Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Juli 2024

Ketika Ruang Publik Berubah Menjadi Ruang Privat

 

KETIKA RUANG PUBLIK BERUBAH MENJADI RUANG PRIVAT

 

Menurut Carr (1992), ruang publik (public space) adalah ruang milik bersama dan dapat diakses seluruh masyarakat, tempat masyarakat melakukan aktivitas fungsional dan ritualnya, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perayaan periodik. Semua masyarakat memiliki hak untuk mengakses ruang publik, baik berupa fisik maupun visual, karena ruang publik adalah ruang milik bersama yang digunakan untuk kepentingan bersama.

Sedangkan Hakim (1993) mengklasifiasikan ruang publik berdasarkan sifatnya, yaitu:

1.       Ruang publik tertutup, yaitu ruang publik yang memiliki penutup fisik atau berada di dalam bangunan. Contoh ruang publik tertutup adalah mall, museum, kantor pos dan sebagainya.

2.       Ruang publik terbuka, yaitu ruang publik yang tidak memiliki penutup fisik atau berada di luar bangunan, juga dapat disebut sebagai ruang terbuka (open space). Contoh ruang publik terbuka adalah taman, alun-alun dan pedestrian.

Hakim (1993) juga menyatakan bahwa ruang terbuka adalah ruang yang dipergunakan oleh masyarakat yang dapat diakses secara langsung maupun tidak, dalam kurun waktu terbatas maupun dalam kurun waktu tertentu.

                                    Sumber gambar https://kotalogy.com

Pada kenyataannya, ada beberapa ruang publik yang entah sengaja atau tidak, sadar atau tidak berubah menjadi ruang privat (private space). Berikut ini beberapa contohnya:

1.       Masjid

Saya pribadi memasukkan tempat ibadah sebagai ruang publik juga. Sebab, tempat ibadah dapat dimasuki oleh siapa saja tanpa terkecuali. Contohnya masjid. Siapapun boleh memasukinya kapan saja tanpa membedakan dia sunni atau syiah, dia NU atau Muhammadiyah atau yang lainnya. Bahkan, orang non-Muslim pun diperbolehkan masuk ke masjid (walaupun terkadang dengan syarat dan kondisi tertentu).

Sekarang tidak sedikit masjid yang dibuka hanya pada waktu-waktu shalat jamaah saja, selain itu pintu gerbang masjid digembok sehingga orang tak bisa masuk. Salah satu alasannya adalah perihal keamanan. Misalnya pernah terjadi pencurian kotak amal, sound system, kipas angin, dan properti masjid lainnya.

Walaupun menurut saya pribadi, alasan keamanan ini tidaklah tepat atau bahkan tidak masuk akal. Bagaimana mungkin rumah Tuhan tidak aman. Mengapa pula kehilangan suatu barang dijadikan alasan untuk mengunci masjid.

Lebih aneh lagi, takmir masjid sengaja mengunci toilet (sekalipun di waktu shalat) dengan alasan pernah ada orang Buang Air Besar (BAB) tidak disentor. Sering terjadi baik warga setempat maupun musafir yang kecele ketika hendak mau ke toilet karena dikunci. Gara-gara satu atau beberapa orang tapi mengalahkan orang banyak.

Seharusnya solusinya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat perihal kebersihan kamar mandi, bukan dengan cara mengunci toilet. Buat apa membangun toilet kalau tidak digunakan. Emang buat pajangan doang?!

Bukankah masjid dibangun dengan dana orang banyak (dana ummat). Bukankah masjid dibangun dengan tujuan sebagai tempat beribadah sekaligus bermanfaat bagi orang banyak.

Kecuali jika masjid itu 100% dibangun dengan dana pribadi dan tanah milik pribadi.

Masih ada cerita terkait masjid. Sekarang mulai ada fenomena sebuah masjid yang dilabeli dengan ormas tertentu. Masjid (nama ormas), diberi logo ormasnya juga. Hmmm… lama-lama saya juga bisa dong membangun masjid dengan nama saya sendiri “masjid Trimanto” hahaha…..

Meskipun tujuannya adalah untuk afirmasi bahwa masjid tersebut milik ormas A atau dikelola oleh ormas A, tetap saja membawa kesan awal bahwa selain ormas A sebaiknya tidak shalat di sana. Dengan kata lain, itu adalah masjid eksklusif.

 

2.       Jalan

Ini biasanya terjadi di areal perkampungan baik di perkotaan maupun perdesaan ketika sedang ada acara resepsi pernikahan. Kita sering menjumpai ada tulisan “Maaf, Jalan Ditutup” kemudian dikasih penghalang sehingga orang atau kendaraan tak bisa lewat.

Selain acara resepsi, yang membuat jalan ditutup adalah acara pengajian akbar, pertunjukan kesenian, acara wisuda sekolah, dan sebagainya.

