Cari Blog Ini

Senin, 22 Juli 2024

Malaysia Seri 4 Serumpun Tapi Tak Serupa

 

MALAYSIA SERI 4 SERUMPUN TAPI TAK SERUPA

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Berawal dari aku hendak mencari toilet ketika berada di Malaka River Cruise. Aku sudah beberapa saat lamanya menahan Buang Air Kecil (BAK). Tengok kanan-kiri, tengok sana-sini belum jua menemukan toilet.  Semakin lama semakin tak tertahan. Aku menjadi cemas dan panik. Duh, bagaimana ini?

Di tengah-tengah kegalauan yang mendera, tak sengaja mataku menatap sebuah bangunan bertuliskan “Tandas Awam”. Aku penasaran dan mencoba mendekat. Setelah melongok ke dalam, “Nah, ini dia!” seruku bergembira.



 *****

Konon, negara-negara di Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam disebut sebagai “negeri serumpun”. Dalam pengertian bahwa memiliki asal-usul yang sama atau nenek-moyang yang sama. Dengan demikian, mempunyai banyak persamaan dalam hal bahasa, adat-istiadat, budaya, dan sebagainya.

Di antara persamaan itu yang paling menonjol adalah perihal bahasa. Keempat negara tersebut secara umum menggunakan bahasa Melayu sehingga disebut juga rumpun Melayu. Jadi, apabila salah satu negara ingin bepergian ke tiga negara lainnya tidak akan mengalami kesulitan dalam hal komunikasi.

Selain kawasan Asia Tenggara disebut sebagai negeri serumpun, kawasan ini disebut pula sebagai “Nusantara”. Walapun kata Nusantara saat ini lebih berkonotasi kepada negara Indonesia, di masa lalu yang disebut Nusantara wilayahnya meliputi kawasan Asia Tenggara. Hal ini mengacu kepada wilayah kekuasaan Sriwijaya maupun Majapahit yang mencapai wilayah Thailand, Kamboja, dan hingga Filipina.



*****

Sekalipun termasuk rumpun Melayu, antara Indonesia dan Malaysia memiliki banyak perbedaan dalam hal bahasa, cara pengucapan kata, atau arti sebuah kata. Satu kata yang sama bisa memiliki makna yang berbeda antara di Indonesia dan di Malaysia. Di sisi lain, karena dulu pernah dijajah oleh Inggris, sedikit-banyak mempengaruhi bahasa di sana.

Termasuk cara orang Malaysia menulis atau mengucapkan bahasa serapan. Misalnya zone menjadi zon, immigration menjadi imigresyen, university menjadi universiti, capacity menjadi kapasiti, motorcycle menjadi motosikal, dan masih banyak lagi.

Sebagai perbandingan, rumpun bahasa Jawa pun beragam. Ada Jawa versi Mataram (Surakarta, Yogyakarta), Jawa ngapak (Jawa Tengah bagian barat), Jawa Pantura, Jawa ala Jawatimuran. Mereka memiliki aksen dan dialeknya masing-masing.

Begitulah, dalam perjalanan waktu dan tempat yang berbeda, sebuah bahasa dari induk yang sama akan mengalami perubahan, pergeseran, atau bahkan penyimpangan. Ibarat sebuah induk pohon, cabang dan ranting yang tumbuh tentu tidak akan sama persis dengan induknya. Ibarat sebuah sungai, kondisi di hilir tidak akan serupa lagi dengan di hulu.



Berikut beberapa contoh kata atau kalimat yang perlu kita ketahui apabila pergi ke Malaysia.

1.       Tandas awam = toilet umum;

2.       Perkhidmatan kecemasan = rumah sakit IGD;

3.       Jimat elektrik = hemat listrik;

4.       Cabutan bertuah = undian berhadiah;

5.       Laluan sehala = jalan searah;

6.       Agency nombor ramalan = toko lotere/judi;

7.       Penat beratur = capek mengantri;

8.       Getah = karet;

9.       Bus persiaran = bus pariwisata;

10.   Dan lain-lain

 

(Silakan ditunggu seri selanjutnya ya!)

