MALAYSIA
SERI 4 SERUMPUN TAPI TAK SERUPA
Oleh:
Trimanto B. Ngaderi
Berawal
dari aku hendak mencari toilet ketika berada di Malaka River Cruise. Aku sudah
beberapa saat lamanya menahan Buang Air Kecil (BAK). Tengok kanan-kiri, tengok
sana-sini belum jua menemukan toilet. Semakin
lama semakin tak tertahan. Aku menjadi cemas dan panik. Duh, bagaimana ini?
Di
tengah-tengah kegalauan yang mendera, tak sengaja mataku menatap sebuah
bangunan bertuliskan “Tandas Awam”. Aku penasaran dan mencoba mendekat. Setelah
melongok ke dalam, “Nah, ini dia!” seruku bergembira.
*****
Konon,
negara-negara di Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia, Singapura, dan
Brunei Darussalam disebut sebagai “negeri serumpun”. Dalam pengertian bahwa
memiliki asal-usul yang sama atau nenek-moyang yang sama. Dengan demikian,
mempunyai banyak persamaan dalam hal bahasa, adat-istiadat, budaya, dan
sebagainya.
Di antara
persamaan itu yang paling menonjol adalah perihal bahasa. Keempat negara
tersebut secara umum menggunakan bahasa Melayu sehingga disebut juga rumpun
Melayu. Jadi, apabila salah satu negara ingin bepergian ke tiga negara lainnya
tidak akan mengalami kesulitan dalam hal komunikasi.
Selain
kawasan Asia Tenggara disebut sebagai negeri serumpun, kawasan ini disebut pula
sebagai “Nusantara”. Walapun kata Nusantara saat ini lebih berkonotasi kepada
negara Indonesia, di masa lalu yang disebut Nusantara wilayahnya meliputi
kawasan Asia Tenggara. Hal ini mengacu kepada wilayah kekuasaan Sriwijaya
maupun Majapahit yang mencapai wilayah Thailand, Kamboja, dan hingga Filipina.
*****
Sekalipun
termasuk rumpun Melayu, antara Indonesia dan Malaysia memiliki banyak perbedaan
dalam hal bahasa, cara pengucapan kata, atau arti sebuah kata. Satu kata yang
sama bisa memiliki makna yang berbeda antara di Indonesia dan di Malaysia. Di
sisi lain, karena dulu pernah dijajah oleh Inggris, sedikit-banyak mempengaruhi
bahasa di sana.
Termasuk
cara orang Malaysia menulis atau mengucapkan bahasa serapan. Misalnya zone
menjadi zon, immigration menjadi imigresyen, university menjadi universiti,
capacity menjadi kapasiti, motorcycle menjadi motosikal, dan
masih banyak lagi.
Sebagai perbandingan,
rumpun bahasa Jawa pun beragam. Ada Jawa versi Mataram (Surakarta, Yogyakarta),
Jawa ngapak (Jawa Tengah bagian barat), Jawa Pantura, Jawa ala
Jawatimuran. Mereka memiliki aksen dan dialeknya masing-masing.
Begitulah,
dalam perjalanan waktu dan tempat yang berbeda, sebuah bahasa dari induk yang
sama akan mengalami perubahan, pergeseran, atau bahkan penyimpangan. Ibarat
sebuah induk pohon, cabang dan ranting yang tumbuh tentu tidak akan sama persis
dengan induknya. Ibarat sebuah sungai, kondisi di hilir tidak akan serupa lagi
dengan di hulu.
Berikut
beberapa contoh kata atau kalimat yang perlu kita ketahui apabila pergi ke
Malaysia.
1. Tandas awam = toilet umum;
2. Perkhidmatan kecemasan = rumah sakit IGD;
3. Jimat elektrik = hemat listrik;
4. Cabutan bertuah = undian berhadiah;
5. Laluan sehala = jalan searah;
6. Agency nombor ramalan = toko lotere/judi;
7. Penat beratur = capek mengantri;
8. Getah = karet;
9. Bus persiaran = bus pariwisata;
10. Dan lain-lain
(Silakan
ditunggu seri selanjutnya ya!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu komentar Anda!