Cari Blog Ini

Rabu, 04 September 2024

Nilai Tambah Tour Aksara 3 Negara ASEAN: Menggali Kebudayaan dan Literasi

Nilai Tambah Tour Aksara 3 Negara ASEAN: Menggali Kebudayaan dan Literasi


Pendahuluan

Hai, teman-teman Apakah Anda pernah merasa ingin mengunjungi beberapa negara di ASEAN, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana? Atau mungkin Anda ingin menggali lebih dalam tentang kebudayaan dan literasi di setiap negara? Jangan khawatir, karena saya akan membawa Anda pada perjalanan yang menyenangkan dan mencerdaskan melalui "Tour Aksara 3 Negara ASEAN"!

Seminar Motivasi: Menghidupkan Semangat

Pertama-tama, kita harus memulai dengan sesuatu yang dapat menghidupkan semangat kita. Dan itu adalah seminar motivasi Dalam seminar ini, kita akan mendengar cerita inspiratif dari orang-orang yang telah mencapai kesuksesan melalui jalan yang tidak mudah. Mereka akan berbagi pengalaman dan tipsnya, sehingga kita dapat belajar dari kesalahan mereka dan mengambil hikmah yang berharga.

Literasi Award: Menghargai Karya Cerdik

Setelah mendapatkan semangat, kita harus menghargai karya cerdik yang telah dibuat oleh para penulis dan seniman. Literasi award adalah acara yang sangat penting untuk mengakui dan menghargai karya-karya yang telah memberikan kontribusi besar bagi literasi budaya, sains, dan keuangan. Dalam acara ini, kita akan melihat berbagai jenis buku yang telah dipublikasikan dan mendengar cerita tentang bagaimana buku-buku tersebut dibuat.

Pendampingan Menulis: Membuat Karya Sendiri

Tentu saja, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menulis buku. Namun, dengan pendampingan menulis, kita dapat belajar cara membuat karya sendiri. Dalam program ini, kita akan diberikan bimbingan dari para penulis yang berpengalaman dan dapat membantu kita mengembangkan ide-ide kita menjadi karya yang sebenarnya. Kita juga dapat berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin timbul selama proses menulis.

Pembuatan Buku: Membawa Karya ke Dunia

Setelah kita membuat karya sendiri, kita harus memikirkan bagaimana cara membawa karya kita ke dunia. Pembuatan buku adalah langkah terakhir dalam proses literasi ini. Dalam program ini, kita akan belajar cara mengedit dan mempublikasikan buku kita. Kita juga dapat berinteraksi dengan penerbit dan penjual buku untuk memahami bagaimana cara memasarkan buku kita agar lebih banyak orang yang tahu tentangnya.

Literasi Budaya: Menggali Kebudayaan

Literasi budaya adalah salah satu aspek yang paling penting dalam "Tour Aksara 3 Negara ASEAN". Dalam program ini, kita akan menggali kebudayaan setiap negara yang kita kunjungi. Kita akan belajar tentang sejarah, tradisi, dan adat istiadat setiap negara. Kita juga dapat mengikuti festival-festival budaya yang diadakan di setiap negara untuk merasakan langsung bagaimana kebudayaan tersebut dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Literasi Sains: Membuka Mata

Literasi sains adalah aspek lain yang sangat penting dalam "Tour Aksara 3 Negara ASEAN". Dalam program ini, kita akan membuka mata kita tentang berbagai fenomena alam dan ilmu pengetahuan. Kita akan mengunjungi museum-museum sains dan laboratorium untuk melihat secara langsung bagaimana ilmu pengetahuan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga dapat berinteraksi dengan para ilmuwan untuk memahami bagaimana mereka melakukan penelitian dan mengembangkan teori-teori baru.

Literasi Keuangan: Mengelola Uang

Literasi keuangan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam program ini, kita akan belajar cara mengelola uang dengan bijak. Kita akan mendengar cerita tentang bagaimana cara menghemat uang, investasi, dan pengelolaan keuangan yang efektif. Kita juga dapat berinteraksi dengan para ahli keuangan untuk memahami bagaimana cara menghadapi krisis keuangan dan mengembangkan strategi keuangan yang solid.

