A BIG DREAM
Semoga TBM Klungsu suatu saat nanti bisa menjadi perpustakaan seperti di video ini.
Goresan pena - hasil dari ungkapan pikiran dan perasaan serta perenungan tentang kehidupan sehari-hari.
A BIG DREAM
Semoga TBM Klungsu suatu saat nanti bisa menjadi perpustakaan seperti di video ini.
Yayasan Hidayatul
Muchsinin (YAHIMU) adalah yayasan yang bergerak di bidang keagamaan,
pendidikan, dan sosial-kemasyarakatan dengan dasar hukum Akte Pendirian Nomor 14 Tanggal 19 Juli 2024 Notaris Sri Mahyani, SH. Yayasan ini berkedudukan di Dukuh Bandung
RT 21 RW 3, Desa Beji, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa
Tengah, Kode Pos 57384. Adapun pendirinya adalah Bapak Muchsinin dan Ibu
Iftihatul Hidayatih.
Beberapa rencana amal
usaha Yayasan Hidayatul Muchsinin, di antaranya:
1)
Majelis Taklim
Bahitsun ‘Anil Barokah (BNB);
2)
Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an;
3)
Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah;
4)
Sekolah Menengah
Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah;
5)
Perguruan Tinggi
Islam;
6)
Dan lain-lain.
Dari amal usaha tersebut, yang sudah berjalan
adalah Majelis Taklim Bahitsun ‘Anil Barokah (BNB) di bawah asuhan Bapak Kiai
Musa Asy’ari. Kajian kitab dilaksanakan sepekan dua kali, yaitu pada malam
Kamis dan malam Ahad ba’da shalat Isya’, bertempat di aula yayasan. Tujuan utama
didirikannya majelis taklim ini adalah untuk meneruskan perjuangan dan dakwah
Walisongo dan ulama terdahulu serta mencari ridlo Allah Swt dengan menempuh
amalan-amalan yang berhaluan ahlussunnah
wal jamaah an-nahdliyah (Nahdlatul Ulama).
Sedangkan amal
usaha lainnya sedang dalam tahap perencanaan (planning).
Selain itu, dalam
waktu dekat ini, yayasan akan melakukan pemberdayaan sosial dengan kegiatan
ekonomi kreatif, yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) khusus bagi
anggota jamaah majelis taklim. Rencananya berupa penjualan sarung, pembuatan
tusuk gigi dan tusuk sate, pembuatan tahu dan tempe dengan mesin, dan
sebagainya.
Untuk sementara
itu dulu yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, kami mohon doa restu dan
dukungan dari para pembaca yang budiman, semoga yayasan kami dapat berjalan
dengan baik, tercapai semua amal usaha yang direncanakan, serta dapat membawa
manfaat bagi masyarakat luas.
Apabila ada
hal-hal yang ingin ditanyakan, ingin berdonasi, menjalin kerjasama, dan
lain-lain dapat menghubungi e-mail: yayasan.hidayatulmuchsinin@gmail.com
Terima kasih.
KETIKA AKU JATUH CINTA PADA SEMANGAT JNE
Oleh: Trimanto B.
Ngaderi
Sejak lebih dari
sepuluh tahun yang lalu, aku telah sering menggunakan jasa JNE baik untuk
kebutuhan pribadi maupuan kepentingan kantor tempatku bekerja. Saat itu aku
bekerja di sebuah kota kecamatan yang berada di pinggiran Kota Surakarta. Di
kantor, aku sering diminta untuk memaketkan dokumen-dokumen penting ke berbagai
daerah di Indonesia.
Waktu itu, perusahaan
ekspedisi baru sedikit, belum sebanyak seperti sekarang. Selain Kantor Pos,
yang paling dekat dengan kantor adalah gerai JNE. Alasan kami memilih JNE
adalah soal kecepatan dan keamanan. Biar pun dengan biaya sedikit lebih mahal,
namun dokumen yang kami kirim lebih cepat sampai dan dijamin aman sampai
tujuan.
Seiring berjalannya
waktu, JNE mulai membuka gerai di beberapa kecamatan lain di daerahku. Diikuti
pula oleh munculnya perusahaan-perusahaan ekspedisi baru. Hal ini terutama
dipicu oleh bermunculannya Marketplace,
termasuk meningkatnya pendapatan per kapita penduduk Indonesia dan gaya hidup
baru dalam hal berbelanja.
Kini, JNE telah
membuka gerainya di hampir setiap kecamatan di seluruh Indonesia, yaitu
berjumlah lebih dari 8.000 titik dan mempekerjakan lebih dari 50.000 karyawan.
Kalau lebih dari 10 tahun yang lalu JNE hanya bersaing dengan Kantor Pos dan
beberapa perusahaan ekspedisi, sekarang JNE berhadapan dengan belasan
perusahaan ekspedisi.
