Cari Blog Ini

Senin, 26 Agustus 2024

Malaysia Seri 10 Tidak Ada Tiang Listrik dan Tiang Telepon

MALAYSIA SERI 10 TIDAK ADA TIANG LISTRIK DAN TIANG TELEPON

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Selain jalanan di Malaysia minim reklame (sebagaimana telah saya bahas di Seri 9), juga hampir tidak ada tiang listrik maupun tiang telepon.  Di kanan-kiri jalan tampak bersih dan rapi. Gedung-gedung, komplek rukan dan ruko, maupun perumahan penduduk tampak jelas terlihat tanpa terhalang oleh tiang-tiang maupun kabel-kabel. Ada sih tiang listrik atau tiang lampu yang saya jumpai di beberapa tempat, tapi sangat jarang.

Itu yang saya lihat di tiga kota besar yang saya kunjungi, yaitu Kuala Lumpur, Malaka, dan Johor Bahru. Sedangkan di daerah perdesaan, saya masih melihat tiang-tiang listrik di pinggir jalan, terutama dari Kuala Lumpur menuju perbatasan dengan Thailand.

Sudah tiang-tiang telepon tidak ada, tower-tower operator seluler pun saya juga tidak melihatnya. Padahal, secara umum negara Malaysia didominasi oleh dataran tinggi (pegunungan), pun saya tak melihat tower di atas gunung.

Sangat Berbeda dengan Indonesia

Di kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta, kanan-kiri jalan akan dipenuhi pemandangan penuh sesaknya tiang-tiang listrik, tiang Lampu Penerangan Jalan (LPJ), dan tiang-tiang telepon/internet. Kabel-kabelnya yang berseleweran sampai menutupi gedung-gedung, rukan, ruko, maupun perumahan warga.

Terlebih tiang-tiang internet yang sekarang banyak pemain (dari swasta). Terkadang satu titik diisi 3-5 tiang. Belum lagi kabelnya yang tidak tertata rapi dan terlihat sangat mengganggu. Belum lagi dari tiang-tiang itu, kabel dihubungkan ke gedung-gedung, rukan, ruko, maupun perumahan warga, termasuk disambungkan ke gang-gang kecil.

Tower-tower juga bertebaran di mana-mana dalam jarak tertentu. Hal ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, melainkan hingga ke kota kecil  tingkat kecamatan. Di setiap kota kecamatan biasanya ada 3 hingga 5 tower sesuai dengan jumlah operator seluler yang ada di Indonesia. Selain di kota kecamatan, di pelosok desa pun juga didirikan tower lagi, yang desa tersebut jaraknya agak jauh dari ibukota kecamatan.

Hingga akhirnya muncul kekhawatiran Indonesia bakal menjadi hutan tower, karena di setiap tempat didirikan beberapa tower sekaligus. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, kemudian pemerintah membuat kebijakan satu tower dipakai bersama. Tidak perlu satu operator seluler mendirikan satu tower tersendiri. Kebijakan ini pula membawa manfaat terhadap penghematan anggaran (biaya peralatan tower dan biaya sewa lahan).

Berbeda Lagi di Thailand

Kondisinya lebih parah lagi di negara Thailand, terutama di Provinsi Songkhla yang pernah saya kunjungi. Kabel-kabelnya amat sangat banyak, ruwet, dan semrawut. Bahkan, sebagian lagi ada yang sampai berseleweran di sekitar tiang maupun di pinggir-pinggir jalan, mengganggu pejalan kaki. Saya tidak bisa membayangkan jika kabel tersebut tanpa sengaja tersenggol atau terpegang oleh seseorang.

Benar-benar ruwet dan semrawut. Lebih jelasnya bisa dilihat pada foto berikut.

 

                                        Sumber: akun FB Badminton Wonder Fans


                                                Sumber: https://wowkeren.com


*****

Kalau di Malaysia kita nyaris tidak melihat tiang listrik maupun tiang telepon/internet, di sana sepertinya memakai kabel tanam. Berarti boleh dikata, teknologi mereka sudah selangkah lebih maju dari kita. Di Indonesia, boro-boro mau menerapkan sistem kabel tanam, wong jalan saja kadang sudah tak tersisa lagi buat pejalan kaki. Mau membangun trotoar sudah tak memungkinkan lagi, apalagi mau membangun instalasi kabel tanam.

Kabel tanam baru bisa diterapkan untuk kota-kota baru hasil pemekaran, termasuk di Ibukota Nusantara (IKN).

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar Anda!