Sabtu, 20 Juli 2024

Malaysia Seri 3 Negeri Kelapa Sawit

 

MALAYSIA SERI 3 NEGERI KELAPA SAWIT

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Aku cukup terkejut ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Awalnya aku mengira akan melihat kawasan perkotaan dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Justeru, di sekeliling bandara sejauh mata memandang, yang tampak adalah perkebunan kelapa sawit. Barangkali dulunya lokasi ini adalah bekas perkebunan kelapa sawit.

Dari bandara, perjalanan dilanjutkan menuju ke kota tua Malaka dengan kendaraan darat (bus). Perjalanan selama sekitar dua jam, pemandangan di kanan dan kiri jalan yang aku lihat adalah perkebunan kelapa sawit. Bahkan, nyaris tak menemukan perkampungan penduduk.

Meskipun terasa capek dan mengantuk, aku mencoba untuk menahannya. Aku tak ingin melewatkan kesempatan langka ini agar bisa melihat dengan cermat dan teliti suasana negeri jiran. Selama memandang dari balik jendela kaca, yang sedari tadi aku cari-cari adalah areal persawahan. Hingga mata ini sampai tak berkedip barang sedetik pun, aku tak menemukan yang aku cari hingga tiba di Malaka.

Demikian halnya ketika perjalanan berlanjut dari Malaka menuju Johor Bahru. Dua bola mata ini dimanjakan dengan pohon dari keluarga pinang-pinangan ini.

 

                                    sumber gambar https://voaindonesia.com

Dari Kuala Lumpur ke Perbatasan Thailand

Agak sedikit berbeda dengan jalur dari KLIA menuju Malaka hingga ke Johor Bahru. Dari Kuala Lumpur menuju Bukit Kayu Hitam Border di Negeri Kedah, yang merupakan perbatasan negara Malaysia dan Thailand, pemandangan yang aku lihat agak sedikit berbeda.

Perjalanan kami tempuh sekitar 6 jam. Sekalipun masih didominasi oleh pemandangan perkebunan kelapa sawit, terkadang aku melihat pula perkebunan karet (Malaysia=getah). Termasuk melihat beberapa perkampungan penduduk. Nah, ketika sampai di Negeri Penang, di sinilah aku baru melihat pemandangan areal persawahan, walau tak seluas areal persawahan di Pulau Jawa. Aku juga melihat beberapa tanaman lain seperti kelapa, nangka, jati, rambutan, pisang, dll.

Menurutku, mungkin karena Penang lokasinya di tepi pantai dengan dataran rendah yang rata, maka banyak yang menanam padi. Berbeda dengan wilayah Malaysia lainnya yang didominasi oleh dataran tinggi (bergunung-gunung, pegunungan) sehingga memang lebih cocok untuk tanaman perkebunan daripada tanaman padi dan palawija.

Penghasil Kelapa Sawit Terbesar Kedua di Dunia

Mayoritas tanah di negara Malaysia ditanami kelapa sawit, sehingga ia menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Sime Darby Plantation merupakan perusahaan kelapa sawit raksasa di Malaysia. Pada 2023, luas kebun kelapa sawit di Malaysia sebesar 5,67 hektar (Lembaga Minyak Sawit Malaysia). Yang lebih mengejutkan lagi adalah 23% perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah milik perusahaan Malaysia lho! (2022).

Itulah mengapa banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di perkebunan kelapa sawit di Malaysia. Gaji rata-rata PMI di kebun kelapa sawit berkisar antara 1.500 hingga 1.800 Ringgit atau setara 5 – 5,8 juta Rupiah. Mungkin cukup besar untuk ukuran di Indonesia (terutama di Jawa), namun biaya hidup di Malaysia ternyata lebih tinggi dibanding di Indonesia. Jika tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, gaji yang terlihat besar tidak akan ada sisanya alias tidak punya tabungan.