33 Tahun Bergerak Maju Berpantang Mundur
33 tahun bukanlah
waktu yang singkat. Ibarat seorang manusia, ia telah melewati masa kedewasaan
dan mencapai kematangan baik dari aspek fisiologis maupun psikologis. Ia telah
merasakan sukacita maupun dukacita kehidupan. Ia telah melewati berbagai
rintangan, hambatan, dan cobaan. Ia telah menapaki tiga dasawarsa lebih usia,
dengan segala pencapaian, prestasi, juga kontribusi.
Demikian halnya dengan
PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), di usianya yang akan genap 33 tahun pada
26 November mendatang juga semakin bertambah dewasa. Sebuah perjalanan yang
cukup panjang dan berliku, mengantarkan kepada performa JNE yang dapat kita
lihat saat ini.
JNE tetap eksis. Visi JNE “Menjadi Perusahaan Logistik Terdepan di Negeri Sendiri
yang Berdaya Saing Global” telah
menjadi kenyataan. Hal ini terlihat dari berbagai produk dan layanan yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumen baik coverage
dalam negeri maupun luar negeri. Pengakuan akan kualitas produk dan layanan
dibuktikan dengan adanya berbagai anugerah dan perhargaan yang telah diterima.
Sedangkan misi dari JNE yaitu “Memberi Pengalaman
Terbaik Kepada Pelanggan Secara Konsisten” dapat aku rasakan sendiri. JNE memelopori layanan jemput bola, kurir
JNE langsung menjemput barang ke rumah konsumen yang ingin mengirimkan paket.
Hanya dengan menelepon, kurir akan datang ke rumah. Sekiranya masih merasa
khawatir nilai barang tidak sesuai dengan nilai 10x pengiriman, JNE menyarankan
agar konsumen mengasuransikan barangnya. Apabila perusahaan asuransi tidak
membayar klaim sesuai hari yang ditentukan, JNE bersedia menggantikan dengan
membayar klaim konsumen.
Pelayanan-pelayanan tersebut bukanlah sekedar promo sesaat, melainkan
diberikan JNE kepada pelanggannya secara konsisten hingga saat ini. Font italic pada logo JNE memiliki makna
bahwa perusahaan mengutamakan kecepatan dalam pelayanan demi terciptanya pengalaman
terbaik bagi pelanggan. Hal ini tercermin pula dalam tagline JNE yaitu Connecting
Happiness, menyambung kebahagiaan dari generasi ke generasi.
Visi-misi JNE tersebut dipadu-padankan dengan nilai-nilai perusahaan
yang meliputi: Jujur, Tanggung Jawab, Disiplin, dan Visioner. Values tersebut menjadi RUH dalam setiap
aktivitas dan tindakan, terutama yang ditunjukkan oleh kurir sebagai garda
terdepan karena berhubungan langsung dengan konsumen. Nilai-nilai itu pula yang
berimplikasi kepada kepercayaan (trust),
sehingga tercipta loyalitas dan kepuasan pelanggan.
Bergerak maju berpantang mundur. Sekali
layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai. Itulah yang dilakukan JNE
selama 33 tahun. Terlebih di tengah menjamurnya perusahaan ekspedisi
akhir-akhir ini. JNE terus-menerus melakukan evaluasi, inovasi produk dan
layanan, termasuk melakukan disrupsi. Terbukti, JNE tetap eksis dan menjadi
yang terdepan.
Sebagaimana slogan di ultahnya yang ke-33 ini “Gasss Terus Semangatnya!”
Hal ini sejalan dengan warna merah pada logo JNE yang menggambarkan akan
kekuatan, semangat, dan ambisi. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan bisnis JNE
semakin meningkat, bahkan di atas rata-rata pertumbuhan dunia industri yang
hanya sebesar 10-15%, sementara bisnis JNE tumbuh hingga 20% setiap tahunnya.
Warna merah juga berarti dinamis. JNE terbukti mampu menyesuaikan diri
dengan era disrupsi dengan cara mengembangkan berbagai layanan yang berbasis
aplikasi seperti MyJNE, Pesona, dan JNE Loyalty Card. MyJNE merupakan aplikasi
berbasis android dan iOS yang terhubung dengan nomor telepon pelanggan JNE
Express, baik sebagai pengirim maupun sebagai penerima.
Di dunia marketplace,
JNE mampu mempertahankan kualitas layanan baik dari pihak penjual maupun
pembeli. Dari pihak penjual, paket dapat sampai kepada pembeli dengan baik dan
aman, tanpa adanya kerusakan maupun keterlambatan. Sedangkan dari pihak
pembeli, barang dapat diterima dengan baik dan tanpa cacat, sesuai estimasi, dan
adanya fitur pelacakan resi (status pesanan). Paket diantar oleh kurir yang
ramah dan profesional, serta mampu menangani komplain dengan consumers oriented.
Kontribusi JNE Dalam Membangun
Negeri
PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) merupakan pelopor perusahaan
ekspedisi di Indonesia. Selama 33 tahun, JNE telah mengabdikan dirinya untuk
melayani konsumen dalam hal pengiriman barang, dokumen, jasa pindahan,
pergudangan, dan lain-lain baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah pengabdian dan sumbangsih yang patut kita
apresiasi bersama.