Tour Gratis: Mengalami Perjalanan yang Mencerdaskan

Dan yang paling penting, "Tour Aksara 3 Negara ASEAN" adalah berkesempatan mendapatkan tour gratis lho! Dalam program ini, kita akan diajak untuk menjadi writervator yang dapat membantu kita menulis cerita inspiratif, menjadi konsultan program yang dapat membantu kita merencanakan perjalanan kita, hingga menjadi tour leader yang dapat membantu kita mengalami perjalanan yang mencerdaskan. Kita juga dapat berinteraksi dengan para peserta lainnya untuk membagikan pengalaman dan belajar dari mereka.



Kesimpulan

Dalam kesimpulan, "Tour Aksara 3 Negara ASEAN" adalah perjalanan yang sangat menyenangkan dan mencerdaskan. Dengan seminar motivasi, literasi award, pendampingan menulis, pembuatan buku, literasi budaya, literasi sains, dan literasi keuangan, kita dapat menggali kebudayaan dan literasi di setiap negara yang kita kunjungi. Dan dengan tour gratis, kita dapat mengalami perjalanan yang mencerdaskan tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan. Jadi, jangan ragu untuk bergabung dengan "Tour Aksara 3 Negara ASEAN" dan mengalami perjalanan yang akan membawa Anda ke dunia yang lebih luas dan lebih cerdas.



Info lengkap: +62817-6041-817 (Konsultan Program)

Senin, 02 September 2024

 

MALAYSIA SERI 11 DINIHARI JALANAN SEPI

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Biasanya kami tiba di hotel sekitar jam 22-23 malam, setelah seharian pergi mengunjungi beberapa destinasi wisata. Maunya sih tidak langsung istirahat di kamar, ingin nongkrong dulu di warung kaki lima atau restoran. Sekedar minum kopi sembari memesan makanan ringan.

Tapi sayang, jam-jam segitu sudah banyak warung atau restoran yang tutup. Bahkan, yang terlihat masih buka pun sebentar lagi akan segera tutup juga. Jadi, hampir tidak ada yang buka sampai tengah malam, apalagi sampai dinihari.

Situasi tengah malam di Kuala Lumpur sepi. Para pedagang sudah menutup usahanya, termasuk jalanan juga mulai sepi. Jarang sekali ada kendaraan yang masih berlalu-lalang. Apalagi ketika sudah dinihari, jalan benar-benar sepi, nyaris tak ada kendaraan yang lewat.

Entah itu hanya terjadi di tempat-tempat tertentu saja, atau gambaran umum kota Kuala Lumpur seperti itu, aku tidak tahu persis. Maklum, di Malaysia hanya beberapa hari saja, jadi pengamatan saya hanya bersifat parsial.


                Sumber gambar: https://i.ytimg.com/vi/YdWq5xW2VMM/maxresdefault.jpg


Berbeda di Jakarta

Kalau situasi di Jakarta boleh dikata kota 24 jam. Siang maupun malam tetap ramai. Tengah malam hingga dinihari masih banyak toko, warung atau restoran yang buka. Apalagi kawula muda perkotaan (terutama weekend) paling senang nongkrong dan begadang hingga pagi menjelang.

Budaya nongkrong dan begadang seakan-akan telah menjadi budaya, tradisi kawula muda. Bahkan, jika ada pemuda yang tidur awal, tak jarang terkena bully. Itu yang kelas menengah-bawah. Sedangkan kelas menengah-atas, tongkrongan mereka tentu di bar, café, atau hotel.

Termasuk jalanan di ibukota, terutama jalan-jalan protokol masih sangat ramai dengan kendaraan. Bahkan, di beberapa lokasi malah terjadi kemacetan. Perihal kemacetan, tidak hanya terjadi saat jam pergi dan pulang kerja, tapi bisa setiap saat siang maupun malam. Jalan tol pun tak lepas dari masalah kemacetan.