Aku sendiri pernah melihat perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatera, tepatnya di wilayah Provinsi Jambi, saat perjalanan darat dari Jakarta menuju Sumatera Utara. Kalau di Pulau Jawa setahuku tidak ada perkebunan kelapa sawit, yang ada minyak goreng dari kelapa sawit, hehe…

*****

Perjalanan panjang dengan pemandangan yang didominasi oleh perkebunan kelapa sawit bisa jadi sebuah pengalaman yang mengasyikkan, sekaligus menjemukan.

 

(Sampai ketemu lagi di Malaysia Seri 4 ya...)

 

 

Minggu, 14 Juli 2024

Malaysia Seri 2 Gara-Gara Lupa Membawa Ringgit

 MALAYSIA SERI 2 GARA-GARA LUPA BAWA RINGGIT

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Membawa uang memang penting, terutama di saat sedang bepergian. Apalagi ketika sedang berada di negara lain. Jangan sampai lupa membawa uang yang sesuai dengan mata uang negara setempat. Tentu tidak ada gunanya jika yang kita bawa itu uang Rupiah, meskipun kita membawa dalam jumlah yang banyak. Kecuali, memang ada beberapa toko yang mau menerima pembayaran dengan uang Rupiah (sudah barang tentu dengan nilai kurs yang lebih rendah).

Bagaimana jadinya kalau kita benar-benar lupa membawa mata uang asing?

Hal ini terjadi pada teman saya. Ketika sedang di sebuah Rest Area dalam perjalanan menuju Thailand dan ia hendak membeli bakpao, ternyata ia lupa membawa uang Ringgit. Secara dia memang lagi pingin banget makan bakpao, ia memberanikan diri mendatangi toko, siapa tahu penjualnya mau menerima uang Rupiah.

“Eh niatnya mau beli, malah dikasih”, ujarnya terlihat sumringah sekembali dari toko tersebut.

Sejurus kemudian, ia membuka kotak berisi beberapa buah bakpao.

“Enak juga ya…”, gumamnya sedikit nyengir (ya iyalah, gretong gicu loch!)

Dia pun menawari saya. Saya ambil satu dan memakannya. Bener juga, enak, hehe….. 😊

 

Hal tersebut dialami pula oleh teman saya yang lain. Ketika hendak membeli air mineral di dekat St. Paul Melaka, dia memberikan uang MYR50. Sedangkan harga 2 botol air mineral sebesar MYR2,5. Karena penjual sedang tidak punya uang kembalian, penjual itu memberikan air mineral tadi secara cuma-cuma.

Cerita Serupa

Sebelum peristiwa ini, kejadian serupa juga terjadi di sebuah masjid di Singapura sepulang dari Global Universal Studio. Takmir masjid membagi-bagikan snack berupa krupuk. Saya termasuk yang mendapat bagian.

Nah, ada salah satu peserta Tour Aksara 2024 yang mendengar perihal bagi-bagi krupuk tadi. Lalu ia menemui takmir, barangkali masih ada stok krupuk yang akan disedekahkan. Namun, apa hendak dikata, semua krupuk telah habis dibagikan. Kecuali krupuk yang berada di etalase, namun harus membeli seharga SGD2.

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Bak malaikat dari surga, si takmir tadi memberi peserta tersebut uang SGD2 untuk membeli snack yang ada di etalase dan menaruh uangnya di tempat yang telah disediakan. Hmmm… kalau sudah jodoh takkan ke mana, eh maksudnya rejeki, hehe…

Sebagai informasi tambahan, snack yang dijual seharga SGD2 itu adalah kripik singkong, cuma dalam ukuran kecil. Setara ukuran plastik ¼ kg. Kalau di Jawa tempatku, snack seperti itu harganya hanya 5 ribu, itupun susah lakunya. Di Singapura harganya SGD2 = Rp 24.000,-.