JNE juga membangun kemitraan dengan berbagai pihak, dengan lembaga
pemerintah, lembaga swasta, perusahaan lain, komunitas, pelaku UMKM, dan
sebagainya dalam rangka ikut serta membangun negeri. Dengan lebih dari 8.000 gerai
dan lebih dari 50.000 karyawan di seluruh Indonesia, JNE ikut membuka lapangan
kerja dan mengurangi angka pengangguran. Dengan program kemitraan bisnis, JNE
berperan dalam memajukan perekonomian di Indonesia, terutama bagi kalangan
usaha mikro, kecil, dan menengah.
Dalam bidang sosial kemanusian, kontribusi JNE tak perlu diragukan lagi.
JNE terlibat aktif dalam setiap aksi kemanusian, penanggulangan bencana alam,
termasuk juga bantuan untuk Palestina. Kepedulian JNE kepada kaum marjinal,
penyandang disabilitas, fakir-miskin dan kaum dhu’afa, yatim-piatu, dan kaum
perempuan sudah tak terhitung lagi.
JNE juga memberikan gratis ongkir untuk pengiriman barang-barang bagi
korban bencana alam, seperti korban gempa di Cianjur dan banjir bandang di
Sumatera Barat baru-baru ini.
Itulah beberapa contoh kontribusi dan dedikasi JNE dalam membangun
negeri. Penuh semangat dan kreativitas. Demikian halnya yang ditunjukkan oleh
karyawan maupun kurir, ditopang dengan budaya organisasi dan lingkungan kerja
yang baik, mereka menunjukkan semangat mereka dalam bekerja dan memberikan
pelayanan prima kepada konsumen demi tercapainya customer satisfaction. Sekali lagi “Gasss Terus Semangatnya!”
Penutup
Sebagai pelanggan dari JNE, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada
JNE yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama ini. Secara umum, saya
merasa PUAS. Sekalipun di sisi lain, tidak dapat dipungkiri ada pula kekurangan-kekurangannya.
Namun, kekurangan ini tidaklah terlalu signifikan, sehingga dapat tertangani
secara baik dan diperbaiki di kemudian hari.
Bulan ini aku mendapat kabar dari tempat kerja bahwa sebentar lagi akan
diangkat menjadi pegawai P3K dan dipersyaratkan untuk mengumpulkan legalisasi
ijazah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Aku yang saat ini
tinggal di Boyolali, Jawa Tengah dulu bersekolah SMP di Kota Palembang. Untuk
legalisasi ijazah, mereka tidak mempersyaratkan aku harus datang ke Palembang,
ijazah cukup discan dan dikirim via email. Legalisasi ijazahku sudah jadi dan
mereka mengirimkannya dengan menggunakan jasa JNE.
Bagaimana saya tidak semakin jatuh cinta pada JNE.
Naik perahu di Danau Toba
Angin semilir menuju ke tepi
Selamat ultah ke tiga puluh tiga
Tetap semangat membangun negeri
#JNE #ConnectingHappiness #JNE33Tahun #JNEContentCompetition2024
#GasssTerusSemangatKreativitasnya
Ajaran moral Raden Mas Panji Sosrokartono (kakak kandung R.A. Kartini):
Anglurug tanpa
bala, tanpa gaman;
Ambedah tanpa
parang, tanpa pedang;
Menang tanpa
mejahi, tanpa anyakiti;
Yen unggul,
sujud bhakti marang sesami.
Durung menang yen durung wani kalah;
Durung unggul yen durung wani asor;
Durung gedhe yen durung ngaku cilik.
Angluhuraken
bangsa kita, tegesipun:
Anyebar wineh
biji Jawi,
Gampilaken margining
bangsa,
Ngupaya papan
panggesangan,
Sinau basa, tegesipun sinau bangsa;
Sinau melu susah, melu lara;
Tegesipun sinau ngudi raos lan batos;
Sinau ngudi kamanungsan.
Murid gurune
pribadi;
Guru muride
pribadi;
Pamulangane
sengsarane sesami;
Ganjarane,
ayu lan arume sesami.
Anggelar pemandeng
tegesipun angringkes pemantheng;
Ambuka netra,
tegesipun anutupo netra;
Angukuh kabeh,
tegesipun anyandhak siji.
Muhammad Muhibuddin, R.M.P Sosrokartono, Kisah Hidup dan Ajaran-ajarannya, Araska, Yogyakarta, 2019.
*PEMBAGIAN
WARISAN YANG ADIL MENURUT MANUSIA*
Alkisah,
seseorang yang meninggal dunia memiliki 10 orang anak dan memiliki rumah
senilai Rp 100 juta. Menurut wasiat dari yang meninggal, pembagian warisan
tersebut harus dimusyawarahkan oleh seluruh ahli warisnya, agar harta warisan
itu dapat dibagi dengan seadil-adilnya. Jika ditanyakan kepada 10 orang tadi
bagaimana cara membagi warisan yang adil bagi semua, setidaknya ada tujuh
pendapat yang akan muncul.
