Cari Blog Ini

Rabu, 03 Juli 2024

Segitiga Lintas Negara

 Puisi

SEGITIGA LINTAS NEGARA


Kukhayalkan sebuah impian

Kugantungkan sebuah harapan

Kupanjatkan sebuah permohonan

Di segitiga lintas negara


Kulangkahkan kaki di tanah suburmu

Kuedarkan pandangan  di gemerlap kotamu

Kudengarkan desiran angin di pasir putih pantaimu 

Kusaksikan kemegahan gedung-gedung pencakar langitmu

Oh... segitiga lintas negara!


Aku hadir dengan penuh sukacita

Aku datang dengan segenap jiwa-raga

dan, 

Aku mengetuk pintu negaramu dengan kasih asmara 


Wahai... Malaysia, Thailand, dan Singapura!

Saksikanlah bahwa aku datang sebagai seorang pecinta

Laksana seorang kekasih yang merindukan belahan jiwa 





Karya: Trimanto B. Ngaderi 

 

 

 

 


Minggu, 23 Juni 2024

Hikmah Al Qur'an Diturunkan Secara Berangsur-Angsur

 

HIKMAH AL QUR’AN DITURUNKAN SECARA BERANGSUR-ANGSUR

 

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun, 13 tahun di Mekkah (ayat Makiyah) dan 10 tahun di Madinah (ayat Madaniyah). Berbeda dengan kitab-kitab Samawi lainnya yang diturunkan sekaligus. Taurat diturunkan selama 6 hari, Zabur diturunkan selama 18 hari, dan Injil diturunkan selama 13 hari. Ketiga sama-sama turun di bulan Ramadhan (sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Baihaqi dalam kitab Asy-Syabi).

Sekalipun Al Qur’an juga turun di bulan Ramadhan, namun ia tidak turun sekaligus, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al Isra’:106. Tujuan Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur adalah demi tetapnya Al Qur’an di dalam dada Rasulullah dan kaum muslimin saat itu. Diturunkan ayat demi ayat, yang sebagian dengan sebagian lainnya saling berhubungan. Diturunkan secara terpisah menurut peristiwa-peristiwanya agar lebih mudah melekat ke dalam hati.



Lima Hikmah Al Qur’an Diturunkan Secara Berangsur-angsur

1)      Pembaharuan wahyu menguatkan hati Nabi

Nabi telah menyebarkan dakwahnya kepada seluruh manusia. Di antara mereka ada yang mengingkarinya, menentangnya, memberikan ejekan dan celaan, termasuk tetap bangga dengan kemegahan dan kebangsawanan mereka. Akan tetapi Rasulullah tetap teguh memegang kebenaran yang disampaikan kepada mereka.

Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).” Q.S. Al kahfi: 6.

 

2)      Memudahkan pemahaman dan hafalannya

Al Qur’an diturunkan kepada kaum yang ummi, tidak bisa membaca dan menulis. Memorinya hanyalah terletak pada hafalan, mereka tidak memiliki satu buku atau karangan sekalipun. Mereka hanya menghafal dan memahaminya. Sehingga mereka tidak akan mungkin menghafal Al Qur’an secara keseluruhan dalam satu masa.

Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Q.S. Al Jumu’ah: 2.

 

3)      Sebagai mukjizat bagi Nabi

Orang-orang kafir membangga-banggakan syair para penyair mereka, pidato para pembesar mereka, dan mereka terkenal akan ketinggian sastra dan bahasa. Mereka bertanya tentang mukjizat Al Qur’an sebagai kitab dari Allah dan bukan buatan manusia. Mereka ingin menguji kerasulan Muhammad.

“Katakanlah! Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Alquran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.” Q.S. Al Isra’:88.

 

4)      Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat itu dan periodisasi hukum

Manusia memiliki tabiat untuk tetap pada kondisi awalnya dan Islam sebagai agama baru tidak secara langsung memberikan perintah atau larangan kepada manusia. Al Qur’an mengajak kepada hikmah yang terkandung di dalamnya, memberikan penyeimbangan terhadap cara-cara dan adat-istiadat mereka yang bercampur dengan kerusakan dan kehinaan, meletakkan dasar-dasar hukum sesuai dengan keadaan, satu demi satu, sehingga benar-benar tertanam dalam diri mereka.

