Cari Blog Ini

Selasa, 20 Agustus 2024

Malaysia Seri 9 Minim Reklame di Jalan-Jalan

 

MALAYSIA SERI 9 MINIM REKLAME DI JALAN-JALAN

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

 

Apabila kita berjalan-jalan di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia, kita akan melihat reklame (papan iklan) di kanan-kiri jalan. Terlebih di tempat-tempat strategis seperti jalan protokol, jalan tol, perempatan jalan, jembatan, atau ruang publik lainnya. Seakan-akan jalanan penuh sesak dengan reklame. Bahkan, reklame yang ukurannya sangat besar terkadang menutupi gedung, rumah, atau ruang terbuka hijau.

Belum lagi kalau sedang musim Pilpres maupun Pilkada, kanan-kiri jalan tampak semrawut. Para Timses memasang atribut kampanye dalam berbagai bentuk. Ada yang berupa reklame, banner, umbul-umbul, stiker, pamflet, dan sebagainya. Mereka menempel pamflet atau stiker di tembok, tiang listrik/telepon, jembatan, bahkan di angkutan umum.


                                            Sumber gambar https://tripadvisor.co.id

Kota-Kota di Malaysia

Dalam pengamatan saya selama di Malaysia, terutama di Kuala Lumpur, Malaka, dan Johor Baru, saya jarang sekali menemukan media reklame di pinggir jalan. Kanan-kiri jalan tampak bersih dan rapi. Ada sih reklame di pinggir jalan, tapi jumlahnya sangat sedikit. Itupun penempatannya di lokasi yang tepat, sehingga tidak sampai mengganggu pemandangan.

Demikian halnya di jalan tol, nyaris tak ada reklame. Justru mata kita disuguhi oleh pemandangan kebun kelapa sawit di kanan-kiri jalan.

Apakah memang perusahaan-perusahaan di Malaysia tidak suka memasang iklan dengan media reklame, atau karena pemerintah menerapkan kebijakan yang sangat ketat terkait pemasangan iklan di jalan raya, entah itu terkait dengan perizinan atau besarnya biaya sewa/biaya pemasangan. Atau mereka lebih suka beriklan di media elektronik maupun media iklan. Saya tidak tahu persis.

Sudah papan reklame amat sedikit, jalanan di Malaysia juga jarang sekali terjadi kemacetan. Bahkan, volume sepeda motor di jalanan juga amat kecil. Orang Malaysia sepertinya kurang suka memakai sepeda motor, sehingga jarang kita menemukan sepeda motor berlalu-lalang di jalan. Apakah karena pengguna sepeda motor sedikit, sehingga di Malaysia sepeda motor diperbolehkan masuk di semua jalan tol yang ada di negara itu.

Bisa jadi benar apa kata para analis pemasaran bahwa Indonesia merupakan pangsa pasar yang sangat potensial di dunia. Selain memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, secara psikologis orang Indonesia memiliki gengsi yang tinggi dan suka dengan gaya hidup yang “wah”. Termasuk gampang tergoda dengan iklan. Thus, para perusahaan juga berani jor-joran dalam mengeluarkan anggaran periklanan.

(Seri berikutnya adalah Malaysia minim tiang listrik maupun tiang telepon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar Anda!