Cari Blog Ini

Jumat, 06 September 2024

Malaysia Seri 12 Banyaknya Perempuan Menyetir Mobil Pribadi

 

MALAYSIA SERI 12 BANYAKNYA PEREMPUAN MENYETIR MOBIL PRIBADI

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Saat sedang berjalan-jalan santai menyusuri jalanan di Kuala Lumpur, sejenak saya mengamati mobil-mobil yang berlalu-lalang. Saya mendapati bahwa cukup banyak para pengemudinya dari kaum hawa. Rata-rata mereka sendirian di dalam mobil. Waktu itu di pagi hari, sepertinya mereka akan berangkat ke kantor.

Mungkin kita mengira bahwa kesetaraan gender telah berlaku dengan baik di sana. Bisa iya, bisa juga tidak. Kita perlu melakukan penelitian secara komprehensif untuk mengetahui hal ini. Akan tetapi menurut salah satu narasumber, orang Indonesia yang telah lama menetap di sana, hal itu disebabkan oleh gengsi sosial, bukan faktor keseteraan gender.

Menurut dia, secara umum perempuan Malaysia tidak mau bekerja di luar ruangan, bekerja yang terkena panas matahari, atau bekerja “kasar”. Mereka lebih memilih bekerja di kantor, di ruangan tertutup yang bersih dan ber-AC. Ini hanya pendapat seseorang lho! Bisa benar, bisa juga tidak. Subyektif gitu deh.

 

Meningkatnya Buruh Migran di Malaysia

Untuk mengupas perihal di atas, ada baiknya kita hubungkan dengan meningkatnya permintaan buruh migran di Malaysia. Cukup banyak buruh migran dari Indonesia, Filipina, Bangladesh, India, Sri Lanka, dll yang bekerja di Malaysia. Mereka kebanyakan bekerja di sektor pertanian, perkebunan, rumah tangga, tenaga kebersihan, dan jenis pekerjaan tak terampil lainnya (unskilled labour).

Hal tersebut setidaknya menjadi salah satu indikasi bahwa orang pribumi tidak suka bekerja “kasar”. Malaysia perlu mendatangkan tenaga kerja dari luar untuk menempati posisi tersebut. Terlebih buruh migran dari Indonesia terkenal mampu bekerja dengan baik, ulet, telaten, sekaligus tidak gengsian. Termasuk bersedia diberi gaji kecil (bergaji besar menurut ukuran Indonesia).

 

Malaysia Terkenal Dengan Mobil Murah

Jarang sekali saya melihat perempuan mengendarai sepeda motor di Malaysia. Mereka lebih banyak mengendarai mobil pribadi. Bahkan, satu mobil satu penumpang, ya si sopir itu sendiri. Dengar-dengar cerita, konon jika satu rumah ada lima orang dewasa, mereka juga memiliki mobil pribadi sebanyak lima buah.

Harga mobil di Malaysia bisa lebih murah dibandingkan di Indonesia karena beberapa faktor, di antaranya: 

  • Insentif pajak dari pemerintah Malaysia yang berbeda dengan Indonesia. 
  • Bea cukai yang dikenakan pada mobil buatan luar negeri di Malaysia termasuk salah satu yang tertinggi di dunia.
  • Pendistribusian kendaraan di Malaysia lebih sederhana karena Malaysia hanya daratan, sedangkan Indonesia negara kepulauan.

 

                                            Sumber gambar https://oto.detik.com

Meski bertetangga, karakter konsumen mobil di Indonesia dan Malaysia memiliki perbedaan yang cukup jauh. Apabila di Indonesia mobil yang paling laris adalah mobil 7 seater seperti Toyota Avanza atau Mitsubishi Xpander, maka di jalanan Malaysia kita bakal lebih sering menemui mobil city car 5 seater seperti Perodua Axia atau Perodua Myvi. Dari segmen sedan, yang sering kelihatan adalah Honda City, Hyundai Elantra, dan Perodua Bezza.

Pertimbangan utamanya adalah soal harga. Mobil-mobil seperti Perodua Myvi, Axia, Bezza harganya jauh lebih murah dibanding Perodua Alza (kembaran Daihatsu Xenia), selisihnya bisa mencapai 20.000 Ringgit.
Selain itu, faktor budaya juga menjadi pertimbangan. Di Malaysia, tidak ada budaya berpergian ke suatu tempat dengan membawa jumlah penumpang banyak seperti di Indonesia. Konsumen di Malaysia lebih realistis, sehingga mereka memilih mobil sesuai dengan kebutuhan dan keperluan pribadi, tidak terlalu mempertimbangkan apakah mobil itu bisa mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah yang banyak atau tidak.

Faktor lain di antaranya, harga BBM di Malaysia adalah yang termurah di ASEAN. Biaya pajak dan asuransi juga termasuk yang terendah setelah Filipina. Demikian halnya dengan mobil listrik, di Malysia harganya juga jauh lebih murah karena mendapat insentif pajak dari pemerintah.

 

Dari berbagai uraian di atas wajarlah kalau para perempuan di Malaysia ke mana-mana menggunakan mobil pribadi, sendirian pula.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar Anda!