Kondisi di Thailand

Selain ke Malaysia, kami sempat mengunjungi negara Thailand, tepatnya di Provinsi Songkhla. Situasi malam hari di sana hampir sama dengan di Indonesia. Banyak toko, warung, restoran, café yang masih buka lewat tengah malam. Termasuk kawula muda yang nongkrong dan begadang. Jalanan pun masih ramai dengan kendaraan yang hilir-mudik. Ada pula swalayan yang buka 24 jam.

Bahkan, ada pedagang buah yang penjualnya seorang lansia yang buka hingga tengah malam. Aku sempat terkagum-kagum. Apa dia tidak mengantuk atau tidak merasa capek, atau minimal merasa kedinginan terkena angin malam. Aku tidak tahu persis, apakah dia baru mulai buka di sore hari atau malah sejak dari pagi hari.

Rabu, 28 Agustus 2024

Wisata Literasi 3 Negara ASEAN, Menelusuri Warisan Budaya dan Ilmu Pengetahuan

 

Wisata Literasi 3 Negara ASEAN: Menelusuri Warisan Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Halo, Sahabat Pembaca! Kali ini, saya akan membawa kalian dalam sebuah perjalanan unik yang mungkin belum pernah kalian bayangkan sebelumnya—wisata literasi ke tiga negara ASEAN! Tour 3 negara ini tidak hanya akan memperkaya wawasan kita tentang sejarah dan kebudayaan, tetapi juga menawarkan pengalaman yang berbeda dalam menikmati sebuah perjalanan. Ayo, kita mulai petualangan ini!

Mengapa Memilih Wisata Literasi?

Saat merencanakan liburan, kita sering kali mencari tempat-tempat populer, seperti pantai, gunung, atau pusat perbelanjaan. Tapi pernahkah kalian berpikir untuk melakukan wisata edukasi? Ya, wisata literasi bisa menjadi alternatif menarik yang tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga pengetahuan baru. Dengan wisata literasi internasional ini, kita akan menjelajahi perpustakaan, toko buku, dan tempat-tempat bersejarah yang sarat dengan informasi dan cerita menarik.

Tour 3 Negara: Menjelajah Asia Tenggara Melalui Wisata Literasi



1. Malaysia: Menyusuri Jejak Literasi di Malaka dan Johor Bahru

Mari kita mulai perjalanan literasi ini dari negara tetangga kita, Malaysia. Malaysia adalah negara yang kaya akan sejarah dan budaya. Dua kota yang akan kita jelajahi adalah Malaka dan Johor Bahru.

Malaka: Menelusuri Sejarah di Setiap Sudut Kota

Malaka adalah kota bersejarah yang terdaftar sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. Kota ini terkenal dengan bangunan-bangunan tua dan museum yang menyimpan banyak cerita. Salah satu destinasi literasi yang wajib dikunjungi di Malaka adalah Perpustakaan Hang Tuah. Di sini, kita bisa menemukan berbagai literatur yang menceritakan tentang sejarah Malaka dari zaman ke zaman. Selain itu, ada juga Museum Buku Melaka yang menyimpan berbagai manuskrip kuno dan buku-buku langka dari berbagai periode.

Tak hanya itu, Malaka juga memiliki banyak toko buku antik yang menawarkan koleksi buku-buku lama. Bagi para penggemar sejarah, mengunjungi toko buku seperti ini bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik. Kalian bisa menemukan buku-buku yang sudah tidak dicetak lagi, atau bahkan menemukan manuskrip kuno yang bisa menambah wawasan tentang sejarah Asia Tenggara.

Johor Bahru: Mengenal Lebih Dekat Sastra Melayu

Selanjutnya, kita bergerak ke Johor Bahru, kota yang terkenal dengan perpaduan antara tradisi dan modernitas. Di sini, ada Perpustakaan Sultan Ismail yang menawarkan koleksi buku yang sangat beragam, mulai dari literatur lokal hingga internasional. Selain itu, perpustakaan ini juga sering mengadakan acara-acara literasi seperti bedah buku dan diskusi sastra yang sangat menarik untuk diikuti. Ini adalah salah satu tempat terbaik untuk mengenal lebih dekat sastra Melayu dan karya-karya penulis Malaysia.

