Cari Blog Ini

Minggu, 14 Juli 2024

Malaysia Seri 2 Gara-Gara Lupa Membawa Ringgit

 MALAYSIA SERI 2 GARA-GARA LUPA BAWA RINGGIT

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Membawa uang memang penting, terutama di saat sedang bepergian. Apalagi ketika sedang berada di negara lain. Jangan sampai lupa membawa uang yang sesuai dengan mata uang negara setempat. Tentu tidak ada gunanya jika yang kita bawa itu uang Rupiah, meskipun kita membawa dalam jumlah yang banyak. Kecuali, memang ada beberapa toko yang mau menerima pembayaran dengan uang Rupiah (sudah barang tentu dengan nilai kurs yang lebih rendah).

Bagaimana jadinya kalau kita benar-benar lupa membawa mata uang asing?

Hal ini terjadi pada teman saya. Ketika sedang di sebuah Rest Area dalam perjalanan menuju Thailand dan ia hendak membeli bakpao, ternyata ia lupa membawa uang Ringgit. Secara dia memang lagi pingin banget makan bakpao, ia memberanikan diri mendatangi toko, siapa tahu penjualnya mau menerima uang Rupiah.

“Eh niatnya mau beli, malah dikasih”, ujarnya terlihat sumringah sekembali dari toko tersebut.

Sejurus kemudian, ia membuka kotak berisi beberapa buah bakpao.

“Enak juga ya…”, gumamnya sedikit nyengir (ya iyalah, gretong gicu loch!)

Dia pun menawari saya. Saya ambil satu dan memakannya. Bener juga, enak, hehe….. 😊

 

Hal tersebut dialami pula oleh teman saya yang lain. Ketika hendak membeli air mineral di dekat St. Paul Melaka, dia memberikan uang MYR50. Sedangkan harga 2 botol air mineral sebesar MYR2,5. Karena penjual sedang tidak punya uang kembalian, penjual itu memberikan air mineral tadi secara cuma-cuma.

Cerita Serupa

Sebelum peristiwa ini, kejadian serupa juga terjadi di sebuah masjid di Singapura sepulang dari Global Universal Studio. Takmir masjid membagi-bagikan snack berupa krupuk. Saya termasuk yang mendapat bagian.

Nah, ada salah satu peserta Tour Aksara 2024 yang mendengar perihal bagi-bagi krupuk tadi. Lalu ia menemui takmir, barangkali masih ada stok krupuk yang akan disedekahkan. Namun, apa hendak dikata, semua krupuk telah habis dibagikan. Kecuali krupuk yang berada di etalase, namun harus membeli seharga SGD2.

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Bak malaikat dari surga, si takmir tadi memberi peserta tersebut uang SGD2 untuk membeli snack yang ada di etalase dan menaruh uangnya di tempat yang telah disediakan. Hmmm… kalau sudah jodoh takkan ke mana, eh maksudnya rejeki, hehe…

Sebagai informasi tambahan, snack yang dijual seharga SGD2 itu adalah kripik singkong, cuma dalam ukuran kecil. Setara ukuran plastik ¼ kg. Kalau di Jawa tempatku, snack seperti itu harganya hanya 5 ribu, itupun susah lakunya. Di Singapura harganya SGD2 = Rp 24.000,-.

 

Hikmah Cerita

Ini hanya pendapat saya pribadi lho ya. Orang-orang Malaysia dan Melayu pada umumnya adalah penganut agama Islam. Menurut iman yang diyakininya, bersedekah adalah sebuah amal yang mulia, terlebih memberi kepada orang yang sedang dalam perjalanan (musafir). Apalagi jika mereka adalah seorang pedagang, dengan bersedekah tentu akan berdampak positif terhadap bisnisnya. Usahanya akan mendapatkan keuntungan dan menuai keberkahan.

Terlepas dari faktor agama, secara universal, perihal memberi adalah sebuah kebaikan bagi manusia terhadap sesama. Memberi adalah fitrah tanpa memandang agama dan kepercayaan, ras, suku, warna kulit, adat-istiadat, dan sebagainya.

 

*****

Apakah kedua peristiwa di atas adalah sebuah kebetulan (coincidence)?

Menurut saya pribadi, tidak ada peristiwa kebetulan di dunia ini. Segalanya telah ada dalam perencanaan Tuhan. Bahkan, bisa jadi kita juga telah merencanakannya jauh hari sebelum itu.

 

Sampai ketemu di Seri 3 ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar Anda!