa uang tunai, peserta PKH juga mendapatkan pembinaan rutin lewat pertemuan kelompok. Ditinjau dari tujuan program PKH yaitu menjadikan keluarga sejahtera. Pengertian keluarga sejahtera di sini tidak sekedar meningkat secara ekonomi, seperti memiliki usaha sendiri, penghasilan yang bertambah, rumah menjadi semakin bagus dan semacamnya. Tapi juga dalam pengertian luas, sepertinya adanya perubahan sikap dan perilaku, kebiasaan sehari-hari, tambah pengetahuan dan wawasan, memiliki ketrampilan tertentu, dan lain-lain.

Untuk mewujudkan tujuan PKH dalam pengertian luas tersebut, pendamping PKH setidaknya memiliki kemampuan dalam hal komunikasi persuasif. Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio, yang berarti membujuk, mengajak atau merayu.

Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah.

Dari beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, tampak bahwa persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal.

Komponen-komponen dalam persuasi meliputi bentuk dari proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi persuasi meliputi kejelasan tujuan, memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi, serta memilih strategi yang tepat, dengan penjelasan sebagai berikut:

1)      Kejelasan tujuan
Pendamping harus tahu terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai dalam pembinaan kelompok. Dengan adanya kejelasan tujuan, pendamping akan mudah dalam menyusun konsep, materi, maupun strategi yang akan dipakai.

2)      Audience oriented
Yaitu mempertimbangkan secara cermat orang-orang yang dihadapi. Hal ini penting, karena kita mesti paham betul siapa audiens kita, pekerjaan, kebiasaan, nilai yang dianut. Selain itu, sebisa mungkin KSM diperlakukan sebagai subyek bukan obyek komunikasi. Maka, metode dialog, tanya-jawab, atau sarasehan. 

3)      Strategi yang tepat
Strategi yang dipilih harus sesuai dengan situasi dan kondisi KSM. Bagi orang desa atau orang miskin, tidak perlu memakai teori yang rumit atau bahasa yang muluk-muluk. Pakaialah pendekatan terhadap hal-hal yang sangat dekat dengan kehidupan mereka, seperti strategi person to person, kekeluargaan, problem solving, dan seterunya.

Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Kita harus cermat menyampaikan gagasan-gagasan kita dengan simpel dan bahasa yang mudah dimengerti agar pesan kita sampai dengan baik. Ide-ide yang bisa kita sampaikan di antaranya tentang kerja keras, keuletan, kemandirian, dan harapan perubahan hidup.

Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah. Kita bisa menunjukkan simpati kita terhadap kesusahan mereka, kesulitan mereka. Sedangkan empati, sebisa mungkin kita pun merasakan penderitaan mereka, kegetiran mereka. 

Merubah Sikap dan Perilaku
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai, mempunyai daya pendorong atau motivasi, relatif menetap, mengandung aspek evaluatif, dan sikap timbul dari hasil pengalaman.

Karakteristik sikap adalah memiliki objek, memiliki arah, derajat, dan intensitas, dapat dipelajari, dan bersifat stabil serta tahan lama.

Ada tiga komponen sikap, yakni komponen kognitif, afektif, dan konatif atau psikomotor. Komponen kognitif berkaitan dengan kepercayaan tentang objek, ide dan konsep. Komponen afektif berkaitan dengan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Komponen konatif merupakan kecenderungan seseorang untuk berperilaku.

Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang, yakni pengaruh faal, kepribadian, dan faktor eksternal. Pengaruh faal berkaitan dengan aspek biologis seseorang, sedangkan faktor kepribadian menyangkut perpaduan antara mental dan neural. Pengaruh eksternal berkaitan dengan faktor lingkungan, baik berupa situasi, pengalaman maupun hambatan untuk terbentuknya sikap.

Sikap merupakan aspek yang sangat strategis dalam kajian persuasi. Konsep sikap sangat bermanfaat bagi persuader dalam memprediksi sikap persuadee sehingga ia dapat melakukan komunikasinya secara efektif.

Merubah sikap dan perilaku KSM adalah pekerjaan terberat pendamping. Misalnya merubah dari malas menjadi rajin, dari jorok menjadi bersih, dari minder menjadi pemberani dan seterusnya. Terkait dengan hal ini, akan dibahas secara khusus dalam tulisan berikutnya.

*) Pendamping Kec. Simo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar Anda!