*Pendapat
Pertama*
Pembagian arisan
yang adil itu ya dibagi saja secara merata untuk semua ahli waris, yaitu
masing-masing Rp 10 juta.
*Pendapat
Kedua*
Pembagian warisan
yang adil itu adalah mengikuti tingkatan umurnya. Semakin tua usianya, semakin
banyak bagiannya. Alasannya, kebutuhan orang dewasa lebih besar daripada
kebutuhan anak kecil.
*Pendapat
Ketiga*
Pembagian warisan
yang adil itu adalah orang yang sudah dewasa (tua) seharusnya mendapatkan
bagian yang lebih sedikit, karena mereka sudah banyak menikmati harta orang tua
selama mereka masih hidup. Sedangkan yang masih kecil, tentu belum banyak
menikmati harta orang tuanya, sehingga seharusnya mendapat bagian lebih banyak.
*Pendapat
Keempat*
Pembagian warisan
yang adil itu adalah dilihat dari kedekatan hubungan dengan orang tuanya,
misalnya dari posisi tempat tinggalnya. Bagi mereka yang tempat tinggalnya jauh
dan jarang berhubungan dengan orang tua, seharusnya mendapat bagian yang lebih
sedikit. Sebaliknya, bagi yang hubungannya sangat dekat, seharusnya mendapat
bagian yang lebih banyak.
*Pendapat
Kelima*
Pembagian warisan
yang adil itu adalah justru yang hubungannya sudah dekat, jatahnya sedikit
saja, alasannya mereka sudah banyak menikmati harta orang tua. Sedangkan yang
hubungannya jauh, seharusnya mendapat jatah yang lebih banyak, karena masih
sedikit menikmati harta orang tua.
*Pendapat
Keenam*
Pembagian warisan
yang adil itu seharusnya mengikuti jenis kelaminnya. Perempuan mendapat bagian
lebih banyak karena perempuan itu makhluk yang lemah sehingga perlu dilindungi.
Sedangkan laki-laki adalah makhluk yang kuat, dia bisa mencari harta sendiri
dengan lebih mudah, makanya bagiannya lebih sedikit.
*Pendapat
Ketujuh*
Pembagian warisan
yang adil itu justru perempuan mendapat jatah yang lebih sedikit, dengan alasan
walau perempuan itu lemah, tapi dalam rumah tangga nafkahnya akan ditanggung
oleh laki-laki. Sebaliknya, walau laki-laki itu lebih kuat tapi dia memiliki
banyak tanggungan, sehingga layak mendapat jatah yang lebih banyak.
*Pendapat
Kedelapan, Kesembilan, Kesepuluh, dst…..*
Begitulah,
jika KEADILAN diserahkan kepada akal manusia, maka sampai hari kiamat pun tidak
mungkin akan menemukan titik temu, karena masing-masing kepala manusia memiliki
pendapatnya masing-masing. Dengan demikian, adil menurut manusia bersifat
*relatif*.
Akhirnya
kita dapat menarik sebuah kesimpulan penting bahwa untuk menyelesaikan masalah
distribusi kepemilikan (dalam hal ini pembagian warisan) ternyata tidak dapat
diserahkan kepada AKAL manusia.
Dengan demikian,
manusia benar-benar membutuhkan kekuatan yang berasal dari *luar akal manusia*.
Dari sinilah kita dapat memahami peran yang mendasar dari *SISTEM EKONOMI ISLAM*
yaitu terkait hukum waris _(faraid)_.
Oleh karena
itu, Allah mengutus seorang Nabi/Rasul dan menurunkan Kitab Suci untuk menjadi
petunjuk dan pedoman manusia dalam semua aspek kehidupan (Al Baqarah: 213).
_(Sumber: buku
*Falsafah Ekonomi Islam* karangan H. Dwi Condro Triono, Ph.D)_
Si THINKING VS SI FEELING
Salam sahabat semua di manapun berada ๐น
Semoga semua tetap SEHAT BAHAGIA DAMAI BERKELIMPAHAN BERKAH DAN SUKACITA SELALU๐๐
Sudah lama saya ingin menulis tentang ini.
Alhamdulillah Tuhan menggerakkan tangan ini melalui pengalaman pribadi yg juga tidak mudah utk dilalui ☺️
Ada banyak teori ttg KEPRIBADIAN di muka bumi ini. Apalagi dalam ilmu Psikologi ngutek2 nya ga jauh dari Kepribadian ini.
Kali ini saya ingin membahas ttg 2 Dikotomi besar dari 2 tipe KEPRIBADIAN.
yaitu FEELING ( MENGANDALKAN PERASAAN - Cara berpikirnya SUBYEKTIF ) dan THINKING ( MENGANDALKAN PIKIRAN / LOGIKA - Cara berpikir nya OBYEKTIF ).
Dari 2 kata ini tentu sahabat sudah bisa membayangkan bukan orangnya seperti apa ❓
Diatas sudah saya jelaskan ciri2 orang dengan kepribadian FEELING dan THINKING.
