MALAYSIA SERI 9 MINIM
REKLAME DI JALAN-JALAN
Oleh:
Trimanto B. Ngaderi
Apabila kita
berjalan-jalan di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia, kita akan
melihat reklame (papan iklan) di kanan-kiri jalan. Terlebih di tempat-tempat
strategis seperti jalan protokol, jalan tol, perempatan jalan, jembatan, atau
ruang publik lainnya. Seakan-akan jalanan penuh sesak dengan reklame. Bahkan,
reklame yang ukurannya sangat besar terkadang menutupi gedung, rumah, atau
ruang terbuka hijau.
Belum lagi
kalau sedang musim Pilpres maupun Pilkada, kanan-kiri jalan tampak semrawut.
Para Timses memasang atribut kampanye dalam berbagai bentuk. Ada yang berupa
reklame, banner, umbul-umbul, stiker, pamflet, dan sebagainya. Mereka menempel
pamflet atau stiker di tembok, tiang listrik/telepon, jembatan, bahkan di
angkutan umum.
Sumber gambar https://tripadvisor.co.id
Kota-Kota di Malaysia
Dalam
pengamatan saya selama di Malaysia, terutama di Kuala Lumpur, Malaka, dan Johor
Baru, saya jarang sekali menemukan media reklame di pinggir jalan. Kanan-kiri
jalan tampak bersih dan rapi. Ada sih reklame di pinggir jalan, tapi jumlahnya
sangat sedikit. Itupun penempatannya di lokasi yang tepat, sehingga tidak
sampai mengganggu pemandangan.
Demikian
halnya di jalan tol, nyaris tak ada reklame. Justru mata kita disuguhi oleh
pemandangan kebun kelapa sawit di kanan-kiri jalan.
Apakah
memang perusahaan-perusahaan di Malaysia tidak suka memasang iklan dengan media
reklame, atau karena pemerintah menerapkan kebijakan yang sangat ketat terkait pemasangan
iklan di jalan raya, entah itu terkait dengan perizinan atau besarnya biaya
sewa/biaya pemasangan. Atau mereka lebih suka beriklan di media elektronik
maupun media iklan. Saya tidak tahu persis.
Sudah papan reklame amat sedikit, jalanan di Malaysia juga jarang sekali terjadi kemacetan. Bahkan, volume sepeda motor di jalanan juga amat kecil. Orang Malaysia sepertinya kurang suka memakai sepeda motor, sehingga jarang kita menemukan sepeda motor berlalu-lalang di jalan. Apakah karena pengguna sepeda motor sedikit, sehingga di Malaysia sepeda motor diperbolehkan masuk di semua jalan tol yang ada di negara itu.
Bisa jadi
benar apa kata para analis pemasaran bahwa Indonesia merupakan pangsa pasar yang
sangat potensial di dunia. Selain memiliki jumlah penduduk yang cukup besar,
secara psikologis orang Indonesia memiliki gengsi yang tinggi dan suka dengan
gaya hidup yang “wah”. Termasuk gampang tergoda dengan iklan. Thus, para
perusahaan juga berani jor-joran dalam mengeluarkan anggaran periklanan.
(Seri
berikutnya adalah Malaysia minim tiang listrik maupun tiang telepon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu komentar Anda!