Al Qur’an pertama kali diturunkan dengan topik dasar-dasar keimanan, menegakkan dalil-dalilnya dengan bukti-bukti yang jelas sehingga jiwa orang-orang musyrik menjadi terbuka, serta mau menyadari kesalahan mereka dengan menyembah berhala. Al Qur’an juga pertama-tama memerintahkan manusia kepada kebaikan moral (akhlaqul karimah), meluruskan moral buruk mereka, melarang kepada kekejian dan kemungkaran, serta menyucikan jiwa mereka.

Setelah akidah dan akhlak mereka kuat, baru Al Qur’an membicarakan mengenai perbaikan sosial, yaitu menuju masyarakat yang baik (ummatan wasathan). Ayat tentang dasar hubungan kemasyarakatan diturunkan di Mekkah, tetapi perincian hukumnya turun di Madinah. Hubungan kekeluargaan turun di Mekkah, sedangkan penjelasan hak dan kewajiban suami-isteri, perceraian, kematian, dan harta warisan dijelasakan dalam ayat-ayat Madaniyah. Asal larangan berzina turun di Mekkah, dan ayat-ayat yang menyangkut batasan-batasannya diturunkan di Madinah.

“Sesungguhnya awal-awal yang diturunkan dari Al Quran adalah surat-surat dari Al Mufashshal (dari surat Qaaf – Al Nas), sebab didalamnya ada penjelasan tentang surga dan neraka, sehingga ketika umat islam telah kokoh diatas islam, maka turunlah perkara halal dan haram…”.  (HR Bukhari).

 

5)      Bukti yang kuat bahwa Al Qur’an diturunkan oleh Allah

Apabila kitab ini adalah ciptaan manusia atau perkataan seorang rasul yang diungkapkan dalam setiap peristiwa, maka jelas akan terdapat keraguan dan pertentangan di dalamnya. Padahal Al Qur’an memiliki makna yang berkaitan, memiliki gaya (ushlub) yang indah, memiliki susunan ayat dan surat yang saling berkaitan satu dengan lainnya.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” Q.S. An Nisa’: 82.

 

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Semoga kita dapat menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dan tuntunan dalam menjalani kehidupan di dunia, serta menjadi penerang dan syafaat kelak di yaumil qiyamah.

 

Referensi:

Drs. H.M. Shalahuddin Hamid, MA, Studi Ulumul Qur’an, Intimedia Cipta Nusantara, Jakarta, 2002.

Jumat, 21 Juni 2024

A BIG DREAM

 

A BIG DREAM

Semoga TBM Klungsu suatu saat nanti bisa menjadi perpustakaan seperti di video ini.

Sabtu, 15 Juni 2024

Profil Yayasan Hidayatul Muchsinin (YAHIMU)

 

PROFIL YAYASAN HIDAYATUL MUCHSININ (YAHIMU)

 

Yayasan Hidayatul Muchsinin (YAHIMU) adalah yayasan yang bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial-kemasyarakatan dengan dasar hukum Akte Pendirian Nomor 14 Tanggal 19 Juli 2024 Notaris Sri Mahyani, SH. Yayasan ini berkedudukan di Dukuh Bandung RT 21 RW 3, Desa Beji, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Kode Pos 57384. Adapun pendirinya adalah Bapak Muchsinin dan Ibu Iftihatul Hidayatih.



Beberapa rencana amal usaha Yayasan Hidayatul Muchsinin, di antaranya:

1)      Majelis Taklim Bahitsun ‘Anil Barokah (BNB);

2)      Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an;

3)      Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah;

4)      Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah;

5)      Perguruan Tinggi Islam;

6)      Dan lain-lain.

 

Dari amal usaha tersebut, yang sudah berjalan adalah Majelis Taklim Bahitsun ‘Anil Barokah (BNB) di bawah asuhan Bapak Kiai Musa Asy’ari. Kajian kitab dilaksanakan sepekan dua kali, yaitu pada malam Kamis dan malam Ahad ba’da shalat Isya’, bertempat di aula yayasan. Tujuan utama didirikannya majelis taklim ini adalah untuk meneruskan perjuangan dan dakwah Walisongo dan ulama terdahulu serta mencari ridlo Allah Swt dengan menempuh amalan-amalan yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah (Nahdlatul Ulama).