Bagi kalian yang menyukai sastra dan ingin belajar lebih banyak tentang sejarah dan budaya Melayu, Johor Bahru adalah destinasi yang sempurna. Tour aksara ini akan membawa kalian menelusuri setiap lembaran buku yang menyimpan kisah-kisah menarik dari masa lampau hingga kontemporer.

2. Thailand: Menjelajahi Kekayaan Literasi di Songkhla dan Hatyai

Setelah puas menjelajahi literasi di Malaysia, kita akan melanjutkan perjalanan ke Thailand. Negara ini tidak hanya menawarkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga memiliki destinasi literasi yang menarik.

Songkhla: Kota Tua dengan Sejuta Cerita

Di Songkhla, kota yang dikenal sebagai kota tua dengan sejarah yang panjang, kita bisa menemukan banyak tempat literasi yang menarik. Salah satu yang paling terkenal adalah Perpustakaan Phatthalung yang memiliki koleksi buku sejarah dan budaya Thailand yang sangat lengkap. Perpustakaan ini juga sering menjadi tuan rumah untuk acara-acara literasi, seperti peluncuran buku dan diskusi panel yang mengundang penulis-penulis terkenal dari berbagai penjuru dunia.

Tidak hanya perpustakaan, di Songkhla juga banyak terdapat toko buku kecil yang menjual buku-buku langka dan majalah-majalah lama. Ini adalah tempat yang sempurna untuk kalian yang ingin mencari buku-buku unik yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Di sini, kita bisa belajar banyak tentang sejarah dan perkembangan literatur di Asia Tenggara.

Hatyai: Pusat Literasi Modern di Thailand Selatan

Hatyai adalah kota yang lebih modern dan merupakan pusat komersial di Thailand Selatan. Di sini, kita bisa menemukan Kinokuniya Bookstore, sebuah toko buku besar yang menawarkan berbagai koleksi buku internasional dan lokal. Toko buku ini sangat populer di kalangan wisatawan dan penduduk lokal karena suasananya yang nyaman dan koleksi bukunya yang sangat lengkap.

Selain itu, Hatyai juga memiliki beberapa kafe literasi yang menawarkan suasana nyaman untuk membaca dan belajar. Tempat-tempat seperti ini sering menjadi tempat berkumpulnya komunitas literasi dan penggemar buku untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan. Ini adalah tempat yang sempurna untuk kalian yang ingin merasakan suasana wisata literasi internasional sambil menikmati secangkir kopi.

3. Singapura: Surga Literasi Modern di Merlion Park dan Universal Studio

Singapura, negara kecil yang sangat maju di Asia Tenggara, juga memiliki banyak tempat literasi yang menarik. Kota ini tidak hanya menawarkan wisata modern tetapi juga memiliki banyak tempat untuk para pecinta buku dan literatur.

Merlion Park: Ikon Wisata dan Literasi

Merlion Park tidak hanya terkenal sebagai ikon wisata Singapura, tetapi juga sebagai tempat yang sering digunakan untuk berbagai acara literasi. Di sekitar area ini, kita bisa menemukan Perpustakaan Umum Singapura yang memiliki koleksi buku yang sangat lengkap dan berbagai fasilitas modern. Perpustakaan ini juga sering mengadakan acara-acara literasi, seperti pelatihan menulis, diskusi buku, dan workshop untuk anak-anak.

Merlion Park juga sering menjadi tempat untuk acara-acara literasi terbuka yang mengundang penulis dan sastrawan terkenal. Bagi kalian yang ingin belajar dan mengenal lebih jauh tentang literatur Asia Tenggara, Singapura adalah tempat yang tepat untuk memulai.

Universal Studio: Wisata Edukasi yang Seru

Mungkin kalian berpikir, apa hubungannya Universal Studio dengan wisata literasi? Ternyata, di sini kita bisa menemukan The Lost World dan Far Far Away, dua area yang terinspirasi dari literatur klasik dan cerita rakyat. Tempat-tempat ini tidak hanya menawarkan wahana yang seru, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang menarik tentang sejarah dan sastra dunia.

Dengan mengunjungi Universal Studio, kita bisa belajar banyak tentang bagaimana cerita dan literatur klasik diadaptasi ke dalam bentuk hiburan modern. Ini adalah contoh nyata bagaimana literatur bisa dinikmati dengan cara yang menyenangkan dan edukatif.