 

Hikmah Cerita

Ini hanya pendapat saya pribadi lho ya. Orang-orang Malaysia dan Melayu pada umumnya adalah penganut agama Islam. Menurut iman yang diyakininya, bersedekah adalah sebuah amal yang mulia, terlebih memberi kepada orang yang sedang dalam perjalanan (musafir). Apalagi jika mereka adalah seorang pedagang, dengan bersedekah tentu akan berdampak positif terhadap bisnisnya. Usahanya akan mendapatkan keuntungan dan menuai keberkahan.

Terlepas dari faktor agama, secara universal, perihal memberi adalah sebuah kebaikan bagi manusia terhadap sesama. Memberi adalah fitrah tanpa memandang agama dan kepercayaan, ras, suku, warna kulit, adat-istiadat, dan sebagainya.

 

*****

Apakah kedua peristiwa di atas adalah sebuah kebetulan (coincidence)?

Menurut saya pribadi, tidak ada peristiwa kebetulan di dunia ini. Segalanya telah ada dalam perencanaan Tuhan. Bahkan, bisa jadi kita juga telah merencanakannya jauh hari sebelum itu.

 

Sampai ketemu di Seri 3 ya!

Sabtu, 13 Juli 2024

Peran Penting Dompet Dhuafa Dalam Pemberdayaan Masyarakat

 

PERAN PENTING DOMPET DHUAFA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Oleh: Trimanto B. Ngaderi*)

 

Tak terasa sudah 31 tahun Dompet Dhuafa melakukan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Sebagai organisasi nirlaba yang unggul dan berdedikasi, Dompet Dhuafa tidak hanya memberikan bantuan, akan tetapi telah banyak mengubah hidup seseorang. Termasuk memberikan inspirasi kepada banyak orang untuk berkontribusi dan melakukan hal yang serupa.

Berawal dari bentuk keprihatinan terhadap kondisi kemiskinan dan banyaknya masyarakat yang membutuhkan bantuan, maka para jurnalis harian Republika pada tahun 1993 mendirikan Dompet Dhuafa. mereka ingin belajar melayani. Dalam sejarah perjalanannya hingga usia 31 tahun, Dompet Dhuafa telah berkembang sangat pesat dan memiliki berbagai program yang inovatif serta membawa dampak positif bagi penerima manfaat pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Visi Dompet Dhuafa demi terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan, dan pemberdayaan berbasis pada sistem berkeadilan selaras dengan sila kelima dari Pancasila. Sedangkan misinya yaitu membangun masyarakat yang mandiri melalui program-program yang terintegrasi dan berkelanjutan termanifestasi dalam bidang  pendidikan, kesehatan, sosial-budaya, dan pemberdayaan ekonomi.

 

                                                        Sumber gambar: Akun Facebook Dompet Dhuafa


Pengalaman Pribadi Berinteraksi dengan Dompet Dhuafa

Di era tahun 2000-an kali pertama aku mengenal organisasi nirlaba yang satu ini. Pada waktu itu, sebagai pegiat literasi, aku aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Depok. Sebagai sekretariat sekaligus tempat berkegiatan, kami dipinjami oleh Dompet Dhuafa sebuah gedung yang representatif berlantai dua yang berlokasi di Jl. Keadilan Raya, Depok Timur.

Di sinilah aku mulai mengenal Dompet Dhuafa. Aku tertarik dengan program-program sosial dari Dompet Dhuafa sehingga saya memutuskan untuk ikut serta menjadi donatur (walaupun bukan donatur tetap). Termasuk kami juga terlibat sebagai relawan dalam pemberdayaan kaum dhuafa dan yatim-piatu melalui pemberian pelatihan menulis dan kegiatan mendongeng kepada mereka.

Selama beraktivitas di Depok, aku berusaha memantau sepak terjang dan perkembangan Dompet Dhuafa dari waktu ke waktu, terutama melalui harian Republika. Maklum, pada waktu itu belum banyak orang yang memiliki handphone, terlebih telepon genggam pada waktu itu baru sebatas untuk panggilan dan SMS.