Sedangkan amal usaha lainnya sedang dalam tahap perencanaan (planning).

Selain itu, dalam waktu dekat ini, yayasan akan melakukan pemberdayaan sosial dengan kegiatan ekonomi kreatif, yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) khusus bagi anggota jamaah majelis taklim. Rencananya berupa penjualan sarung, pembuatan tusuk gigi dan tusuk sate, pembuatan tahu dan tempe dengan mesin, dan sebagainya.

Untuk sementara itu dulu yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, kami mohon doa restu dan dukungan dari para pembaca yang budiman, semoga yayasan kami dapat berjalan dengan baik, tercapai semua amal usaha yang direncanakan, serta dapat membawa manfaat bagi masyarakat luas.



Apabila ada hal-hal yang ingin ditanyakan, ingin berdonasi, menjalin kerjasama, dan lain-lain dapat menghubungi e-mail: yayasan.hidayatulmuchsinin@gmail.com

Terima kasih.

 

 

Kamis, 06 Juni 2024

Ketika Aku Jatuh Cinta pada Semangat JNE

 

KETIKA AKU JATUH CINTA PADA SEMANGAT JNE

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

Sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu, aku telah sering menggunakan jasa JNE baik untuk kebutuhan pribadi maupuan kepentingan kantor tempatku bekerja. Saat itu aku bekerja di sebuah kota kecamatan yang berada di pinggiran Kota Surakarta. Di kantor, aku sering diminta untuk memaketkan dokumen-dokumen penting ke berbagai daerah di Indonesia.

Waktu itu, perusahaan ekspedisi baru sedikit, belum sebanyak seperti sekarang. Selain Kantor Pos, yang paling dekat dengan kantor adalah gerai JNE. Alasan kami memilih JNE adalah soal kecepatan dan keamanan. Biar pun dengan biaya sedikit lebih mahal, namun dokumen yang kami kirim lebih cepat sampai dan dijamin aman sampai tujuan.

Seiring berjalannya waktu, JNE mulai membuka gerai di beberapa kecamatan lain di daerahku. Diikuti pula oleh munculnya perusahaan-perusahaan ekspedisi baru. Hal ini terutama dipicu oleh bermunculannya Marketplace, termasuk meningkatnya pendapatan per kapita penduduk Indonesia dan gaya hidup baru dalam hal berbelanja.

Kini, JNE telah membuka gerainya di hampir setiap kecamatan di seluruh Indonesia, yaitu berjumlah lebih dari 8.000 titik dan mempekerjakan lebih dari 50.000 karyawan. Kalau lebih dari 10 tahun yang lalu JNE hanya bersaing dengan Kantor Pos dan beberapa perusahaan ekspedisi, sekarang JNE berhadapan dengan belasan perusahaan ekspedisi.

 

Dokumentasi pribadi

33 Tahun Bergerak Maju Berpantang Mundur

33 tahun bukanlah waktu yang singkat. Ibarat seorang manusia, ia telah melewati masa kedewasaan dan mencapai kematangan baik dari aspek fisiologis maupun psikologis. Ia telah merasakan sukacita maupun dukacita kehidupan. Ia telah melewati berbagai rintangan, hambatan, dan cobaan. Ia telah menapaki tiga dasawarsa lebih usia, dengan segala pencapaian, prestasi, juga kontribusi.

Demikian halnya dengan PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), di usianya yang akan genap 33 tahun pada 26 November mendatang juga semakin bertambah dewasa. Sebuah perjalanan yang cukup panjang dan berliku, mengantarkan kepada performa JNE yang dapat kita lihat saat ini.

JNE tetap eksis. Visi JNE “Menjadi Perusahaan Logistik Terdepan di Negeri Sendiri yang Berdaya Saing Global” telah menjadi kenyataan. Hal ini terlihat dari berbagai produk dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen baik coverage dalam negeri maupun luar negeri. Pengakuan akan kualitas produk dan layanan dibuktikan dengan adanya berbagai anugerah dan perhargaan yang telah diterima.