Beda soal jika jalan ditutup karena sedang dalam perbaikan, hehe…

Sama dengan masjid tadi, jalan juga milik umum, milik semuanya. Siapapun bisa lewat tanpa terkecuali. Tidak ada seorang pun yang berhak melarang orang lain untuk melewati jalan tertentu. Bahkan, menurut Ustadz H. Dwi Condro Triono, Ph.D, seorang pakar ekonomi syariah mengatakan bahwa jalan tol juga merupakan ruang publik, sehingga apabila jalan tol berbayar maka bertentangan dengan syariat Islam.

Selain masjid dan jalan, masih ada beberapa contoh lainnya yang perlu ditinjau ulang. Misalnya, lapangan desa yang disewakan, toilet umum di ruang publik yang harus membayar, menggunakan ruang publik yang membayar uang kebersihan/uang keamanan, dan sebagainya.

Akhir kata, jangan sampai meniru perihal privatisasi BUMN sehingga muncul privatisasi ruang publik.

Senin, 22 Juli 2024

Malaysia Seri 4 Serumpun Tapi Tak Serupa

 

MALAYSIA SERI 4 SERUMPUN TAPI TAK SERUPA

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Berawal dari aku hendak mencari toilet ketika berada di Malaka River Cruise. Aku sudah beberapa saat lamanya menahan Buang Air Kecil (BAK). Tengok kanan-kiri, tengok sana-sini belum jua menemukan toilet.  Semakin lama semakin tak tertahan. Aku menjadi cemas dan panik. Duh, bagaimana ini?

Di tengah-tengah kegalauan yang mendera, tak sengaja mataku menatap sebuah bangunan bertuliskan “Tandas Awam”. Aku penasaran dan mencoba mendekat. Setelah melongok ke dalam, “Nah, ini dia!” seruku bergembira.



 *****

Konon, negara-negara di Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam disebut sebagai “negeri serumpun”. Dalam pengertian bahwa memiliki asal-usul yang sama atau nenek-moyang yang sama. Dengan demikian, mempunyai banyak persamaan dalam hal bahasa, adat-istiadat, budaya, dan sebagainya.

Di antara persamaan itu yang paling menonjol adalah perihal bahasa. Keempat negara tersebut secara umum menggunakan bahasa Melayu sehingga disebut juga rumpun Melayu. Jadi, apabila salah satu negara ingin bepergian ke tiga negara lainnya tidak akan mengalami kesulitan dalam hal komunikasi.

Selain kawasan Asia Tenggara disebut sebagai negeri serumpun, kawasan ini disebut pula sebagai “Nusantara”. Walapun kata Nusantara saat ini lebih berkonotasi kepada negara Indonesia, di masa lalu yang disebut Nusantara wilayahnya meliputi kawasan Asia Tenggara. Hal ini mengacu kepada wilayah kekuasaan Sriwijaya maupun Majapahit yang mencapai wilayah Thailand, Kamboja, dan hingga Filipina.



*****

Sekalipun termasuk rumpun Melayu, antara Indonesia dan Malaysia memiliki banyak perbedaan dalam hal bahasa, cara pengucapan kata, atau arti sebuah kata. Satu kata yang sama bisa memiliki makna yang berbeda antara di Indonesia dan di Malaysia. Di sisi lain, karena dulu pernah dijajah oleh Inggris, sedikit-banyak mempengaruhi bahasa di sana.

Termasuk cara orang Malaysia menulis atau mengucapkan bahasa serapan. Misalnya zone menjadi zon, immigration menjadi imigresyen, university menjadi universiti, capacity menjadi kapasiti, motorcycle menjadi motosikal, dan masih banyak lagi.

Sebagai perbandingan, rumpun bahasa Jawa pun beragam. Ada Jawa versi Mataram (Surakarta, Yogyakarta), Jawa ngapak (Jawa Tengah bagian barat), Jawa Pantura, Jawa ala Jawatimuran. Mereka memiliki aksen dan dialeknya masing-masing.

Begitulah, dalam perjalanan waktu dan tempat yang berbeda, sebuah bahasa dari induk yang sama akan mengalami perubahan, pergeseran, atau bahkan penyimpangan. Ibarat sebuah induk pohon, cabang dan ranting yang tumbuh tentu tidak akan sama persis dengan induknya. Ibarat sebuah sungai, kondisi di hilir tidak akan serupa lagi dengan di hulu.



Berikut beberapa contoh kata atau kalimat yang perlu kita ketahui apabila pergi ke Malaysia.