Kini, aku tak lagi tinggal di Depok. Aku menetap di kampung halaman di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Ketika aku menyimak kembali perkembangan Dompet Dhuafa, cukup membuatku terkejut. Bagaimana tidak. 31 tahun Dompet Dhuafa telah berkontribusi membangun negeri. Pada 2021, ia telah memiliki 29 Kantor Cabang di seluruh Indonesia (kecuali Kaltara dan NTB), dan 5 Kantor Cabang di luar negeri serta 29 Mitra di 22 negara. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.

Terlebih, profesiku saat ini sebagai Pendamping Sosial di Kementerian Sosial RI yang tugas utamanya adalah menyalurkan berbagai macam bantuan sosial dari pemerintah, aku merasa senang sekali apabila mendengar orang-orang di sekelilingku atau membaca berita ada yang mendapat bantuan dari Dompet Dhuafa. barangkali ini efek dari smiling foundation.


Penutup

Dompet Dhuafa bukan hanya sekedar Lembaga nirlaba semata, melainkan sebagai pahlawan terutama bagi kaum dhuafa, fakir-miskin, dan yatim-piatu. Ia telah memberikan peluang dan harapan untuk hidup yang lebih baik dan lebih bermakna. Kini, mereka tak perlu lagi bersedih meratapi nasib atau menangis karena keadaan. 31 tahun Dompet Dhuafa telah membuat mereka pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya tersenyum bahagia, sebagaimana Dompet Dhuafa sendiri adalah sebagai smiling foundation.

Sebagai penutup dapat aku simpulkan bahwa peran penting Dompet Dhuafa dalam pemberdayaan masyarakat tak diragukan lagi. Dompet Dhuafa hadir sebagai agen perubahan dan membawa dampak yang positif. Oleh karena itu, mari kita dukung sepenuhnya program-program dari https://dompetdhuafa.org dengan cara ikut serta menjadi donatur, relawan, atau minimal ikut menyebarkan informasi.

 

Burung merpati di langit biru

Terbang tinggi di atas angkasa

Selamat milad ke tigapuluh satu

Dompet Dhuafa memang istimewa

 

*) Pegiat Literasi dan Pendiri TBM Klungsu

 

 

 

 

Jumat, 05 Juli 2024

Malaysia Seri 1 Kedai Motosikal

 KEDAI MOTOSIKAL

 oleh: Trimanto B. Ngaderi


Inilah kali pertama aku mengunjungi negara Malaysia. Meskipun masih dalam kategori negeri serumpun, dalam arti memiliki banyak persamaan dalam hal budaya dan bahasa, ternyata aku menjumpai pula banyak perbedaan-perbedaan. Sehingga saya memaknai serumpun sebagai satu akar atau satu hulu. Namun dalam perjalanan waktu, muncullah cabang-cabang baru yang tentu saja akan berbeda dengan induknya.

Salah satu yang aku amati ketika tiba di Kuala Lumpur adalah suasana jalan raya. Aku perhatikan dengan cermat dan teliti, aku temukan fakta bahwa kendaraan roda dua di jalanan Malaysia amat sangat sedikit. Jarang sekali aku melihat sepeda motor berlalu-lalang di jalan raya. Bandingkan dengan kondisi jalan raya di Jakarta, atau kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Fakta berikutnya adalah mayoritas sepeda motornya adalah model gigi. Aku cukup kesulitan untuk menemukan sepeda motor model automatic (matic). Uniknya lagi, di sana sepeda motor diperbolehkan masuk ke jalan tol, tidak hanya jalan tol tertentu saja, sepertinya jalan tol di seluruh negara. Coba bayangkan, seandainya di Jakarta sepeda motor diperbolehkan masuk ke jalan tol, alangkah macetnya! Wong jalan tol hanya khusus untuk mobil saja macetnya minta ampun, iya to.

Lantas, kalau mereka kurang suka memakai sepeda motor, apa mereka lebih suka memakai mobil?