Kedua tipe kepribadian ini sebenarnya sangat bertolak belakang atau berada dalam kutub yg berseberangan.
Bayangkan bila keduanya bertemu. Entah itu dalam bentuk pasangan suami istri, anak - ortu, ortu - anak, mitra kerja, atasan - bawahan.
Tanpa PEMAHAMAN atau KESADARAN akan adanya TIPOLOGI KEPRIBADIAN org yg di dekat kita saat ini, sudah dipastikan yg ada adalah KONFLIK, KETEGANGAN TERUS MENERUS .
Bahkan bisa jadi berakhir dgn perpecahan atau perpisahan.
Mungkin sudah PAHAM akan ilmunya tapi BELUM MENYADARI bahwa Pasangan, anak , ortu, mitra kita itu ber REAKSI dgn pola reaksi orang FEELING atau THINKING tadi.
Keduanya memiliki perbedaan alami dalam cara membuat keputusan dan mengalami emosi.
Bukan berarti orang FEELING ( Orientasi PERASAAN ) menjadi kurang mampu BERPIKIR.
Dan sebaliknya orang THINKING ( Orientasi PIKIRAN ) menjadi kurang mampu MERASA.
PERBEDAAN mendasarnya adalah dalam proses PERSEPSI dan PENGALAMAN yang muncul secara otomatis saat dipicu oleh suatu kejadian. Si FEELING dan si THINKING Akan mengekspresikan apa mereka pikirkan dan rasakan dengan cara yg berbeda.
Meskipun manusia pada umumnya sadar bahwa seseorang berbeda dalam cara mereka mengambil kesimpulan dan mengalami serta mengekspresikan emosi, tapi hanya sedikit yang memahami bahwa perbedaan dalam ekspresi diri ini didorong oleh kerangka referensi persepsi dan pengalaman bawaan yang berbeda.
Yang seringkali menjadi perhatian bahkan menjadi masalah adalah perbedaan mendasar dalam pengalaman emosi ketika konflik muncul.
Si THINKING RESPONNYA :
* Memproses pikiran dan mengalami emosi secara obyektif berdasarkan fakta.
* Dasar pengambilan keputusan juga obyektif berdasarkan SEBAB AKIBAT
* Mencari penjelasan yg logis untuk apapun yg terjadi ketika konflik muncul
* Memiliki konsistensi yg logis dan membumi dalam pikiran, tindakan dan emosi.
* Secara otomatis Menafsirkan apa pun yang diungkapkan atau dilakukan yang tidak_ masuk akal secara logis sebagai tidak valid.
Si FEELING, RESPONNYA :
* Selalu mementingkan, Menghubungkan dan memfasilitasi keharmonisan dalam hubungan manusia.
* Memiliki kepekaan alami terhadap isu-isu keadilan dan inklusi.
* Disetel ke nada komunikasi. Jika sampai mengatakan sesuatu dengan TIDAK BAIK NADANYA, maka itu TIDAK BAIK.
* Rentan untuk merasa bersalah atau buruk di luar REALITAS OBYEKTIF ketika konflik muncul. Atau diluar masalah itu sendiri
* Rentan untuk merasa terluka dan ditolak ketika ditanggapi dengan cara yang netral secara emosional atau blak-blakan.*
Saat si THINKING dan FEELING Bersatu menjadi PASANGAN
Penyebab kesulitan yang biasa bagi pasangan yang berbeda ini berasal dari perbedaan mendasar dalam cara mereka mengalami dan mengekspresikan emosi.
Saat HARMONY terganggu, sebagian besar FEELING yang berorientasi pada perasaan merespon merasa buruk, seolah-olah mereka telah melakukan sesuatu yang salah. Mengetahui bahwa mereka sebenarnya tidak melakukan sesuatu yang salah biasanya juga tidak membantu. Bagaimanapun mereka tetap merasa buruk
Ketika perasaan ini dipicu, si FEELING mungkin segera meminta maaf, berharap untuk memulihkan keharmonisan dan menetralisir rasa bersalah yang mereka alami, atau mereka mungkin marah dengan pasangannya karena melakukan sesuatu yang menyebabkan mereka merasa seperti itu.
Di lain sisi tidak satu pun dari respons ini masuk akal bagi si THINKING yang berorientasi pada pemikiran
Saat si FEELING bisa merasa bersalah dan buruk hanya karena seseorang tidak setuju dengan mereka❓; Dan mengatakan bahwa justru pihak lain yg bersalah karena menyebabkan mereka merasa seperti itu ❓
Dari perspektif THINKING, tanggapan2 ini tidak masuk akal secara logis dan oleh karena itu tidak valid.
Hal ini sama dengan kondisi bahwa di dunia ini ada orang2 KIDAL, BUKAN KIDAL atau AMBIDEXTROUS ( menggunakan kedua tangannya ), hal tersebut adalah wajar dan normal.
Yaitu tentang CARA YG BERBEDA antara si FEELING dan THINKING untuk mengalami dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
TANTANGAN DALAM BERKOMUNIKASI
Intinya, dua orang yg berbeda secara alami ini harus aktif untuk memahami realitas yang sama.