1.       Tandas awam = toilet umum;

2.       Perkhidmatan kecemasan = rumah sakit IGD;

3.       Jimat elektrik = hemat listrik;

4.       Cabutan bertuah = undian berhadiah;

5.       Laluan sehala = jalan searah;

6.       Agency nombor ramalan = toko lotere/judi;

7.       Penat beratur = capek mengantri;

8.       Getah = karet;

9.       Bus persiaran = bus pariwisata;

10.   Dan lain-lain

 

(Silakan ditunggu seri selanjutnya ya!)

Sabtu, 20 Juli 2024

Malaysia Seri 3 Negeri Kelapa Sawit

 

MALAYSIA SERI 3 NEGERI KELAPA SAWIT

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Aku cukup terkejut ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Awalnya aku mengira akan melihat kawasan perkotaan dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Justeru, di sekeliling bandara sejauh mata memandang, yang tampak adalah perkebunan kelapa sawit. Barangkali dulunya lokasi ini adalah bekas perkebunan kelapa sawit.

Dari bandara, perjalanan dilanjutkan menuju ke kota tua Malaka dengan kendaraan darat (bus). Perjalanan selama sekitar dua jam, pemandangan di kanan dan kiri jalan yang aku lihat adalah perkebunan kelapa sawit. Bahkan, nyaris tak menemukan perkampungan penduduk.

Meskipun terasa capek dan mengantuk, aku mencoba untuk menahannya. Aku tak ingin melewatkan kesempatan langka ini agar bisa melihat dengan cermat dan teliti suasana negeri jiran. Selama memandang dari balik jendela kaca, yang sedari tadi aku cari-cari adalah areal persawahan. Hingga mata ini sampai tak berkedip barang sedetik pun, aku tak menemukan yang aku cari hingga tiba di Malaka.

Demikian halnya ketika perjalanan berlanjut dari Malaka menuju Johor Bahru. Dua bola mata ini dimanjakan dengan pohon dari keluarga pinang-pinangan ini.

 

                                    sumber gambar https://voaindonesia.com

Dari Kuala Lumpur ke Perbatasan Thailand

Agak sedikit berbeda dengan jalur dari KLIA menuju Malaka hingga ke Johor Bahru. Dari Kuala Lumpur menuju Bukit Kayu Hitam Border di Negeri Kedah, yang merupakan perbatasan negara Malaysia dan Thailand, pemandangan yang aku lihat agak sedikit berbeda.

Perjalanan kami tempuh sekitar 6 jam. Sekalipun masih didominasi oleh pemandangan perkebunan kelapa sawit, terkadang aku melihat pula perkebunan karet (Malaysia=getah). Termasuk melihat beberapa perkampungan penduduk. Nah, ketika sampai di Negeri Penang, di sinilah aku baru melihat pemandangan areal persawahan, walau tak seluas areal persawahan di Pulau Jawa. Aku juga melihat beberapa tanaman lain seperti kelapa, nangka, jati, rambutan, pisang, dll.

Menurutku, mungkin karena Penang lokasinya di tepi pantai dengan dataran rendah yang rata, maka banyak yang menanam padi. Berbeda dengan wilayah Malaysia lainnya yang didominasi oleh dataran tinggi (bergunung-gunung, pegunungan) sehingga memang lebih cocok untuk tanaman perkebunan daripada tanaman padi dan palawija.

Penghasil Kelapa Sawit Terbesar Kedua di Dunia

Mayoritas tanah di negara Malaysia ditanami kelapa sawit, sehingga ia menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Sime Darby Plantation merupakan perusahaan kelapa sawit raksasa di Malaysia. Pada 2023, luas kebun kelapa sawit di Malaysia sebesar 5,67 hektar (Lembaga Minyak Sawit Malaysia). Yang lebih mengejutkan lagi adalah 23% perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah milik perusahaan Malaysia lho! (2022).

Itulah mengapa banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di perkebunan kelapa sawit di Malaysia. Gaji rata-rata PMI di kebun kelapa sawit berkisar antara 1.500 hingga 1.800 Ringgit atau setara 5 – 5,8 juta Rupiah. Mungkin cukup besar untuk ukuran di Indonesia (terutama di Jawa), namun biaya hidup di Malaysia ternyata lebih tinggi dibanding di Indonesia. Jika tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, gaji yang terlihat besar tidak akan ada sisanya alias tidak punya tabungan.

Aku sendiri pernah melihat perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatera, tepatnya di wilayah Provinsi Jambi, saat perjalanan darat dari Jakarta menuju Sumatera Utara. Kalau di Pulau Jawa setahuku tidak ada perkebunan kelapa sawit, yang ada minyak goreng dari kelapa sawit, hehe…

*****

Perjalanan panjang dengan pemandangan yang didominasi oleh perkebunan kelapa sawit bisa jadi sebuah pengalaman yang mengasyikkan, sekaligus menjemukan.

 

(Sampai ketemu lagi di Malaysia Seri 4 ya...)