Wah, kurang tahu juga ya. Aku tidak tahu persis faktor penyebabnya. Sekiranya mereka lebih cenderung memakai mobil, tapi ngomong-ngomong jalanan di sana kok tidak macet ya. Lancar-lancar saja tuh.

Satu lagi yang unik adalah sepeda motor di Malaysia tidak menggunakan plat di depan. Sepertinya cukup pakai stiker atau di semprot cat pilog. Perhatikan foto berikut:



                                                            Dok. pribadi_trimanto b ngaderi

Di sisi lain, aku sempat juga melihat beberapa sepeda motor Grab, tapi bukan membawa penumpang manusia, melainkan Grab khusus barang pesanan.

                                            Sumber gambar: FB Lelong Motosikal Malaysia

Kembali ke judul yang aku pakai dalam tulisan ini “Kedai Motosikal”. Kedai itu berarti toko, sedangkan motosikal itu sepeda motor (berasal dari bahasa Inggris motorcycle). Kalau di kita, kedai itu lebih kepada warung makanan atau minuman kan?

Itu dulu ya sedikit cerita dari aku. Pantau terus blog ini karena untuk negara Malaysia, rencananya aku akan membuat sebanyak 30 judul tulisan.

Sampai ketemu di catatanku berikutnya ya, bye!

Rabu, 03 Juli 2024

Segitiga Lintas Negara

 Puisi

SEGITIGA LINTAS NEGARA


Kukhayalkan sebuah impian

Kugantungkan sebuah harapan

Kupanjatkan sebuah permohonan

Di segitiga lintas negara


Kulangkahkan kaki di tanah suburmu

Kuedarkan pandangan  di gemerlap kotamu

Kudengarkan desiran angin di pasir putih pantaimu 

Kusaksikan kemegahan gedung-gedung pencakar langitmu

Oh... segitiga lintas negara!


Aku hadir dengan penuh sukacita

Aku datang dengan segenap jiwa-raga

dan, 

Aku mengetuk pintu negaramu dengan kasih asmara 


Wahai... Malaysia, Thailand, dan Singapura!

Saksikanlah bahwa aku datang sebagai seorang pecinta

Laksana seorang kekasih yang merindukan belahan jiwa 





Karya: Trimanto B. Ngaderi 

 

 

 

 


Minggu, 23 Juni 2024

Hikmah Al Qur'an Diturunkan Secara Berangsur-Angsur

 

HIKMAH AL QUR’AN DITURUNKAN SECARA BERANGSUR-ANGSUR

 

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun, 13 tahun di Mekkah (ayat Makiyah) dan 10 tahun di Madinah (ayat Madaniyah). Berbeda dengan kitab-kitab Samawi lainnya yang diturunkan sekaligus. Taurat diturunkan selama 6 hari, Zabur diturunkan selama 18 hari, dan Injil diturunkan selama 13 hari. Ketiga sama-sama turun di bulan Ramadhan (sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Baihaqi dalam kitab Asy-Syabi).

Sekalipun Al Qur’an juga turun di bulan Ramadhan, namun ia tidak turun sekaligus, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al Isra’:106. Tujuan Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur adalah demi tetapnya Al Qur’an di dalam dada Rasulullah dan kaum muslimin saat itu. Diturunkan ayat demi ayat, yang sebagian dengan sebagian lainnya saling berhubungan. Diturunkan secara terpisah menurut peristiwa-peristiwanya agar lebih mudah melekat ke dalam hati.



Lima Hikmah Al Qur’an Diturunkan Secara Berangsur-angsur

1)      Pembaharuan wahyu menguatkan hati Nabi

Nabi telah menyebarkan dakwahnya kepada seluruh manusia. Di antara mereka ada yang mengingkarinya, menentangnya, memberikan ejekan dan celaan, termasuk tetap bangga dengan kemegahan dan kebangsawanan mereka. Akan tetapi Rasulullah tetap teguh memegang kebenaran yang disampaikan kepada mereka.

Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).” Q.S. Al kahfi: 6.

