Cari Blog Ini

Sabtu, 20 Juli 2024

Malaysia Seri 3 Negeri Kelapa Sawit

 

MALAYSIA SERI 3 NEGERI KELAPA SAWIT

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Aku cukup terkejut ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Awalnya aku mengira akan melihat kawasan perkotaan dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Justeru, di sekeliling bandara sejauh mata memandang, yang tampak adalah perkebunan kelapa sawit. Barangkali dulunya lokasi ini adalah bekas perkebunan kelapa sawit.

Dari bandara, perjalanan dilanjutkan menuju ke kota tua Malaka dengan kendaraan darat (bus). Perjalanan selama sekitar dua jam, pemandangan di kanan dan kiri jalan yang aku lihat adalah perkebunan kelapa sawit. Bahkan, nyaris tak menemukan perkampungan penduduk.

Meskipun terasa capek dan mengantuk, aku mencoba untuk menahannya. Aku tak ingin melewatkan kesempatan langka ini agar bisa melihat dengan cermat dan teliti suasana negeri jiran. Selama memandang dari balik jendela kaca, yang sedari tadi aku cari-cari adalah areal persawahan. Hingga mata ini sampai tak berkedip barang sedetik pun, aku tak menemukan yang aku cari hingga tiba di Malaka.

Demikian halnya ketika perjalanan berlanjut dari Malaka menuju Johor Bahru. Dua bola mata ini dimanjakan dengan pohon dari keluarga pinang-pinangan ini.

 

                                    sumber gambar https://voaindonesia.com

Dari Kuala Lumpur ke Perbatasan Thailand

Agak sedikit berbeda dengan jalur dari KLIA menuju Malaka hingga ke Johor Bahru. Dari Kuala Lumpur menuju Bukit Kayu Hitam Border di Negeri Kedah, yang merupakan perbatasan negara Malaysia dan Thailand, pemandangan yang aku lihat agak sedikit berbeda.

Perjalanan kami tempuh sekitar 6 jam. Sekalipun masih didominasi oleh pemandangan perkebunan kelapa sawit, terkadang aku melihat pula perkebunan karet (Malaysia=getah). Termasuk melihat beberapa perkampungan penduduk. Nah, ketika sampai di Negeri Penang, di sinilah aku baru melihat pemandangan areal persawahan, walau tak seluas areal persawahan di Pulau Jawa. Aku juga melihat beberapa tanaman lain seperti kelapa, nangka, jati, rambutan, pisang, dll.

Menurutku, mungkin karena Penang lokasinya di tepi pantai dengan dataran rendah yang rata, maka banyak yang menanam padi. Berbeda dengan wilayah Malaysia lainnya yang didominasi oleh dataran tinggi (bergunung-gunung, pegunungan) sehingga memang lebih cocok untuk tanaman perkebunan daripada tanaman padi dan palawija.

Penghasil Kelapa Sawit Terbesar Kedua di Dunia

Mayoritas tanah di negara Malaysia ditanami kelapa sawit, sehingga ia menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Sime Darby Plantation merupakan perusahaan kelapa sawit raksasa di Malaysia. Pada 2023, luas kebun kelapa sawit di Malaysia sebesar 5,67 hektar (Lembaga Minyak Sawit Malaysia). Yang lebih mengejutkan lagi adalah 23% perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah milik perusahaan Malaysia lho! (2022).

Itulah mengapa banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di perkebunan kelapa sawit di Malaysia. Gaji rata-rata PMI di kebun kelapa sawit berkisar antara 1.500 hingga 1.800 Ringgit atau setara 5 – 5,8 juta Rupiah. Mungkin cukup besar untuk ukuran di Indonesia (terutama di Jawa), namun biaya hidup di Malaysia ternyata lebih tinggi dibanding di Indonesia. Jika tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, gaji yang terlihat besar tidak akan ada sisanya alias tidak punya tabungan.

Aku sendiri pernah melihat perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatera, tepatnya di wilayah Provinsi Jambi, saat perjalanan darat dari Jakarta menuju Sumatera Utara. Kalau di Pulau Jawa setahuku tidak ada perkebunan kelapa sawit, yang ada minyak goreng dari kelapa sawit, hehe…

*****

Perjalanan panjang dengan pemandangan yang didominasi oleh perkebunan kelapa sawit bisa jadi sebuah pengalaman yang mengasyikkan, sekaligus menjemukan.

 

(Sampai ketemu lagi di Malaysia Seri 4 ya...)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar Anda!