Sedangkan misi dari JNE yaitu “Memberi Pengalaman Terbaik Kepada Pelanggan Secara Konsisten” dapat aku rasakan sendiri. JNE memelopori layanan jemput bola, kurir JNE langsung menjemput barang ke rumah konsumen yang ingin mengirimkan paket. Hanya dengan menelepon, kurir akan datang ke rumah. Sekiranya masih merasa khawatir nilai barang tidak sesuai dengan nilai 10x pengiriman, JNE menyarankan agar konsumen mengasuransikan barangnya. Apabila perusahaan asuransi tidak membayar klaim sesuai hari yang ditentukan, JNE bersedia menggantikan dengan membayar klaim konsumen.

Pelayanan-pelayanan tersebut bukanlah sekedar promo sesaat, melainkan diberikan JNE kepada pelanggannya secara konsisten hingga saat ini. Font italic pada logo JNE memiliki makna bahwa perusahaan mengutamakan kecepatan dalam pelayanan demi terciptanya pengalaman terbaik bagi pelanggan. Hal ini tercermin pula dalam tagline JNE yaitu Connecting Happiness, menyambung kebahagiaan dari generasi ke generasi.

Visi-misi JNE tersebut dipadu-padankan dengan nilai-nilai perusahaan yang meliputi: Jujur, Tanggung Jawab, Disiplin, dan Visioner. Values tersebut menjadi RUH dalam setiap aktivitas dan tindakan, terutama yang ditunjukkan oleh kurir sebagai garda terdepan karena berhubungan langsung dengan konsumen. Nilai-nilai itu pula yang berimplikasi kepada kepercayaan (trust), sehingga tercipta loyalitas dan kepuasan pelanggan.

Bergerak maju berpantang mundur. Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai. Itulah yang dilakukan JNE selama 33 tahun. Terlebih di tengah menjamurnya perusahaan ekspedisi akhir-akhir ini. JNE terus-menerus melakukan evaluasi, inovasi produk dan layanan, termasuk melakukan disrupsi. Terbukti, JNE tetap eksis dan menjadi yang terdepan.

Sebagaimana slogan di ultahnya yang ke-33 ini “Gasss Terus Semangatnya!” Hal ini sejalan dengan warna merah pada logo JNE yang menggambarkan akan kekuatan, semangat, dan ambisi. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan bisnis JNE semakin meningkat, bahkan di atas rata-rata pertumbuhan dunia industri yang hanya sebesar 10-15%, sementara bisnis JNE tumbuh hingga 20% setiap tahunnya.

Warna merah juga berarti dinamis. JNE terbukti mampu menyesuaikan diri dengan era disrupsi dengan cara mengembangkan berbagai layanan yang berbasis aplikasi seperti MyJNE, Pesona, dan JNE Loyalty Card. MyJNE merupakan aplikasi berbasis android dan iOS yang terhubung dengan nomor telepon pelanggan JNE Express, baik sebagai pengirim maupun sebagai penerima.

 Di dunia marketplace, JNE mampu mempertahankan kualitas layanan baik dari pihak penjual maupun pembeli. Dari pihak penjual, paket dapat sampai kepada pembeli dengan baik dan aman, tanpa adanya kerusakan maupun keterlambatan. Sedangkan dari pihak pembeli, barang dapat diterima dengan baik dan tanpa cacat, sesuai estimasi, dan adanya fitur pelacakan resi (status pesanan). Paket diantar oleh kurir yang ramah dan profesional, serta mampu menangani komplain dengan consumers oriented.

 

Kontribusi JNE Dalam Membangun Negeri

PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) merupakan pelopor perusahaan ekspedisi di Indonesia. Selama 33 tahun, JNE telah mengabdikan dirinya untuk melayani konsumen dalam hal pengiriman barang, dokumen, jasa pindahan, pergudangan, dan lain-lain baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah pengabdian dan sumbangsih yang patut kita apresiasi bersama.

JNE juga membangun kemitraan dengan berbagai pihak, dengan lembaga pemerintah, lembaga swasta, perusahaan lain, komunitas, pelaku UMKM, dan sebagainya dalam rangka ikut serta membangun negeri. Dengan lebih dari 8.000 gerai dan lebih dari 50.000 karyawan di seluruh Indonesia, JNE ikut membuka lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran. Dengan program kemitraan bisnis, JNE berperan dalam memajukan perekonomian di Indonesia, terutama bagi kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah.