 

2)      Memudahkan pemahaman dan hafalannya

Al Qur’an diturunkan kepada kaum yang ummi, tidak bisa membaca dan menulis. Memorinya hanyalah terletak pada hafalan, mereka tidak memiliki satu buku atau karangan sekalipun. Mereka hanya menghafal dan memahaminya. Sehingga mereka tidak akan mungkin menghafal Al Qur’an secara keseluruhan dalam satu masa.

Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Q.S. Al Jumu’ah: 2.

 

3)      Sebagai mukjizat bagi Nabi

Orang-orang kafir membangga-banggakan syair para penyair mereka, pidato para pembesar mereka, dan mereka terkenal akan ketinggian sastra dan bahasa. Mereka bertanya tentang mukjizat Al Qur’an sebagai kitab dari Allah dan bukan buatan manusia. Mereka ingin menguji kerasulan Muhammad.

“Katakanlah! Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Alquran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.” Q.S. Al Isra’:88.

 

4)      Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat itu dan periodisasi hukum

Manusia memiliki tabiat untuk tetap pada kondisi awalnya dan Islam sebagai agama baru tidak secara langsung memberikan perintah atau larangan kepada manusia. Al Qur’an mengajak kepada hikmah yang terkandung di dalamnya, memberikan penyeimbangan terhadap cara-cara dan adat-istiadat mereka yang bercampur dengan kerusakan dan kehinaan, meletakkan dasar-dasar hukum sesuai dengan keadaan, satu demi satu, sehingga benar-benar tertanam dalam diri mereka.

Al Qur’an pertama kali diturunkan dengan topik dasar-dasar keimanan, menegakkan dalil-dalilnya dengan bukti-bukti yang jelas sehingga jiwa orang-orang musyrik menjadi terbuka, serta mau menyadari kesalahan mereka dengan menyembah berhala. Al Qur’an juga pertama-tama memerintahkan manusia kepada kebaikan moral (akhlaqul karimah), meluruskan moral buruk mereka, melarang kepada kekejian dan kemungkaran, serta menyucikan jiwa mereka.

Setelah akidah dan akhlak mereka kuat, baru Al Qur’an membicarakan mengenai perbaikan sosial, yaitu menuju masyarakat yang baik (ummatan wasathan). Ayat tentang dasar hubungan kemasyarakatan diturunkan di Mekkah, tetapi perincian hukumnya turun di Madinah. Hubungan kekeluargaan turun di Mekkah, sedangkan penjelasan hak dan kewajiban suami-isteri, perceraian, kematian, dan harta warisan dijelasakan dalam ayat-ayat Madaniyah. Asal larangan berzina turun di Mekkah, dan ayat-ayat yang menyangkut batasan-batasannya diturunkan di Madinah.

“Sesungguhnya awal-awal yang diturunkan dari Al Quran adalah surat-surat dari Al Mufashshal (dari surat Qaaf – Al Nas), sebab didalamnya ada penjelasan tentang surga dan neraka, sehingga ketika umat islam telah kokoh diatas islam, maka turunlah perkara halal dan haram…”.  (HR Bukhari).

 

5)      Bukti yang kuat bahwa Al Qur’an diturunkan oleh Allah

Apabila kitab ini adalah ciptaan manusia atau perkataan seorang rasul yang diungkapkan dalam setiap peristiwa, maka jelas akan terdapat keraguan dan pertentangan di dalamnya. Padahal Al Qur’an memiliki makna yang berkaitan, memiliki gaya (ushlub) yang indah, memiliki susunan ayat dan surat yang saling berkaitan satu dengan lainnya.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” Q.S. An Nisa’: 82.

 

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Semoga kita dapat menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dan tuntunan dalam menjalani kehidupan di dunia, serta menjadi penerang dan syafaat kelak di yaumil qiyamah.

 

Referensi:

Drs. H.M. Shalahuddin Hamid, MA, Studi Ulumul Qur’an, Intimedia Cipta Nusantara, Jakarta, 2002.