 

 

Jumat, 05 Juli 2024

Malaysia Seri 1 Kedai Motosikal

 KEDAI MOTOSIKAL

 oleh: Trimanto B. Ngaderi


Inilah kali pertama aku mengunjungi negara Malaysia. Meskipun masih dalam kategori negeri serumpun, dalam arti memiliki banyak persamaan dalam hal budaya dan bahasa, ternyata aku menjumpai pula banyak perbedaan-perbedaan. Sehingga saya memaknai serumpun sebagai satu akar atau satu hulu. Namun dalam perjalanan waktu, muncullah cabang-cabang baru yang tentu saja akan berbeda dengan induknya.

Salah satu yang aku amati ketika tiba di Kuala Lumpur adalah suasana jalan raya. Aku perhatikan dengan cermat dan teliti, aku temukan fakta bahwa kendaraan roda dua di jalanan Malaysia amat sangat sedikit. Jarang sekali aku melihat sepeda motor berlalu-lalang di jalan raya. Bandingkan dengan kondisi jalan raya di Jakarta, atau kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Fakta berikutnya adalah mayoritas sepeda motornya adalah model gigi. Aku cukup kesulitan untuk menemukan sepeda motor model automatic (matic). Uniknya lagi, di sana sepeda motor diperbolehkan masuk ke jalan tol, tidak hanya jalan tol tertentu saja, sepertinya jalan tol di seluruh negara. Coba bayangkan, seandainya di Jakarta sepeda motor diperbolehkan masuk ke jalan tol, alangkah macetnya! Wong jalan tol hanya khusus untuk mobil saja macetnya minta ampun, iya to.

Lantas, kalau mereka kurang suka memakai sepeda motor, apa mereka lebih suka memakai mobil?

Wah, kurang tahu juga ya. Aku tidak tahu persis faktor penyebabnya. Sekiranya mereka lebih cenderung memakai mobil, tapi ngomong-ngomong jalanan di sana kok tidak macet ya. Lancar-lancar saja tuh.

Satu lagi yang unik adalah sepeda motor di Malaysia tidak menggunakan plat di depan. Sepertinya cukup pakai stiker atau di semprot cat pilog. Perhatikan foto berikut:



                                                            Dok. pribadi_trimanto b ngaderi

Di sisi lain, aku sempat juga melihat beberapa sepeda motor Grab, tapi bukan membawa penumpang manusia, melainkan Grab khusus barang pesanan.

                                            Sumber gambar: FB Lelong Motosikal Malaysia

Kembali ke judul yang aku pakai dalam tulisan ini “Kedai Motosikal”. Kedai itu berarti toko, sedangkan motosikal itu sepeda motor (berasal dari bahasa Inggris motorcycle). Kalau di kita, kedai itu lebih kepada warung makanan atau minuman kan?

Itu dulu ya sedikit cerita dari aku. Pantau terus blog ini karena untuk negara Malaysia, rencananya aku akan membuat sebanyak 30 judul tulisan.

Sampai ketemu di catatanku berikutnya ya, bye!

Minggu, 23 Juni 2024

Hikmah Al Qur'an Diturunkan Secara Berangsur-Angsur

 

HIKMAH AL QUR’AN DITURUNKAN SECARA BERANGSUR-ANGSUR

 

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun, 13 tahun di Mekkah (ayat Makiyah) dan 10 tahun di Madinah (ayat Madaniyah). Berbeda dengan kitab-kitab Samawi lainnya yang diturunkan sekaligus. Taurat diturunkan selama 6 hari, Zabur diturunkan selama 18 hari, dan Injil diturunkan selama 13 hari. Ketiga sama-sama turun di bulan Ramadhan (sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Baihaqi dalam kitab Asy-Syabi).

Sekalipun Al Qur’an juga turun di bulan Ramadhan, namun ia tidak turun sekaligus, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al Isra’:106. Tujuan Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur adalah demi tetapnya Al Qur’an di dalam dada Rasulullah dan kaum muslimin saat itu. Diturunkan ayat demi ayat, yang sebagian dengan sebagian lainnya saling berhubungan. Diturunkan secara terpisah menurut peristiwa-peristiwanya agar lebih mudah melekat ke dalam hati.



Lima Hikmah Al Qur’an Diturunkan Secara Berangsur-angsur

1)      Pembaharuan wahyu menguatkan hati Nabi

Nabi telah menyebarkan dakwahnya kepada seluruh manusia. Di antara mereka ada yang mengingkarinya, menentangnya, memberikan ejekan dan celaan, termasuk tetap bangga dengan kemegahan dan kebangsawanan mereka. Akan tetapi Rasulullah tetap teguh memegang kebenaran yang disampaikan kepada mereka.

Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).” Q.S. Al kahfi: 6.