4. Kuala Lumpur: Menyimak Sejarah di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur

Setelah menikmati wisata literasi di Singapura, mari kita kembali ke Malaysia, tepatnya di Kuala Lumpur. Di sini, ada satu tempat yang sangat unik dan menarik untuk dikunjungi, yaitu Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).

Sekolah Indonesia Kuala Lumpur: Mengajar dan Belajar Bersama

Sekolah Indonesia Kuala Lumpur adalah sekolah yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia. Sekolah ini memiliki perpustakaan yang sangat lengkap dengan koleksi buku-buku pelajaran, literatur Indonesia, dan juga buku-buku internasional. Di sini, kita bisa melihat bagaimana pendidikan dan literatur Indonesia diajarkan di luar negeri.

Selain itu, SIKL juga sering mengadakan acara budaya dan literasi, seperti lomba baca puisi, lomba menulis cerita pendek, dan kegiatan lain yang mengajak anak-anak untuk mencintai literatur. Mengunjungi SIKL adalah salah satu cara terbaik untuk memahami bagaimana pendidikan dan literatur Indonesia diapresiasi di luar negeri.

Penutup: Merayakan Keberagaman Literasi di Asia Tenggara

Melalui tour aksara ke tiga negara ASEAN ini, kita dapat belajar banyak hal tentang budaya, sejarah, dan literatur. Tidak hanya sekadar wisata, perjalanan ini menawarkan pengalaman unik yang dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan kita. Setiap tempat yang kita kunjungi memiliki cerita dan pelajaran tersendiri yang akan kita bawa pulang.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo siapkan ransel kalian, buka buku peta, dan mulai petualangan literasi kalian di Asia Tenggara! Jangan lupa untuk berbagi cerita dan pengalaman setelah mengikuti tour 3 negara ini. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya, Sahabat Pembaca! 📚🌏

Berminat, silakan hubungi di 0817-6041-817 (Konsultan Program).

 

Senin, 26 Agustus 2024

Malaysia Seri 10 Tidak Ada Tiang Listrik dan Tiang Telepon

MALAYSIA SERI 10 TIDAK ADA TIANG LISTRIK DAN TIANG TELEPON

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Selain jalanan di Malaysia minim reklame (sebagaimana telah saya bahas di Seri 9), juga hampir tidak ada tiang listrik maupun tiang telepon.  Di kanan-kiri jalan tampak bersih dan rapi. Gedung-gedung, komplek rukan dan ruko, maupun perumahan penduduk tampak jelas terlihat tanpa terhalang oleh tiang-tiang maupun kabel-kabel. Ada sih tiang listrik atau tiang lampu yang saya jumpai di beberapa tempat, tapi sangat jarang.

Itu yang saya lihat di tiga kota besar yang saya kunjungi, yaitu Kuala Lumpur, Malaka, dan Johor Bahru. Sedangkan di daerah perdesaan, saya masih melihat tiang-tiang listrik di pinggir jalan, terutama dari Kuala Lumpur menuju perbatasan dengan Thailand.

Sudah tiang-tiang telepon tidak ada, tower-tower operator seluler pun saya juga tidak melihatnya. Padahal, secara umum negara Malaysia didominasi oleh dataran tinggi (pegunungan), pun saya tak melihat tower di atas gunung.

Sangat Berbeda dengan Indonesia

Di kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta, kanan-kiri jalan akan dipenuhi pemandangan penuh sesaknya tiang-tiang listrik, tiang Lampu Penerangan Jalan (LPJ), dan tiang-tiang telepon/internet. Kabel-kabelnya yang berseleweran sampai menutupi gedung-gedung, rukan, ruko, maupun perumahan warga.

Terlebih tiang-tiang internet yang sekarang banyak pemain (dari swasta). Terkadang satu titik diisi 3-5 tiang. Belum lagi kabelnya yang tidak tertata rapi dan terlihat sangat mengganggu. Belum lagi dari tiang-tiang itu, kabel dihubungkan ke gedung-gedung, rukan, ruko, maupun perumahan warga, termasuk disambungkan ke gang-gang kecil.