Si FEELING disarankan mencari FAKTA atau DASAR ttg bagaimana perasaan mereka tentang situasi tersebut.
Sementara pasangannya yg THINKING berpikir mencari FAKTA atau DASAR mengapa mereka berpikir PERASAAN pasangannya tidak masuk akal secara logis ❓
Dengan begitu baru keduanya merasa dapat memberikan tanggapan yg dibutuhkan pihak lain untuk merasa didengar.
Tanpa niat yg tulus atau KESADARAN, penjelasan yang diberikan masing2 pihak untuk membenarkan respons alami dan normal mereka sendiri, secara fakta membatalkan respons alami dan normal pasangan mereka.
Masalah kecil dari luar dapat memicu pertengkaran emosional yang membuat kedua belah pihak babak belur secara psikologis, saling menyalahkan atas kerusakan yang terjadi, sementara masalah itu sendiri tetap tidak terselesaikan.
Hal ini menjadi semakin parah saat penyelesaian konflik ketika pasangan juga berbeda dalam dikotomi ekstroversi-introversi.
BAGAIMANA PENYELESAIAN KONFLIK ❓
Faktanya,ketika suatu INFORMASI itu AKURAT, si THINKING dapat menerima keakuratannya.
Sedangkan si FEELING biasanya lebih ambivalen. Meskipun informasi tersebut memberikan validasi konkrit mengenai kepekaan dan reaktivitas emosional mereka.
INFORMASI tersebut bagi si FEELING tetap tidak memberikan mereka banyak kelegaan dari perasaan yang sudah terpicu ketika konflik muncul.
Jika mereka menerima pernyataan bahwa ada perbedaan alami antara FEELING DAN THINKING dan itu NORMAL dalam RESPON yg masing2 keluarkan. Keduanya harus mau mengakui bahwa pasangan mereka :
Tidak dapat secara pengalaman terkoneksi dengan bagaimana perasaan dari masing2 mereka ketika konflik itu muncul
Oleh karena itu
*si FEELING tidak perlu merasa bersalah atau merasa BURUK atas komentar apapun dari si THINKING..
_* Ketidaksetaraan yang melekat pada perbedaan dalam mengalami emosi. Sehingga si FEELING mengalami kesulitan besar untuk menerima fakta apapun yg diberikan oleh si THINKING.
Pasangannya yang THINKING sebaiknya mampu memberikan penjelasan logis untuk tanggapan berbasis perasaan pasangan mereka yg FEELING.
Si THINKING sebaiknya mampu melunakkan RESPON mereka secara umum dan menjadi lebih perhatian dan akomodatif ketika konflik muncul.
Perubahan ini telah membantu banyak pasangan yang merasakan kebencian yang secara otomatis mereka alami selama konflik._
JEDA WAKTU DIPERLUKAN
Adanya pertengkaran yg eksplosif atau meledak seringkali dihadapi oleh pasangan yang THINKING dan FEELING ini. Sehingga penting bagi mereka utk menentukan JEDA WAKTU atas pertengkaran ini.
Sehingga kepatuhan terhadap aturan JEDA WAKTU adalah kebutuhan mutlak sampai mereka mampu mengganti proses penyelesaian konflik destruktif mereka dengan cara yang lebih sehat.
Si FEELING biasanya mengalami kesulitan untuk mematuhi aturan JEDA waktu ini. Dan membutuhkan waktu yg lebih lama untuk melepaskan EMOSI mereka sampai pasangan mereka ( THINKING ) bersedia mengakui PERASAAN mereka.
Jika sebuah masalah menjadi bermuatan emosional dan kasar, kemungkinan resolusi menjadi tidak berarti lagi.
Tingkat tekanan psikis ( gangguan diri ) yang dialami beberapa orang begitu ekstrim sehingga upaya pasangannya untuk menarik diri dapat memicu perilaku putus asa, bahkan kekerasan untuk mencegah pasangannya keluar.
HARUS ditemukan cara untuk menahan emosi ini jika mereka berharap untuk mengganti proses PERTENGKARAN destruktif mereka dengan yang lebih sehat.
JEDA WAKTU diperlukan untuk :
*Setuju dalam waktu mendatang untuk berkumpul kembali dan mencoba lagi, sebelum janji konseling berikutnya.
*Tunggu sampai sesi konseling berikutnya untuk mengatasi masalah tersebut.
*Hubungi konselor untuk melihat apakah tanggal yang lebih awal dapat dijadwalkan untuk bertemu.
*JEDA waktu hampir selalu diminta oleh pasangan yang THINKING dan dibenci oleh pasangan yang FEELING.
SARAN BAGI SI THINKING
Berusahalah untuk memahami dan mengakomodasi area sensitif pasangan
Anda BISA mencoba membantu mereka memahami mengapa mereka tidak boleh MERASA seperti itu.
SARAN BAGI SI FEELING
Gunakan konstruksi berbasis logika saat menjelaskan mengapa anda kesal.
