MALAYSIA SERI 13
IBUKOTA PEMERINTAHAN PUTRAJAYA
Oleh:
Trimanto B. Ngaderi
Selama di
Malaysia, kami menyempatkan diri berkunjung ke Putrajaya, ibukota pemerintahan
negara Malaysia. Disebut ibukota pemerintahan karena ibukota negara Malaysia
masih tetap di Kuala Lumpur. Putrajaya berada di sebelah selatan Kuala Lumpur,
berjarak 35 km atau perjalanan dengan mobil pribadi sekitar 1 jam (setara
dengan jarak Jakarta ke Cibinong).
Menurut
pengamatan saya, secaraumum kondisi Putrajaya bersih, rapi, dan menggunakan
konsep green city. Kotanya hijau dan sejuk, bahkan menjadi Kota Terhijau
di seluruh dunia. Termasuk terdapat beberapa danau, sungai, dan saluran air. Beberapa
kali Putrajaya mendapatkan penghargaan sebagai kota terbersih di Asia Tenggara.
Banyak tempat-tempat
menarik yang bisa dikunjungi, mulai dari taman, jembatan, tempat ibadah, dan
bangunan arsitektur. Saya sebutkan beberapa di antaranya: Masjid Putrajaya,
Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin, Putrajaya Wetlands Park, Jembatan Putrajaya,
IOI City Mall, Taman Botani, Taman Saujana Hijau, Danau Putrajaya, Moroccan
Pavilliun Putrajaya, Seri Perdana, Jembatan Seri Wawasan, dan lain-lain.
Terdapat
gedung-gedung pemerintahan yang terpadu dan terintegrasi.
Para
pegawai pemerintah diwajibkan untuk tinggal di apartemen-apartemen yang telah
disediakan dengan sistem sewa. Ada yang bilang biaya sewanya cukup mahal.
Menurutku, biarpun mahal tapi kan tidak capek di perjalanan dan tidak terjebak
kemacetan, terlebih jika tempat tinggalnya lumayan jauh dari kantor. Jadi, ke
kantor tinggal berjalan kaki, bersepeda, atau naik angkutan umum.
Sekilas Sejarah
Putrajaya
Putrajaya
dibangun pada 19 Oktober 1995. Kata “Putra” mengambil nama dari Perdana Menteri
Malaysia pertama yaitu Tunku Abdul Rahman Putra. Dulu, Putrajaya merupakan
sebuah desa yang bernama Prang Besar, yang luasnya 46 km2 termasuk
wilayah Negeri Selangor dan merupakan bekas perkebunan kelapa sawit.
Ibukota
pemerintahan Putrajaya merupakan salah satu ambisi dari PM Mahathir Mohammad,
setelah Menara Petronas dan Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Walau
masa jabatannya diwarnai oleh beragam kontroversi, strategi pembangunan yang
diterapkan oleh Mahathir mampu mendorong Malaysia menjadi salah satu negara
dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia di era 1990-an. Diyakini pula bahwa
tidak ada seorang politikus di dunia ini yang meninggalkan jejak sebesar yang
dilakukan Mahathir di Malaysia.
Pada
awalnya, para pegawai enggan untuk berpindah kantor ke Putrajaya. Alasannya, daerahnya
sepi dan masih banyak hutan dan perkebunan kelapa sawit. Tapi setelah
pemerintah berjanji akan memberikan insentif, akhirnya mereka bersedia untuk
pindah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu komentar Anda!