 

2)      Memudahkan pemahaman dan hafalannya

Al Qur’an diturunkan kepada kaum yang ummi, tidak bisa membaca dan menulis. Memorinya hanyalah terletak pada hafalan, mereka tidak memiliki satu buku atau karangan sekalipun. Mereka hanya menghafal dan memahaminya. Sehingga mereka tidak akan mungkin menghafal Al Qur’an secara keseluruhan dalam satu masa.

Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Q.S. Al Jumu’ah: 2.

 

3)      Sebagai mukjizat bagi Nabi

Orang-orang kafir membangga-banggakan syair para penyair mereka, pidato para pembesar mereka, dan mereka terkenal akan ketinggian sastra dan bahasa. Mereka bertanya tentang mukjizat Al Qur’an sebagai kitab dari Allah dan bukan buatan manusia. Mereka ingin menguji kerasulan Muhammad.

“Katakanlah! Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Alquran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.” Q.S. Al Isra’:88.

 

4)      Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat itu dan periodisasi hukum

Manusia memiliki tabiat untuk tetap pada kondisi awalnya dan Islam sebagai agama baru tidak secara langsung memberikan perintah atau larangan kepada manusia. Al Qur’an mengajak kepada hikmah yang terkandung di dalamnya, memberikan penyeimbangan terhadap cara-cara dan adat-istiadat mereka yang bercampur dengan kerusakan dan kehinaan, meletakkan dasar-dasar hukum sesuai dengan keadaan, satu demi satu, sehingga benar-benar tertanam dalam diri mereka.

Al Qur’an pertama kali diturunkan dengan topik dasar-dasar keimanan, menegakkan dalil-dalilnya dengan bukti-bukti yang jelas sehingga jiwa orang-orang musyrik menjadi terbuka, serta mau menyadari kesalahan mereka dengan menyembah berhala. Al Qur’an juga pertama-tama memerintahkan manusia kepada kebaikan moral (akhlaqul karimah), meluruskan moral buruk mereka, melarang kepada kekejian dan kemungkaran, serta menyucikan jiwa mereka.

Setelah akidah dan akhlak mereka kuat, baru Al Qur’an membicarakan mengenai perbaikan sosial, yaitu menuju masyarakat yang baik (ummatan wasathan). Ayat tentang dasar hubungan kemasyarakatan diturunkan di Mekkah, tetapi perincian hukumnya turun di Madinah. Hubungan kekeluargaan turun di Mekkah, sedangkan penjelasan hak dan kewajiban suami-isteri, perceraian, kematian, dan harta warisan dijelasakan dalam ayat-ayat Madaniyah. Asal larangan berzina turun di Mekkah, dan ayat-ayat yang menyangkut batasan-batasannya diturunkan di Madinah.

“Sesungguhnya awal-awal yang diturunkan dari Al Quran adalah surat-surat dari Al Mufashshal (dari surat Qaaf – Al Nas), sebab didalamnya ada penjelasan tentang surga dan neraka, sehingga ketika umat islam telah kokoh diatas islam, maka turunlah perkara halal dan haram…”.  (HR Bukhari).

 

5)      Bukti yang kuat bahwa Al Qur’an diturunkan oleh Allah

Apabila kitab ini adalah ciptaan manusia atau perkataan seorang rasul yang diungkapkan dalam setiap peristiwa, maka jelas akan terdapat keraguan dan pertentangan di dalamnya. Padahal Al Qur’an memiliki makna yang berkaitan, memiliki gaya (ushlub) yang indah, memiliki susunan ayat dan surat yang saling berkaitan satu dengan lainnya.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” Q.S. An Nisa’: 82.

 

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Semoga kita dapat menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dan tuntunan dalam menjalani kehidupan di dunia, serta menjadi penerang dan syafaat kelak di yaumil qiyamah.

 

Referensi:

Drs. H.M. Shalahuddin Hamid, MA, Studi Ulumul Qur’an, Intimedia Cipta Nusantara, Jakarta, 2002.

Senin, 24 Agustus 2020

Mencermati Tren Urban Farming

 

MENCERMATI TREN URBAN FARMING

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

 

Saat ini bidang pertanian tidak hanya milik orang perdesaan saja, tapi sudah mulai diminati oleh masyarakat perkotaan. Walaupun tidak memiliki lahan seperti orang di desa, orang perkotaan memanfaatkan lahan pekarangan, teras, garasi, dinding rumah, loteng, atau atap rumah untuk bercocok tanam. Media tanam pun tak harus berupa tanah, tapi bisa juga berupa air (hidroponik). Inilah yang kemudian dikenal dengan pertanian perkotaan (urban farming).

Urban farming tidak hanya mengacu pada daerah perkotaan semata, tapi juga berlaku di daerah perdesaan. Sebab, tidak semua orang desa punya lahan atau sawah, sehingga mereka pun menerapkan model urban farming. Kita bisa melihat di pelosok-pelosok desa, tren menanam tanaman hias, tanaman sayur-sayuran/buah-buahan di pekarangan, maupun hidroponik mulai menggejala.

