Cari Blog Ini

Sabtu, 17 Agustus 2024

Malaysia Seri 8 Takmir Masjid Bergaji 7 Juta Rupiah

 

MALAYSIA SERI 8 TAKMIR MASJID BERGAJI 7 JUTA

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Salah satu agenda kami selama di Malaysia adalah mengunjungi ibukota pemerintahan negara ini, yaitu Putrajaya. Berada di sebelah selatan Kuala Lumpur, berjarak sekitar 36 KM (2 jam perjalanan). Kosa kata putra dan jaya sudah tidak asing lagi di Indonesia, sehingga kami cukup mudah untuk mengingatnya. Entah mengapa, di Malaysia banyak sekali nama-nama tempat atau gedung yang memakai kosa kata “putra”, “jaya”, termasuk kata “sentosa”.

Putrajaya hanyalah ibukota pemerintahan, sedangkan ibukota negara tetap Kuala Lumpur. Semua kantor pemerintahan berada di Putrajaya. Disediakan pula semacam apartemen untuk tempat tinggal para pegawai pemerintah dengan sistem sewa. Jadi, apabila ada pegawai yang tinggal di luar Putrajaya, tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk sampai di kantor. Selain itu, juga bertujuan untuk mengurangi volume kendaraan dan kemacetan. Oleh karena itu, pemerintah menyediakan sistem angkutan umum yang terintegrasi.  



Masjid Putrajaya

Di Putrajaya, kami mengunjungi Putra Square yang merupakan pusat ibukota. Di kawasan ini terdapat Masjid Putra (di Jakarta setara dengan Istiqlal). Salah satu kawan kami sempat mampir ke masjid tersebut dan ngobrol dengan pengurus masjid (takmir).

Salah satu informasi yang kami dapatkan adalah bahwa dia mendapatkan gaji sebesar Rp 7 juta per bulan. Wow… jumlah yang lumayan besar (2x lipat lebih dari gaji saya sebagai pegawai pemerintah).

“Hebat sekali pemerintah Malaysia sampai menggaji takmir masjid sebesar itu”, pikir saya waktu itu. “Mereka benar-benar memberi perhatian yang serius terhadap kesejahteraan pengurus masjid”.

Apakah gaji sebesar itu hanya untuk tugas mengimami shalat wajib dan mengurusi berbagai kegiatan keagamaan di masjid itu, atau termasuk tugas dalam hal menjaga kebersihan dan kerapian masjid.

Pertanyaan berikutnya, apakah yang mendapat gaji itu hanya masjid milik pemerintah atau semua masjid yang ada di Malaysia. Atau apakah ini hanya berlaku di ibukota negara dan kota-kota besar saja, atau mencakup seluruh wilayah negara. Perlu digali lagi informasi detailnya. Sayang sekali, karena saya bukan yang ngobrol dengan dia.

Bahkan, ketika saya Googling, pada Ramadhan tahun kemarin, imam shalat Tarawih mendapat gaji sebesar Rp 19 juta. Amazing!

Kondisi di Indonesia

Secara umum, takmir masjid di Indonesia baik itu imam shalat, muadzin, maupun marbot tidak mendapat gaji secara khusus. Kecuali masjid-masjid yang berada di kota-kota besar, dan itupun masih terbatas pada masjid-masjid tertentu. Untuk daerah perdesaan, biasanya yang mendapat gaji adalah petugas kebersihan (marbot), itupun nilainya tak seberapa, sangat kecil.

Menurut saya, meskipun imam dan muadzin tidak digaji, minimal seorang petugas kebersihan mendapatkan gaji yang layak, syukur-syukur setara dengan UMR. Kalau hanya digaji sekedarnya, mereka pun bekerja sekedarnya. Misal, mereka hanya membersihkan masjid seminggu sekali, yaitu menjelang shalat Jum’at. Ditambah kalau ada acara-acara tertentu, seperti pengajian akbar atau shalat hari raya.

Wajar apabila kita menjumpai kebanyakan masjid di Indonesia terutama di toilet terlihat kotor dan bau. Jamaah setempat saja merasa tidak nyaman, apalagi musafir yang kebetulan singgah di masjid itu. Hal ini sangat kontras dengan ajaran Islam itu sendiri yang sangat mengutamakan kebersihan.

Kalau marbot digaji secara layak, ia diminta untuk membersihkan seluruh komplek masjid termasuk toilet secara rutin setiap hari. Tidak hanya satu atau dua kali dalam seminggu sebagaimana yang selama ini terjadi. Jika ia sudah menerima gaji yang layak tapi masih bekerja seenaknya, ya lebih baik digantikan dengan orang lain yang siap bekerja dengan penuh tanggung jawab.

(Masak, toilet masjid yang dipakai untuk beribadah menghadap Tuhan kalah dengan toilet di hotel yang super bersih, wangi, dan rapi).

 

Nantikan cerita-cerita seru saya di seri berikutnya ya! See you again

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar Anda!