MALAYSIA
SERI 12 BANYAKNYA PEREMPUAN MENYETIR MOBIL PRIBADI
Oleh: Trimanto B.
Ngaderi
Saat sedang
berjalan-jalan santai menyusuri jalanan di Kuala Lumpur, sejenak saya mengamati
mobil-mobil yang berlalu-lalang. Saya mendapati bahwa cukup banyak para
pengemudinya dari kaum hawa. Rata-rata mereka sendirian di dalam mobil. Waktu itu
di pagi hari, sepertinya mereka akan berangkat ke kantor.
Mungkin kita mengira
bahwa kesetaraan gender telah berlaku dengan baik di sana. Bisa iya, bisa juga
tidak. Kita perlu melakukan penelitian secara komprehensif untuk mengetahui hal
ini. Akan tetapi menurut salah satu narasumber, orang Indonesia yang telah lama
menetap di sana, hal itu disebabkan oleh gengsi sosial, bukan faktor keseteraan
gender.
Menurut dia, secara
umum perempuan Malaysia tidak mau bekerja di luar ruangan, bekerja yang terkena
panas matahari, atau bekerja “kasar”. Mereka lebih memilih bekerja di kantor,
di ruangan tertutup yang bersih dan ber-AC. Ini hanya pendapat seseorang lho! Bisa
benar, bisa juga tidak. Subyektif gitu deh.
Meningkatnya
Buruh Migran di Malaysia
Untuk mengupas perihal
di atas, ada baiknya kita hubungkan dengan meningkatnya permintaan buruh migran
di Malaysia. Cukup banyak buruh migran dari Indonesia, Filipina, Bangladesh,
India, Sri Lanka, dll yang bekerja di Malaysia. Mereka kebanyakan bekerja di
sektor pertanian, perkebunan, rumah tangga, tenaga kebersihan, dan jenis
pekerjaan tak terampil lainnya (unskilled labour).
Hal tersebut
setidaknya menjadi salah satu indikasi bahwa orang pribumi tidak suka bekerja “kasar”.
Malaysia perlu mendatangkan tenaga kerja dari luar untuk menempati posisi tersebut.
Terlebih buruh migran dari Indonesia terkenal mampu bekerja dengan baik, ulet,
telaten, sekaligus tidak gengsian. Termasuk bersedia diberi gaji kecil (bergaji
besar menurut ukuran Indonesia).
Malaysia Terkenal
Dengan Mobil Murah
Jarang sekali saya
melihat perempuan mengendarai sepeda motor di Malaysia. Mereka lebih banyak
mengendarai mobil pribadi. Bahkan, satu mobil satu penumpang, ya si sopir itu
sendiri. Dengar-dengar cerita, konon jika satu rumah ada lima orang dewasa,
mereka juga memiliki mobil pribadi sebanyak lima buah.
Harga
mobil di Malaysia bisa lebih murah dibandingkan di Indonesia karena beberapa
faktor, di antaranya:
- Insentif pajak dari pemerintah Malaysia yang berbeda
dengan Indonesia.
- Bea cukai yang dikenakan pada mobil buatan luar negeri di
Malaysia termasuk salah satu yang tertinggi di dunia.
- Pendistribusian
kendaraan di Malaysia lebih sederhana karena Malaysia hanya daratan,
sedangkan Indonesia negara kepulauan.
Sumber gambar https://oto.detik.com
Meski
bertetangga, karakter konsumen mobil di Indonesia dan Malaysia memiliki perbedaan yang
cukup jauh. Apabila di Indonesia mobil yang paling laris adalah mobil 7 seater
seperti Toyota Avanza atau Mitsubishi Xpander, maka di jalanan Malaysia
kita bakal lebih sering menemui mobil city car 5 seater seperti
Perodua Axia atau Perodua Myvi. Dari segmen sedan, yang sering kelihatan adalah Honda City, Hyundai Elantra, dan Perodua
Bezza.
Pertimbangan utamanya adalah soal harga. Mobil-mobil seperti Perodua Myvi, Axia, Bezza harganya jauh lebih murah dibanding
Perodua Alza (kembaran Daihatsu Xenia), selisihnya bisa mencapai 20.000
Ringgit.
Selain itu, faktor budaya juga menjadi pertimbangan. Di Malaysia, tidak ada budaya berpergian ke
suatu tempat dengan membawa jumlah penumpang banyak seperti di Indonesia.
Konsumen di Malaysia lebih realistis, sehingga mereka memilih mobil sesuai dengan kebutuhan dan keperluan pribadi,
tidak terlalu mempertimbangkan apakah mobil
itu bisa mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah yang banyak atau tidak.
Faktor lain di antaranya,
harga BBM di Malaysia adalah yang termurah di ASEAN. Biaya pajak dan asuransi
juga termasuk yang terendah setelah Filipina. Demikian halnya dengan mobil
listrik, di Malysia harganya juga jauh lebih murah karena mendapat insentif
pajak dari pemerintah.
Dari berbagai
uraian di atas wajarlah kalau para perempuan di Malaysia ke mana-mana
menggunakan mobil pribadi, sendirian pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu komentar Anda!