Beberapa tahun terakhir ini, tren pertanian perkotaan berkembang begitu pesat. Di benua Eropa maupun Amerika, kota-kota tampak begitu hijau, di atap-atap rumah atau gedung terlihat pemandangan yang mengagumkan. Berbagai jenis sayur dan buah dihasilkan bukan dari bawah (tanah), melainkan dari gedung-gedung pencakar langit.

Begitu pula terjadi di negara kita. Kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, dll banyak kita jumpai pertanian perkotaan baik yang dilakukan oleh perorangan maupun yang dikelola oleh komunitas atau lembaga. Hal ini sangat berdampak positif terhadap peningkatan kesehatan, keasrian lingkungan, dan menghidupkan perekonomian.


Munculnya fenomena pertanian perkotaan, setidaknya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

1.   Pelestarian Lingkungan Hidup

Udara di perkotaan sudah sedemikian tercemar dari polusi kendaraan bermotor, industri, limbah, sampah, dll; sehingga membutuhkan tanaman yang dapat menyegarkan atmosfer perkotaan dan mengurangi polusi. Selain itu, tanaman juga mampu mempertahankan lapisan ozon agar tidak cepat menipis.


2.   Semangat Kembali ke Alam

Kesadaran pentingnya mengonsumsi makanan yang sehat dan bebas dari bahan kimia kian tinggi. Mereka memproduksi sendiri kebutuhan hidup sehari-hari sehingga terlibat langsung dalam proses penamanan, perawatan, hingga pemupukan. Termasuk penggunaan pupuk organik yang lebih aman dan sehat.


3.   Bisa Menambah Penghasilan

Selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, sebagian dapat dijual. Hasil dari pertanian perkotaan biasanya didistribusikan ke supermarket atau swalayan, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Bahkan, beberapa di antaranya sudah masuk ekspor.  


4.   Sebagai New Hobby

Bercocok tanam kini menjadi hobi baru terutama bagi masyarakat perkotaan. Untuk melepas rasa jenuh, mengisi waktu luang, kesulitan ekonomi, terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini. Anjuran untuk “di rumah saja” dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

 

Mencermati fenomena urban farming inilah yang berusaha ditangkap oleh PT LABA Indoagro Nusantara dengan memproduksi pupuk berkualitas, di antaranya: ManoHARA, Hijau, Dewa-dewi, Fortune, Laba Hidroponik (on progress). Perusahaan ini berkantor di Jl. Raya Mangu No. 2, Glonggong, Nogosari, Boyolali 57384.

 

Kamis, 06 Agustus 2020

Mengenal "Urban Farming"

Apa itu URBAN FARMING.... ? 

Urban Farming sebenarnya awalnya merupakan gerakan dr para aktivis Lingkungan yg sangat mengkuatirkan dampak pemanasan Global dan Pencemaran Udara di kota-kota Besar.

Belakangan, dalam bbrp tahun terakhir ini ... URBAN FARMING berubah menjadi TREN yg sangat masif sebagai GAYA HIDUP MASYARAKAT PERKOTAAN, bahkan menjalar sampai pelosok desa yg sesungguhnya masih cukup lahan pertanian....  Itulah suatu fenomena klo sdh menjadi GAYA HIDUP .... 

Fenomena sungguh sangat bagus dan menguntungkan, dan apalagi para penggiat URBAN FARMING justru di dominasi oleh anak2 muda perkotaan dan jg anak muda desa desa. 

Kenapa kita harus merasa terpanggil utk ikut dan mendorong konsep URBAN FARMING? Setidaknya ada beberapa hal yg menjadi keuntungan dr tren bagus ini, antara lain : 
(1) Menjaga Ketahanan Pangan, terutama pemenuhan akan sayur dan buah yg di produksi sendiri secara sehat dan segar; 
(2) Menurunkan suhu udara, yg mmg sdh sangat panas, terutama di kota2 besar; 
(3) Mengurangi Polusi udara yg sdh sangat mengkuatirkan, sebagai dampak dr masibnya pembakaran baik oleh kendaraan bermotor maupun industri;
(4) Estitika Lingkungan, bahwa ternyata kebutuhan estitika tdk lagi dianggap sebagai kebutuhan sekunder di medio sekarang ini, justru estitika menjadi kebutuhan yg sangat vital tdk hanya oleh para ibu ibu tetapi jg para bapak bapak....  Memaintance rumah dan pekarangan dg tanaman hias dan tanaman pekarangan telah benar menjadi Tren Gaya Hidup Medio sekarang.... 