Tower-tower juga bertebaran di mana-mana dalam jarak tertentu. Hal ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, melainkan hingga ke kota kecil  tingkat kecamatan. Di setiap kota kecamatan biasanya ada 3 hingga 5 tower sesuai dengan jumlah operator seluler yang ada di Indonesia. Selain di kota kecamatan, di pelosok desa pun juga didirikan tower lagi, yang desa tersebut jaraknya agak jauh dari ibukota kecamatan.

Hingga akhirnya muncul kekhawatiran Indonesia bakal menjadi hutan tower, karena di setiap tempat didirikan beberapa tower sekaligus. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, kemudian pemerintah membuat kebijakan satu tower dipakai bersama. Tidak perlu satu operator seluler mendirikan satu tower tersendiri. Kebijakan ini pula membawa manfaat terhadap penghematan anggaran (biaya peralatan tower dan biaya sewa lahan).

Berbeda Lagi di Thailand

Kondisinya lebih parah lagi di negara Thailand, terutama di Provinsi Songkhla yang pernah saya kunjungi. Kabel-kabelnya amat sangat banyak, ruwet, dan semrawut. Bahkan, sebagian lagi ada yang sampai berseleweran di sekitar tiang maupun di pinggir-pinggir jalan, mengganggu pejalan kaki. Saya tidak bisa membayangkan jika kabel tersebut tanpa sengaja tersenggol atau terpegang oleh seseorang.

Benar-benar ruwet dan semrawut. Lebih jelasnya bisa dilihat pada foto berikut.

 

                                        Sumber: akun FB Badminton Wonder Fans


                                                Sumber: https://wowkeren.com


*****

Kalau di Malaysia kita nyaris tidak melihat tiang listrik maupun tiang telepon/internet, di sana sepertinya memakai kabel tanam. Berarti boleh dikata, teknologi mereka sudah selangkah lebih maju dari kita. Di Indonesia, boro-boro mau menerapkan sistem kabel tanam, wong jalan saja kadang sudah tak tersisa lagi buat pejalan kaki. Mau membangun trotoar sudah tak memungkinkan lagi, apalagi mau membangun instalasi kabel tanam.

Kabel tanam baru bisa diterapkan untuk kota-kota baru hasil pemekaran, termasuk di Ibukota Nusantara (IKN).

 


Selasa, 20 Agustus 2024

Malaysia Seri 9 Minim Reklame di Jalan-Jalan

 

MALAYSIA SERI 9 MINIM REKLAME DI JALAN-JALAN

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

 

Apabila kita berjalan-jalan di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia, kita akan melihat reklame (papan iklan) di kanan-kiri jalan. Terlebih di tempat-tempat strategis seperti jalan protokol, jalan tol, perempatan jalan, jembatan, atau ruang publik lainnya. Seakan-akan jalanan penuh sesak dengan reklame. Bahkan, reklame yang ukurannya sangat besar terkadang menutupi gedung, rumah, atau ruang terbuka hijau.

Belum lagi kalau sedang musim Pilpres maupun Pilkada, kanan-kiri jalan tampak semrawut. Para Timses memasang atribut kampanye dalam berbagai bentuk. Ada yang berupa reklame, banner, umbul-umbul, stiker, pamflet, dan sebagainya. Mereka menempel pamflet atau stiker di tembok, tiang listrik/telepon, jembatan, bahkan di angkutan umum.


                                            Sumber gambar https://tripadvisor.co.id

Kota-Kota di Malaysia

Dalam pengamatan saya selama di Malaysia, terutama di Kuala Lumpur, Malaka, dan Johor Baru, saya jarang sekali menemukan media reklame di pinggir jalan. Kanan-kiri jalan tampak bersih dan rapi. Ada sih reklame di pinggir jalan, tapi jumlahnya sangat sedikit. Itupun penempatannya di lokasi yang tepat, sehingga tidak sampai mengganggu pemandangan.

Demikian halnya di jalan tol, nyaris tak ada reklame. Justru mata kita disuguhi oleh pemandangan kebun kelapa sawit di kanan-kiri jalan.

