KEDAI MOTOSIKAL
Inilah kali pertama aku mengunjungi negara
Malaysia. Meskipun masih dalam kategori negeri serumpun, dalam arti memiliki
banyak persamaan dalam hal budaya dan bahasa, ternyata aku menjumpai pula
banyak perbedaan-perbedaan. Sehingga saya memaknai serumpun sebagai satu akar
atau satu hulu. Namun dalam perjalanan waktu, muncullah cabang-cabang baru yang
tentu saja akan berbeda dengan induknya.
Salah satu yang aku amati ketika tiba di Kuala
Lumpur adalah suasana jalan raya. Aku perhatikan dengan cermat dan teliti, aku
temukan fakta bahwa kendaraan roda dua di jalanan Malaysia amat sangat sedikit.
Jarang sekali aku melihat sepeda motor berlalu-lalang di jalan raya. Bandingkan
dengan kondisi jalan raya di Jakarta, atau kota-kota besar lainnya di
Indonesia.
Fakta berikutnya adalah mayoritas sepeda
motornya adalah model gigi. Aku cukup kesulitan untuk menemukan sepeda motor
model automatic (matic). Uniknya lagi, di sana sepeda motor
diperbolehkan masuk ke jalan tol, tidak hanya jalan tol tertentu saja,
sepertinya jalan tol di seluruh negara. Coba bayangkan, seandainya di Jakarta
sepeda motor diperbolehkan masuk ke jalan tol, alangkah macetnya! Wong jalan
tol hanya khusus untuk mobil saja macetnya minta ampun, iya to.
Lantas, kalau mereka kurang suka memakai sepeda
motor, apa mereka lebih suka memakai mobil?
Wah, kurang tahu juga ya. Aku tidak tahu persis
faktor penyebabnya. Sekiranya mereka lebih cenderung memakai mobil, tapi ngomong-ngomong
jalanan di sana kok tidak macet ya. Lancar-lancar saja tuh.
Satu lagi yang unik adalah sepeda motor di Malaysia tidak menggunakan plat di depan. Sepertinya cukup pakai stiker atau di semprot cat pilog. Perhatikan foto berikut:
Dok. pribadi_trimanto b ngaderi
Di sisi lain, aku sempat juga melihat beberapa
sepeda motor Grab, tapi bukan membawa penumpang manusia, melainkan Grab khusus
barang pesanan.
Kembali ke judul yang aku pakai dalam tulisan
ini “Kedai Motosikal”. Kedai itu berarti toko, sedangkan motosikal itu sepeda
motor (berasal dari bahasa Inggris motorcycle). Kalau di kita, kedai itu
lebih kepada warung makanan atau minuman kan?
Itu dulu ya sedikit cerita dari aku. Pantau terus
blog ini karena untuk negara Malaysia, rencananya aku akan membuat sebanyak 30
judul tulisan.
Sampai ketemu di catatanku berikutnya ya, bye!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu komentar Anda!