Diantaranya karena itulah .... kami hadir bersama PT LABA Indoagro Nusantara, sebuah perusahaan yg di gagas utk menyiapkan Nutrisi, terutama adalah Nutrisi Organik dan Semi Organik utk mendukung URBAN FARMING baik yg media Tanah maupun media air (HIDROPONIK).  

Sebagai Agronomis.... kami sangat menyadari betapa penting Nutrisi bagi Tanaman, terutama adalah utk Tanaman Hias, Sayuran maupun Buah2an yg menggunakan media Tanah maupun Air....  Kami sangat peduli dan ingin bergerak secara bersama dlm mendukung dan membersamai TREN GAYA HIDUP MASYARAKAT KOTA ..... semoga sumbangsih kami terus kami sempurnakan dan berguna bagi semua....

Rabu, 10 Juli 2019

PERBEDAAN INVESTASI DI BANK, ASURANSI, DAN SAHAM



Hebat,Optimis & Luar biasa ,berikut ini sy ingin berbagi info+Ilmu , seputar ilmu tentang INVESTASI , banyak orang yg salah menyimpan uangnya untuk investasi... Sementara ciri-2 investasi yg benar , tidak boleh terkena dengan namanya INFLASI dan kapan saja bisa di cairkan atau di tarik kembali..... 1. 1. 1)

 1>>DEPOSITO BANK
 itu bukan termasuk INVESTASI ,kenapa.? karena terkena dengan INFLASI..karena bunga Deposito hanya dapat 6% pertahunnya, Sementara kebutuhan kita dalam 1 tahun naiknya lebih dari 6% , contoh : Jika kita punya uang Rp. 200.000.000 lalu kita Deposito kan ke bank , yuk.. kita hitung.. dapat berapakah dan cukupkah untuk biaya hidup kita....Kita hitung 200.000.000 x 0.5%/ Bln =Rp. 1.000.000/bulan...Pertanyaannya apakah cukup uang Rp. 1.000.000 setiap bulan untuk kebutuhan / Biaya hidup kita???? Sementara uang kita tidak bisa di ambil setiap saat ,karena kita sudah kontrak diawal buka deposito... Kecuali habis kontrak..baru bisa di ambil kembali... Sementara bank begitu enaknya memutarkan uang kita selama masa kontrak , meraka sudah dapat berapa Keuntungan , pasti bank mendapatkan keuntungan sangat besar... Sementara kita, keuntungannya ngga cukup utk hidup 1 bulan... Mari kita berpikir cerdas , jangan lagi buat Bank semakin kaya... INGAT Bank di ciptakan,yg  Utamanya untuk TRANSAKSI , bukan untuk menyimpan uang.. Karena jika uang kita di simpan di bank ,uang kita yg pasti malah akan berkurang...itu disebabkan karena adanya potongan2 : Biaya Admin tiap bulan dan tetek bengek lainnya.

2>> ASURANSI ,
Asuransi juga bukan jenis INVESTASI , karena ASURANSI juga kena INFLASI.... sebagaii contoh kita Nabung Asuransi,bayar iuran Rp. 350.000 perbulan , selama 5 tahun ,terkumpullah uang kita Rp.21.000.000,-...Dan biarkan uang kita selama 10 sampai 15 tahun maka uang kita akan menjadi 100.000.000 itu juga kalau jatuh di Bunga Tinggi , Rata2 , Asuransi setelah 10 tahun jatuh di bunga sedang paling jadinya 70.000.000...PERTANYAANNYA.. Bayangkan oleh kita 10 atau 15 tahun kedepan , berapa pasti kebutuhan kita akan meningkat jauh bisa 1000 % naiknya..jadi uang 70.000.000 di posisi 10 sampai 15 tahun kedepan tidak ada nilainya Dan Asuransi juga ngga bisa di ambil sebelum habis masa kontrak... Karena kalau di ambil kita kena istilah LEP.. jadi begitu enaknya perusahan Asuransi memutarkan uang kita.. Dan ingat Asuransi di ciptakan hanya untuk PERLINDUNGAN , bukan untuk INVESTASI ,Kalau Asuransi kesehatan itu saya setuju... Kalau untuk INVESTASI sgt kurang tepat...

3>>TANAH
nah... ini baru jenis INVESTASI yg tepat ,kenapa..? karena tanah tidak ada istilah turun.... Karena jika kita membeli sebidang tanah , lalu kita biarkan 2 sampai 5 tahun... pasti harganya naik , Apalagi kalau kita membeli tanahnya di tempat yg strategis.. BETUL??? dan tanah kapan saja bisa di jual , betukan????

4>>Emas
ini juga jenis INVESTASI kenapa karena EMAS pertahun ke naikkannya menyampai 20%  dan EMAS pasti naik terus.. Kalau kenaikkannya sampaai 20% ini bisa menutupi kebutuhan kita karena perbulan kita dapat 2%..Tapi ingat EMAS disini adalah EMAS BALOK ATAU LM ( LOGAM MULIA )bukan Emas Perhiasan...

