UNIVERSITAS TERBUKA:
INOVASI TIADA HENTI, PRESTASI TAK TERTANDINGI
Oleh:
Trimanto*)
Aku hanya
bisa terdiam. Beberapa saat lamanya. Pertanyaan, “Kamu kuliah di mana?” telah
membuatku tak berkutik. Antara menjawab dengan jujur, menjawab dengan tidak
jujur, atau tidak menjawabnya sama sekali.
Jika
menjawab dengan jujur, rasa minder dan tak percaya diri masih menggelayuti
relung hatiku. Jika menjawab tidak jujur, akan menimbulkan perasaan tidak
nyaman, bahkan memungkinkan adanya pertanyaan lanjutan. Dan jika tak
menjawabnya sama sekali, takut juga dianggap tidak menghormati orang lain. Ahhh...benar-benar
serba salah.
Bahkan,
jika terpaksa harus menjawab dengan jujur, kata “cuma” selalu disematkan
sebagai kata pembuka. “Cuma di UT”, yang kuucapkan dengan suara bergetar dan
kurang jelas. Kata “cuma” mengindikasikan ketidakberdayaan dan kerendahdirian.
Tidak
hanya itu, ketika melakukan aktivitas tertentu seperti pergi ke perpustakaan
atau mendaftar acara tertentu, yang mengharuskan menunjukkan kartu mahasiswa,
aku pun mengeluarkan kartu itu dengan perasaan enggan dan menekuk muka.
Citra
Universitas Terbuka (UT) http://www.ut.ac.id sebagai universitasnya para guru yang mau
ambil S1, kampusnya para orang tua, perguruan tinggi murahan, lulusannya tidak
berkualitas karena hanya belajar mandiri, dan berbagai label dan stigma negatif
lainnya; masih meracuni pikiran dan keyakinan sebagian besar warga negeri ini. Hal
inilah yang sedikit banyak telah mempengaruhi pola pikirku di masa-masa awal
kuliah di UT.
UT adalah Sang Juruselamat
Seiring
perjalanan waktu, kesadaran mulai muncul dari dalam diriku. Aku mulai berpikir
secara terbuka dan adil. Bagaimana jika orang yang bekerja tapi masih ingin
melanjutkan pendidikan tinggi; bagaimana jika orang yang telah tua (lanjut
usia) masih punya semangat belajar yang membara; bagaimana jika orang dari
keluarga tak mampu ingin meraih cita-citanya lewat pendidikan; dan bagaimana
pula orang yang berada di tempat terpencil atau tak terjangkau perguruan tinggi
masih ingin sekolah lagi.
Inilah
mengapa, UT melakukan sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan di Indonesia
yaitu mendirikan sebuah Unit Pembelajaran Jarak Jauh (UPBJJ) di setiap provinsi
dan perwakilan di luar negeri. Inovasi yang luar biasa. Diberi nama Universitas
Terbuka dengan motto “Making higher education open
for all”: terbuka bagi siapa saja dan segala usia, terbuka tanpa harus
hadir di kampus atau di kelas, terbuka untuk mendapatkan pendidikan dan gelar
sebagaimana kampus konvensional pada umumnya. Terbuka selebar-lebarnya tanpa
hambatan.
UT ( http://www.ut.ac.id ) berinovasi dengan memberi
kesempatan yang seluas-luasnya kepada siapa saja yang memiliki hambatan
tertentu untuk mengenyam pendidikan tinggi dan meraih cita-cita. Baik hambatan
usia, biaya, jarak, kesempatan, fisik, waktu dan sebagainya. Inovasi UT telah
mendobrak paradigma lama bahwa kuliah harus mahal, hadir di kelas, atau usia
muda.
UT adalah
sang juruselamat. Ya, itulah gelar yang paling cocok disematkan kepada inovator
pendidikan tersebut. Ia telah menyelamatkan ribuan-bahkan jutaan orang yang
memiliki keterbatasan tertentu dalam meraih pendidikan tinggi.
Berorientasi pada Prestasi
Meskipun
murah, tanpa harus tatap muka, atau belajar mandiri; bukan berarti UT dicap
sebagai perguruan tinggi sekedar mencari gelar, asal lulus, atau tak berkualitas.
UT juga mendorong para mahasiswanya untuk berprestasi baik secara akademis
maupun praktis.
Suasana belajar kelompok jurusan Ilmu komunikasi UT Surakarta |
Secara
akademis, tidak sedikit mahasiswa UT yang mendapat beasiswa karena IPK tinggi,
menang lomba karya tulis tingkat nasional, menerima penghargaan atas sebuah
karya tertentu, menjadi peserta program pertukaran pelajar nasional maupun
internasional, menjadi duta pendidikan, dan masih banyak lagi. Secara praktis,
prestasi dalam bidang olahraga, seni-budaya, penciptaan produk atau karya
kreasi tak terhitung lagi.
UT ( http://www.ut.ac.id ) terbukti tidak sekedar mencetak
sarjana asal sarjana, tapi sarjana yang berkualitas sekaligus berprestasi.
Kualitas dapat dilihat dari modul matakuliah standar PTN ditambah
prasarana-sarana belajar penunjang dan media belajar lainnya, sistem online
yang terintegrasi (registasi, tutorial online, sistem ujian online, tugas
mandiri online, diskusi dan tatap muka), kuliah Tutorial Tatap Muka (TTM), dan
kantor UPBJJ di setiap ibukota provinsi dan kota tertentu. Sedangkan untuk
menuju prestasi, diadakannya kegiatan dan event internal UT (olahraga,
seni-budaya), pembinaan kewirausahaan, pembinaan UKM, lomba tingkat fakultas
dan universitas, serta bekerjasama dengan pihak pemerintah, swasta, perusahaan,
maupun PTN lainnya baik dalam maupun luar negeri. Salah
satu contoh mahasiswa UT yang berprestasi dapat dilihat di http://www.ut.ac.id/profil/841-jangan-pernah-menyerah-sebelum-mencoba.html
Perguruan Tinggi Masa Depan
Kalau
selama ini UT menjadi tempat kuliah orang “kepepet”, memiliki hambatan
tertentu, atau alternatif terakhir jika tidak diterima di PTN, maka bisa jadi
suatu saat nanti justeru UT menjadi pilihan utama.
Kampus UT ( http://www.ut.ac.id ) yang selama ini hanya sebagai
tempat registrasi, ambil kartu ujian, atau tempat informasi dan konsultasi;
suatu saat nanti bisa membangun gedung untuk ruang kuliah maupun tempat ujian.
Selain itu, dengan semakin susahnya masuk PTN (persaingan tinggi) dan semakin
mahalnya biaya pendidikan, maka boleh jadi UT menjadi pilihan yang layak
diperhitungkan.
Dengan
prasarana-sarana pendidikan yang cukup memadai, lulusan yang berkualitas dan
berprestasi, dan UT sendiri memiliki peringkat tinggi di tingkat nasional maupun
internasional; bukan mustahil suatu masa nanti UT menjadi kampus idaman-kampus
harapan tuk meraih masa depan yang gilang-gemilang.
*) Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka
(Tulisan ini dibuat
untuk mengikuti lomba blog dari Univeristas Terbuka dalam rangka memperingati
HUT Universitas Terbuka ke-30. Tulisan adalah hasil karya sendiri dan TIDAK merupakan
jiplakan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu komentar Anda!