Apakah memang perusahaan-perusahaan di Malaysia tidak suka memasang iklan dengan media reklame, atau karena pemerintah menerapkan kebijakan yang sangat ketat terkait pemasangan iklan di jalan raya, entah itu terkait dengan perizinan atau besarnya biaya sewa/biaya pemasangan. Atau mereka lebih suka beriklan di media elektronik maupun media iklan. Saya tidak tahu persis.

Sudah papan reklame amat sedikit, jalanan di Malaysia juga jarang sekali terjadi kemacetan. Bahkan, volume sepeda motor di jalanan juga amat kecil. Orang Malaysia sepertinya kurang suka memakai sepeda motor, sehingga jarang kita menemukan sepeda motor berlalu-lalang di jalan. Apakah karena pengguna sepeda motor sedikit, sehingga di Malaysia sepeda motor diperbolehkan masuk di semua jalan tol yang ada di negara itu.

Bisa jadi benar apa kata para analis pemasaran bahwa Indonesia merupakan pangsa pasar yang sangat potensial di dunia. Selain memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, secara psikologis orang Indonesia memiliki gengsi yang tinggi dan suka dengan gaya hidup yang “wah”. Termasuk gampang tergoda dengan iklan. Thus, para perusahaan juga berani jor-joran dalam mengeluarkan anggaran periklanan.

(Seri berikutnya adalah Malaysia minim tiang listrik maupun tiang telepon)

Sabtu, 17 Agustus 2024

Malaysia Seri 8 Takmir Masjid Bergaji 7 Juta Rupiah

 

MALAYSIA SERI 8 TAKMIR MASJID BERGAJI 7 JUTA

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Salah satu agenda kami selama di Malaysia adalah mengunjungi ibukota pemerintahan negara ini, yaitu Putrajaya. Berada di sebelah selatan Kuala Lumpur, berjarak sekitar 36 KM (2 jam perjalanan). Kosa kata putra dan jaya sudah tidak asing lagi di Indonesia, sehingga kami cukup mudah untuk mengingatnya. Entah mengapa, di Malaysia banyak sekali nama-nama tempat atau gedung yang memakai kosa kata “putra”, “jaya”, termasuk kata “sentosa”.

Putrajaya hanyalah ibukota pemerintahan, sedangkan ibukota negara tetap Kuala Lumpur. Semua kantor pemerintahan berada di Putrajaya. Disediakan pula semacam apartemen untuk tempat tinggal para pegawai pemerintah dengan sistem sewa. Jadi, apabila ada pegawai yang tinggal di luar Putrajaya, tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk sampai di kantor. Selain itu, juga bertujuan untuk mengurangi volume kendaraan dan kemacetan. Oleh karena itu, pemerintah menyediakan sistem angkutan umum yang terintegrasi.  



Masjid Putrajaya

Di Putrajaya, kami mengunjungi Putra Square yang merupakan pusat ibukota. Di kawasan ini terdapat Masjid Putra (di Jakarta setara dengan Istiqlal). Salah satu kawan kami sempat mampir ke masjid tersebut dan ngobrol dengan pengurus masjid (takmir).

Salah satu informasi yang kami dapatkan adalah bahwa dia mendapatkan gaji sebesar Rp 7 juta per bulan. Wow… jumlah yang lumayan besar (2x lipat lebih dari gaji saya sebagai pegawai pemerintah).

“Hebat sekali pemerintah Malaysia sampai menggaji takmir masjid sebesar itu”, pikir saya waktu itu. “Mereka benar-benar memberi perhatian yang serius terhadap kesejahteraan pengurus masjid”.

Apakah gaji sebesar itu hanya untuk tugas mengimami shalat wajib dan mengurusi berbagai kegiatan keagamaan di masjid itu, atau termasuk tugas dalam hal menjaga kebersihan dan kerapian masjid.

Pertanyaan berikutnya, apakah yang mendapat gaji itu hanya masjid milik pemerintah atau semua masjid yang ada di Malaysia. Atau apakah ini hanya berlaku di ibukota negara dan kota-kota besar saja, atau mencakup seluruh wilayah negara. Perlu digali lagi informasi detailnya. Sayang sekali, karena saya bukan yang ngobrol dengan dia.