Dalam bidang sosial kemanusian, kontribusi JNE tak perlu diragukan lagi. JNE terlibat aktif dalam setiap aksi kemanusian, penanggulangan bencana alam, termasuk juga bantuan untuk Palestina. Kepedulian JNE kepada kaum marjinal, penyandang disabilitas, fakir-miskin dan kaum dhu’afa, yatim-piatu, dan kaum perempuan sudah tak terhitung lagi.

JNE juga memberikan gratis ongkir untuk pengiriman barang-barang bagi korban bencana alam, seperti korban gempa di Cianjur dan banjir bandang di Sumatera Barat baru-baru ini.  

Itulah beberapa contoh kontribusi dan dedikasi JNE dalam membangun negeri. Penuh semangat dan kreativitas. Demikian halnya yang ditunjukkan oleh karyawan maupun kurir, ditopang dengan budaya organisasi dan lingkungan kerja yang baik, mereka menunjukkan semangat mereka dalam bekerja dan memberikan pelayanan prima kepada konsumen demi tercapainya customer satisfaction. Sekali lagi “Gasss Terus Semangatnya!”

 

Penutup

Sebagai pelanggan dari JNE, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada JNE yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama ini. Secara umum, saya merasa PUAS. Sekalipun di sisi lain, tidak dapat dipungkiri ada pula kekurangan-kekurangannya. Namun, kekurangan ini tidaklah terlalu signifikan, sehingga dapat tertangani secara baik dan diperbaiki di kemudian hari.

Bulan ini aku mendapat kabar dari tempat kerja bahwa sebentar lagi akan diangkat menjadi pegawai P3K dan dipersyaratkan untuk mengumpulkan legalisasi ijazah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Aku yang saat ini tinggal di Boyolali, Jawa Tengah dulu bersekolah SMP di Kota Palembang. Untuk legalisasi ijazah, mereka tidak mempersyaratkan aku harus datang ke Palembang, ijazah cukup discan dan dikirim via email. Legalisasi ijazahku sudah jadi dan mereka mengirimkannya dengan menggunakan jasa JNE.

Bagaimana saya tidak semakin jatuh cinta pada JNE.

 

Dokumentasi pribadi

Naik perahu di Danau Toba

Angin semilir menuju ke tepi

Selamat ultah ke tiga puluh tiga

Tetap semangat membangun negeri

 

 

#JNE #ConnectingHappiness #JNE33Tahun #JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya

 

Rabu, 01 Desember 2021

Ajaran Moral R.M.P. Sosrokartono

 

Ajaran moral Raden Mas Panji Sosrokartono (kakak kandung R.A. Kartini):


Anglurug tanpa bala, tanpa gaman;

Ambedah tanpa parang, tanpa pedang;

Menang tanpa mejahi, tanpa anyakiti;

Yen unggul, sujud bhakti marang sesami.

 

Durung menang yen durung wani kalah;

Durung unggul yen durung wani asor;

Durung gedhe yen durung ngaku cilik.

 

Angluhuraken bangsa kita, tegesipun:

Anyebar wineh biji Jawi,

Gampilaken margining bangsa,

Ngupaya papan panggesangan,

 

Sinau basa, tegesipun sinau bangsa;

Sinau melu susah, melu lara;

Tegesipun sinau ngudi raos lan batos;

Sinau ngudi kamanungsan.

 

Murid gurune pribadi;

Guru muride pribadi;

Pamulangane sengsarane sesami;

Ganjarane, ayu lan arume sesami.

 

Anggelar pemandeng tegesipun angringkes pemantheng;

Ambuka netra, tegesipun anutupo netra;

Angukuh kabeh, tegesipun anyandhak siji.

 

Sumber: 

Muhammad Muhibuddin, R.M.P Sosrokartono, Kisah Hidup dan Ajaran-ajarannya, Araska, Yogyakarta, 2019.