5>> SAHAM...
Inilah jenis investasi yang paling cepat dan hebat.. Kenapa karena saham kenaikkannya dalam setengah tahun Bisa mencapai lebih dari 100% , bisa jg dalam setahun kenaikannya mencapai 500%..
‌Dan jika Saham di simpan makin lama,harganya pasti akan semakin mahal...kita bisa ambil contoh , 10 tahun ke belakang Daham *Facebook* hanya Rp.3000 ,-  Perunit tapi setelah 10 tahun kemudian, lihat sekarang saham *Facebook* harganya Rp. 2.700.000 Perunit...Dahsyat bukan

Begitu juga dengan saham aplikasi lain nya..harganya semakin hari semakin naik terus...ratusan % ,Bahkan bisa Ribuan % ,Sy sdh merasakan,Anda jg bisa menikmati keuntungan seperti sy ,Ayo dari sekarang mulai mengumpulkan Saham,sgr bangun aset / kekayaan Anda mulai dari hari ini,demi masa depan yg cerah & hidup sukses,makmur,sejahtera+bahagia...!!! (Sumber; yippiaplikasimultiguna.blogspot.co.id;)

https://yippiweb.com/r/anto01

Kamis, 15 Desember 2011

KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK


Secara spesifik, bahasa jurnalistik dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahasa jurnalistik majalah, bahasa jurnalistik radio siaran, bahasa jurnalistik televisi dan bahasa jurnalistik media online internet. Bahasa jurnalistik surat kabar, misalnya, kecuali harus tunduk kepada kaidah atau prinsip-prinsip umum bahasa jurnalistik, juga memiliki ciri-ciri yang sangat khusus atau spesifik. Hal inilah yang membedakan dirinya dari bahasa jurnalistik media lainnya.

Ada 17 ciri utama bahasa jurnalistik yang berlaku untuk semua bentuk media berkala tersebut, yaitu:
1.      Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan atau memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. 

2.      Singkat
Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat sederhana.

3.      Padat
Padat berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraf yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca.

4.      Lugas
Luas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.
5.      Jelas
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas di sini mengandung tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimatnya, jelas sasaran atau maksudnya.

6.      Jernih
Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah. Kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu berita atau laporan. 

7.      Menarik
Artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. 

8.      Demokratis
Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa. Bahasa jurnalistik menekankan aspek fungsional dan komunal , sehingga sama sekali tidak dikenal pendekatan feodal sebagaimana dijumpai pada masyarakat dalam lingkungan priyayi dan keraton. 

9.      Populis
Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak pembaca. 

10.  Logis
Artinya, apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (common sense).

11.  Gramatikal
Berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. 

12.  Menghindari kata tutur
Kata tutur adalah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal. Contoh: bilang, dibilangin, bikin, kayaknya, mangkanya, kelar, jontor, dll.

13.  Menghindari kata dan istilah asing
Berita atau laporan yang banyak diselipi kata-kata asing, selain tidak informatif dan komunikatif, juga sangat membingungkan. Menurut teori komunikasi, media massa anonim dan heterogen, tidak saling mengenal dan benar-benar majemuk.

14.  Pilihan kata (diksi) yang tepat
Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus produktif, tetapi juga tidak boleh keluar dari asas efektivitas. Artinya, setiap kata yang dipilih memang tepat dan akurat, sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada khalayak. 

15.  Mengutakan kalimat aktif
Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca daripada kalimat pasif. Kalimat aktif lebih memudahkan pengertian dan memperjelas pemahaman. Sedangkan kalimat pasif sering menyesatkan pengertian dan mengaburkan pemahaman.

16.  Menghindari kata atau istilah teknis
Karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat kepala berdenyut. Bagaimanapun, kata atau istilah teknis hanya berlaku untuk kelompok atau komunitas tertentu yang relatif homogen. Realitas yang homogen, menurut perspektif filsafat bahasa, tidak boleh dibawa ke dalam realitas yang heterogen. Kecuali tidak efektif, juga mengandung unsur pemerkosaan.

17.  Tunduk kepada kaidah etika
Salah satu fungsi utama pers adalah mendidik. Fungsi ini bukan saja harus tercermin pada materi isi berita, laporan gambar, dan artikel-artikelnya, melainkan juga harus tampak pada bahasanya. Pada bahasa tersimpul etika. Bahasa tidak saja mencerminkan pikiran seseorang, tetapi sekaligus juga menunjukkan etika orang itu. Sebagai pendidik, pers wajib menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku.

(Dirangkum dari buku Bahasa Jurnalistik, Panduan Praktis Penulis dan Jurnalistik; karya Drs. A.S. Haris Sumadiria, M.Si.)

Trimanto