Contoh: “Meskipun Anda tidak mengerti mengapa saya marah ketika Anda mengatakan itu, faktanya tetap bahwa setiap kali Anda mengatakan itu, saya marah. Mengingat respons saya yang dapat diprediksi, mengapa Anda terus mengatakan itu? "
Begitu masing2 pasangan menyadari bahwa perbedaan alami sedang terjadi, dan bahwa tidak ada yang secara sengaja merespons cara mereka melakukannya untuk mendapatkan caranya sendiri, keduanya akan mampu mengakomodasi dan berkompromi di area yang sebelumnya tidak mungkin..
SALAM SAYANG SELALU
❤️๐งก๐๐๐๐๐๐ค
Shinta Rakhmat Psikolog
5 KUNCI KEBAHAGIAAN
Apa kabar Sahabat Holistik dimanapun berada ๐น
Semoga tetap SEHAT BAHAGIA DAMAI BERKELIMPAHAN SELALU.๐๐
SIAPA YG MERASA MASIH BELUM BAHAGIA HARI INI ❓ ๐ค
tuntaskan baca ini ya ...
Setiap hari tulisan2 saya selalu diawali dgn...semoga SEHAT BAHAGIA DAMAI BERKELIMPAHAN selalu...
4 kata ini menurut saya mewakili semua doa yg dipanjatkan oleh semua manusia di muka bumi...
Mencakup aspek Fisik, Pikiran - perasaan, Jiwa dan Spiritual..
Saya mau mengupas yg satu dulu BAHAGIA...
Karena dgn BAHAGIA ..rasa2nya yg 3 lainnya akan datang dgn sendirinya..
BAHAGIA disini kita bedakan dgn KESENANGAN ya..yg biasanya kesenangan ini identik dgn memiliki sesuatu yg kita inginkan atau mencapai hal2 yg yg kita harapkan / usahakan.
Kita bicara data ya..
Menurut The World Happiness Index th 2018 Indonesia peringkat 96.
Artinya penduduk Indonesia cenderung TIDAK BAHAGIA dibanding penduduk di negara2 lainnya.
Hal ini tentu saja berbanding terbalik dgn fakta bahwa negara kita adl Penduduk dgn jumlah Muslim terbesar di dunia.
Tapi sbg Psikolog bukan ranah saya utk bicara di area ini. Biar deh jadi tugas para pemuka agama.
Disini saya mau menulis bagaimana HAPPINESS ini dalam konteks SAINS.
Sudah banyak penelitian nya sahabat, bahwa KEBAHAGIAAN ini bukan hanya soal RASA tetapi sebuah KOMPETENSI.
Artinya ketika bicara KOMPETENSI..hal ini bisa dilatih dan dikembangkan. Seperti halnya kemampuan2 lainnya seperti membaca, olahraga dst.
Jadi BAHAGIA bisa dilatih dan dikembangkan.
KEBAHAGIAAN bukan hanya sebuah KONSEKUENSI dari TINDAKAN yg dilakukan. Tetapi menjadi SEBAB dari suatu perilaku manusia.
KEBAHAGIAAN bukan lah sbg TUJUAN yg ingin dicapai. Tetapi PROSES yg dijalani.
KEBAHAGIAAN bukanlah KEBERUNTUNGAN atau HADIAH semata dari Tuhan, melainkan KEBIASAAN2 POSITIF yg harus DILATIHKAN.
KEBAHAGIAAN adalah HAK AZASI atau milik semua manusia dan manusia punya KEMAMPUAN utk mewujudkannya apapun KONDISI DIRINYA dan KEHIDUPANNYA.
Kita perlu berusaha utk MENJADI BAHAGIA, karena BAHAGIA inilah sumber dari segalanya.
Yuk kita REFRAME atau BINGKAI ULANG MINDSET kita ttg BAHAGIA ini...
Kita dan sebagian besar manusia memiliki KEYAKINAN Bhw BAHAGIA terkait PENCAPAIAN2 MATERIAL, KEBERHASILAN kita mencapai sesuatu.
KEBAHAGIAAN bukan terjadi karena kita SUKSES, bukan KARIR TINGGI, UANG BANYAK, ASET BANYAK, MENIKAH, PUNYA PASANGAN YG BAIK, ANAK2 YG MANIS & PENURUT, HIDUP SEHAT, UMUR PANJANG.
Apakah benar demikian❓seakan2 kalau kita tidak memiliki ini semua atau salah satu saja maka kita menjadi TIDAK BAHAGIA ❓
Bicara Penelitian, justru menunjukkan hal sebalik nya, banyak orang memiliki semua itu diatas tetap saja tidak BAHAGIA.
Ga usah sebut nama, lihat2 saja orang terkenal di sekitar kita atau kita kenal. Kita pikir memiliki segalanya. Tapi malah bunuh diri, depresi, lari ke narkoba.