 

Kamis, 02 September 2021

Pembagian Warisan yang Adil Menurut Manusia

 

*PEMBAGIAN WARISAN YANG ADIL MENURUT MANUSIA*

 

Alkisah, seseorang yang meninggal dunia memiliki 10 orang anak dan memiliki rumah senilai Rp 100 juta. Menurut wasiat dari yang meninggal, pembagian warisan tersebut harus dimusyawarahkan oleh seluruh ahli warisnya, agar harta warisan itu dapat dibagi dengan seadil-adilnya. Jika ditanyakan kepada 10 orang tadi bagaimana cara membagi warisan yang adil bagi semua, setidaknya ada tujuh pendapat yang akan muncul.

*Pendapat Pertama*

Pembagian arisan yang adil itu ya dibagi saja secara merata untuk semua ahli waris, yaitu masing-masing Rp 10 juta.

*Pendapat Kedua*

Pembagian warisan yang adil itu adalah mengikuti tingkatan umurnya. Semakin tua usianya, semakin banyak bagiannya. Alasannya, kebutuhan orang dewasa lebih besar daripada kebutuhan anak kecil.

*Pendapat Ketiga*

Pembagian warisan yang adil itu adalah orang yang sudah dewasa (tua) seharusnya mendapatkan bagian yang lebih sedikit, karena mereka sudah banyak menikmati harta orang tua selama mereka masih hidup. Sedangkan yang masih kecil, tentu belum banyak menikmati harta orang tuanya, sehingga seharusnya mendapat bagian lebih banyak.

*Pendapat Keempat*

Pembagian warisan yang adil itu adalah dilihat dari kedekatan hubungan dengan orang tuanya, misalnya dari posisi tempat tinggalnya. Bagi mereka yang tempat tinggalnya jauh dan jarang berhubungan dengan orang tua, seharusnya mendapat bagian yang lebih sedikit. Sebaliknya, bagi yang hubungannya sangat dekat, seharusnya mendapat bagian yang lebih banyak.

*Pendapat Kelima*

Pembagian warisan yang adil itu adalah justru yang hubungannya sudah dekat, jatahnya sedikit saja, alasannya mereka sudah banyak menikmati harta orang tua. Sedangkan yang hubungannya jauh, seharusnya mendapat jatah yang lebih banyak, karena masih sedikit menikmati harta orang tua.

*Pendapat Keenam*

Pembagian warisan yang adil itu seharusnya mengikuti jenis kelaminnya. Perempuan mendapat bagian lebih banyak karena perempuan itu makhluk yang lemah sehingga perlu dilindungi. Sedangkan laki-laki adalah makhluk yang kuat, dia bisa mencari harta sendiri dengan lebih mudah, makanya bagiannya lebih sedikit.

*Pendapat Ketujuh*

Pembagian warisan yang adil itu justru perempuan mendapat jatah yang lebih sedikit, dengan alasan walau perempuan itu lemah, tapi dalam rumah tangga nafkahnya akan ditanggung oleh laki-laki. Sebaliknya, walau laki-laki itu lebih kuat tapi dia memiliki banyak tanggungan, sehingga layak mendapat jatah yang lebih banyak.

*Pendapat Kedelapan, Kesembilan, Kesepuluh, dst…..*

Begitulah, jika KEADILAN diserahkan kepada akal manusia, maka sampai hari kiamat pun tidak mungkin akan menemukan titik temu, karena masing-masing kepala manusia memiliki pendapatnya masing-masing. Dengan demikian, adil menurut manusia bersifat *relatif*.

Akhirnya kita dapat menarik sebuah kesimpulan penting bahwa untuk menyelesaikan masalah distribusi kepemilikan (dalam hal ini pembagian warisan) ternyata tidak dapat diserahkan kepada AKAL manusia.

Dengan demikian, manusia benar-benar membutuhkan kekuatan yang berasal dari *luar akal manusia*. Dari sinilah kita dapat memahami peran yang mendasar dari *SISTEM EKONOMI ISLAM* yaitu terkait hukum waris _(faraid)_.

Oleh karena itu, Allah mengutus seorang Nabi/Rasul dan menurunkan Kitab Suci untuk menjadi petunjuk dan pedoman manusia dalam semua aspek kehidupan (Al Baqarah: 213).

 

_(Sumber: buku *Falsafah Ekonomi Islam* karangan H. Dwi Condro Triono, Ph.D)_