Bahkan, ketika saya Googling, pada Ramadhan tahun kemarin, imam shalat Tarawih mendapat gaji sebesar Rp 19 juta. Amazing!

Kondisi di Indonesia

Secara umum, takmir masjid di Indonesia baik itu imam shalat, muadzin, maupun marbot tidak mendapat gaji secara khusus. Kecuali masjid-masjid yang berada di kota-kota besar, dan itupun masih terbatas pada masjid-masjid tertentu. Untuk daerah perdesaan, biasanya yang mendapat gaji adalah petugas kebersihan (marbot), itupun nilainya tak seberapa, sangat kecil.

Menurut saya, meskipun imam dan muadzin tidak digaji, minimal seorang petugas kebersihan mendapatkan gaji yang layak, syukur-syukur setara dengan UMR. Kalau hanya digaji sekedarnya, mereka pun bekerja sekedarnya. Misal, mereka hanya membersihkan masjid seminggu sekali, yaitu menjelang shalat Jum’at. Ditambah kalau ada acara-acara tertentu, seperti pengajian akbar atau shalat hari raya.

Wajar apabila kita menjumpai kebanyakan masjid di Indonesia terutama di toilet terlihat kotor dan bau. Jamaah setempat saja merasa tidak nyaman, apalagi musafir yang kebetulan singgah di masjid itu. Hal ini sangat kontras dengan ajaran Islam itu sendiri yang sangat mengutamakan kebersihan.

Kalau marbot digaji secara layak, ia diminta untuk membersihkan seluruh komplek masjid termasuk toilet secara rutin setiap hari. Tidak hanya satu atau dua kali dalam seminggu sebagaimana yang selama ini terjadi. Jika ia sudah menerima gaji yang layak tapi masih bekerja seenaknya, ya lebih baik digantikan dengan orang lain yang siap bekerja dengan penuh tanggung jawab.

(Masak, toilet masjid yang dipakai untuk beribadah menghadap Tuhan kalah dengan toilet di hotel yang super bersih, wangi, dan rapi).

 

Nantikan cerita-cerita seru saya di seri berikutnya ya! See you again

Selasa, 13 Agustus 2024

Mari Bergabung di Tour Aksara 2025 Tujuan 3 Negara ASEAN

 Dalam rangka menyukseskan program pengembangan literasi sekolah secara berkelanjutan serta memberi mewujudkan praktik pembelajaran literasi internasional, Forum Indonesia Menulis menyelenggarakan program TourAksara Asia Tiga Negara Tahun 2025.

 


Program ini diselenggarakan dengan rangkaian kegiatan meliputi Tour Literasi di Malaysia: berkunjung ke tempat-tempat menarik dan informatif, sekolah Indonesia luar negeri, Universitas terbaik, dan beberapa tempat edukatif yang kaya informasi. Tour Literasi di Singapura: menyaksikan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan serta praktik-praktik disiplin yang wajib diduplikasi. Tour Literasi di Thailand: mengunjungi tempat-tempat yang kaya akan wawasan literasi sejarah dan budaya. Fasilitas dan Iuaran dari program ini direncanakan sebagai berikut:

 

A.  Fasilitas Peserta TourAksara  

1.    Mendapatkan pelatihan literasi pra TourAksara

2.    Kaos Ekslusif Program

3.    Tour ke 3 negara dengan fasilitas All in + belajar perkembangan literasi, ilmu pengetahuan

4.    Pelatihan pasca Tour

5.    Buku

6.    E-Sertifikat peserta TourAksara

7.    E-Sertifikat Penulis

 

B.  Fasilitas untuk Kepala Dinas, Kepala Sekolah, Ketua Yayasan, Ketua Komunitas, dll jika melibatkan minimal 40 peserta

1.    Gratis tour 3 negara

2.    Kaos ekslusif Program

3.    Free buku jika mengikuti praktik kepenulisan

4.    Uang tunai Rp 5.000.000

5.    Piagam penghargaan Anugerah Literasi Internasional Kategori Pejabat Publik


Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi di 0817-6041-817 (Konsultan Program).