Cari Blog Ini

Rabu, 31 Juli 2024

Malaysia Seri 7 Diusir Pedagang India

 

MALAYSIA SERI 7 DIUSIR PEDAGANG INDIA

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Mumpung pergi ke luar negeri, maunya sih ingin memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Namun apalah daya. Kegiatannya amat sangat padat. Dimulai dari usai shalat Subuh, langsung sarapan pagi, kemudian dilanjutkan dengan agenda yang sudah terjadwal. Pulang sudah hampir tengah malam sekitar jam 10-11 malam.

Nyaris tak ada waktu tersisa. Ingin sekali jalan-jalan menikmati suasana malam di kota Kuala Lumpur, Malaka, dan Johor Bahru. Tahu sendirilah, sepanjang hari hingga malam berkegiatan dan menempuh perjalanan jauh via darat tentu sangatlah capek. Pinginnya cepat-cepat beristirahat (tidur). Jangankan jalan-jalan, terkadang mau mandi pun rasanya malas, walau badan kotor dan bau keringat.

 

Jalan-jalan Pagi

Walaupun usai shalat Subuh diminta langsung menuju tempat sarapan, suatu pagi aku menyempatkan diri jalan-jalan di sekitar hotel. Menikmati suasana jalan raya sembari melihat gedung-gedung pencakar langit dan orang-orang yang berlalu lalang.

Sepagi itu, toko-toko banyak yang masih tutup. Hanya ada beberapa warung makan yang sudah buka. Hingga aku menemukan sebuah toko kelontong kecil yang di depannya menjual surat kabar. Aku tertarik dan mendatangi tersebut. Penasaran juga dengan koran di Malaysia itu seperti apa. “Biar pun agak mahal, biarlah akan aku beli” batinku sembari melangkahkan kaki menuju tempat koran dipajang. Secara aku memang suka membaca.

Sekilas aku melihat koran dalam bahasa Melayu, Inggris, dan India. Aku makin penasaran dan memegang-megang koran tersebut untuk melihat apa isi beritanya.

Baru beberapa detik menyentuh koran, si pedagang yang berperawakan India keluar dari toko dan berkata, “Mau beli apa?” tanyanya terkesan ketus dan tanpa senyuman.

“Saya lihat-lihat dulu ya”, jawabku singkat.

“Kalau tidak beli, tidak boleh dipegang-pegang!” serunya dengan nada mengusir.

“Hah…???”

Spontan aku terkejut. Membelalakkan mata dan mulut terbuka. Hampir saja koran yang aku pegang terjatuh dari genggaman.

Tanpa berpikir panjang, aku meminta maaf dan bergegas pergi.

 

                                            sumber gambar https://titipku.com

Di Mana Customer Satisfaction?

Namanya pedagang, setahu saya akan berusaha bagaimana calon pelanggan mau membeli dagangan kita. Sebisa mungkin kita bersikap ramah, murah senyum, proaktif, dan melayani dengan sepenuh hati. Termasuk berusaha meyakinkan calon customer agar mengambil keputusan untuk membeli produk kita. Akan lebih baik lagi jika kita dapat membuat pelanggan kita merasa puas baik dengan produk yang ia beli maupun dengan pelayanan yang kita berikan, sehingga ia akan datang dan membeli lagi (repeat order).

Makanya, kalau punya karakter yang tidak ramah, susah tersenyum, dan tidak bisa melayani; sebaiknya lupakan untuk menjadi pedagang. Orang seperti ini cocoknya menjadi TNI, polisi, atau satpam, hehe…

Habis bukannya membuat orang tertarik dan mendekat, malah pergi ketakutan. Bahkan trauma.


(Tunggu seri berikutnya ya...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar Anda!