Sebaliknya, menurut banyak Penelitian, kondisi BAHAGIA justru akan membuat HIDUP SEHAT, UMUR PANJANG, MEMPEROLEH PASANGAN YG BAIK, ANAK2 YG MANIS, HUBUNGAN SOSIAL YG BAGUS, REZEKI YG BERLIMPAH, SUKSES DALAM BERKARIER dan membuat seseorang LEBIH CERDAS.
Jadi pemahaman kita harus kita REVISI.
Bukan mendapatkan semuanya dulu baru BAHAGIA
Tapi,
BAHAGIA membuat POTENSI mendapatkan semua menjadi lebih BESAR.
Jadi BAHAGIA nya di AWAL bukan di UJUNG
Pertanyaan BESAR nya adalah BAGAIMANA utk MENJADI BAHAGIA ❓
1. Menemukan JAWABAN dari WHO AM I ❓
dalam konteks spiritual yg lebih mendalam. Dalam hubungannya dgn sang Pencipta.
Kalo orang Islam ditanya. Mengapa manusia diciptakan ❓
Jawaban standarnya kebanyakan "Utk beribadah dan mengabdi kepada Allah"
Kalau ditanya lebih jauh. BERIBADAH dan MENGABDI itu spt apa ❓
Apakah ditandai dengan banyaknya rakaat sholat yg kita lakukan, banyaknya hari2 puasa yg kita jalani, doa2 yg kita panjatkan ❓seakan2 ngatur dan ga percaya dgn Allah yg maha menjamin dan memelihara. Atau dengan bolak2 ke Tanah Suci ❓
Jujur saja ketika sudah melakukan ini semua, apakah kita benar2 bisa masuk dalam KONDISI BAHAGIA yg terus menerus dan berkepanjangan ❓
atau hanya sesaat saja dan terguncang lagi ketika mendapat masalah atau gangguan2 dalam hidup. Seakan2 KEBAHAGIAAN itu hilang dari hidup kita ❓
Mampu menjawab WHO AM I ini dalam konteks Spiritual yg mendalam. Insya Allah akan menemukan MAKNA HIDUP dan HAKIKAT HIDUP yg sesungguhnya
Inilah SUMBER KEBAHAGIAAN yg tanpa batas. Ketika seseorang mampu menemukan MAKNA HIDUPNYA ini maka ia akan menjalani hari2 dgn penuh semangat dan Bahagia.
Walaupun berada dalam kondisi yg tidak menguntungkan ( bagi penilaian orang lain ) ia akan tetap BAHAGIA.
Orang yg sudah sampai pada PENEMUAN JATIDIRI sesungguhnya mengapa ia diciptakan ❓Tidak akan mudah galau dan terombang ambing oleh Ombak dalam kehidupan ini.
Hidupnya dijalani dengan lurus mengarah pada PENCAPAIAN2 PRIBADI sesuai KEHENDAK TUHAN. bukan lagi KEHENDAK PRIBADINYA. Ia sudah mampu melepaskan EGO dan KEINGINAN2 PRIBADI saat menjalani hidup nya.
Yg ia perdulikan satu2 nya adl Bagaimana ia menjalankan PERAN PENCIPTAAN dirinya dgn sebaik2nya. Dan membuat Allah RIDHO dan TERSENYUM bahwa ia sudah menjalankan PERANNYA dgn TUHAN*
Tidak mudah tergoda dengan iming2 materi yg bisa membelokkan langkahnya.
Di TITIK ini biasanya seseorang akan hidup dengan BIMBINGAN SEPENUHNYA dari TUHAN. Dan TUHAN pun akan mencukupkan segala KEPERLUAN HIDUPNYA terutama terkait dgn KEPERLUAN utk menjalankan PERANNYA.
Disinilah perasaan BAHAGIA dan BERKELIMPAHAN ini akan mampu mewujud dan kita rasakan dgn sepenuh2nya ..dan terus menerus.
Semua PROSES ini ada DI DALAM DIRI...
Ga perlu bertanya2 keluar utk menemukan jawaban dr WHO AM I atau menemukan MAKNA HIDUP ini.
Jawabannya sangat INDIVIDUAL ( BERBEDA DI MASING2 ORANG ).
Dan Jawabannya ini hanya ada dalam diri kita masing2. Bisa dicari dalam KEHENINGAN dan momen2 kita berdialog dgn TUHAN.
2. MEMILIKI PIKIRAN POSITIF YG REALISTIS
3. HIDUP DI MASA KINI
bukan hidup di masa lalu apalagi di masa depan.
4. MEMILIKI HARAPAN YG REALISTIS dan tempat BERGANTUNG yg TEPAT.
5. MEMILIKI HUBUNGAN SOSIAL YG BAIK
Nah, inilah ke 5 KUNCI KEBAHAGIAAN YG LONG LASTING.
Punya salah satu saja sudah sangat BERSYUKUR. Apalagi punya ke 5 KUNCI Ini...
Yuk kita temukan 5 KUNCI ini dan ber Transform bersama...
Bersambung ...
Salam Sayang selalu..
๐๐๐๐๐งก❤️๐ค
Shinta Rakhmat Psikolog
Klub Sehat Holistik