*"JALAN BARU", JALAN ALTERNATIF PENGUBAH HIDUP!*
Seringkali, ketika setiap pagi Anda berangkat menuju tempat kerja, maka Anda pasti sudah terbiasa melewati jalan dengan “rute yang sama” setiap hari.
Ketika aktifitas tersebut Anda lakukan berkali-kali, maka rekaman tentang jalan tersebut akan membentuk sambungan antar "neuron otak", semacam "jalur" yang tebal dan kuat di dalam otak dan membentuk "Status Quo"..
Sehingga secara bawah sadar, wajar saja jika Anda akan "menolak" dengan keras, jika ada penawaran sebuah ide, gagasan, nasehat, motivasi, saran, usulan, petunjuk / informasi dari orang lain, mengenai "jalan alternatif", jalan baru, atau lebih mudahnya saya sebut sebagai “jalan perubahan”..
Apa yang terjadi ketika Anda bereksperimen melakukan percobaan dengan melalui jalan yang lain, jalan yang berbeda, “jalan baru”, yang sama sekali belum pernah anda lewati?
Pasti akan muncul perasaan beraneka ragam, mulai was-was, khawatir, takut nyasar, merasa tidak nyaman, merasa tidak aman, tidak pede, dsb..Sebab jalan baru tersebut masih "terlihat" gelap dalam pikiran Anda..
Padahal, bisa jadi tawaran “jalan alternatif” tersebut justru menghemat waktu, tenaga, lebih efisien dan lebih efektif mempercepat pencapaian tujuan Anda..
Status Quo di otak inilah yang membentuk "tempurung-tempurung" sempit pemikiran, yang membuat Anda cenderung menolak "sesuatu yang baru”, yang pada akhirnya justru "mempersempit" aliran rejeki hidup Anda sendiri..
Maka, jika kualitas kehidupan Anda saat ini tidak pernah kunjung berubah menjadi lebih baik, bisa jadi itu bukan karena tidak adanya kesempatan dan peluang dalam hidup Anda Bukan pula karena tidak adanya saran dan nasehat yang baik kepada Anda..
Tapi karena pikiran Anda terjebak dalam "Status Quo" yang mati-matian mempertahankan Zona Nyaman Anda saat ini, yang menolak keras alternatif “jalan baru”, jalan perubahan yang bisa memompa hormon adrenalin Anda bergejolak, yang menimbulkan rasa "tidak nyaman" untuk bergerak memulai..
Padahal dalam setiap do'a usai sholat/ibadah, selalu Anda panjatkan,
"Ya Allah, berilah aku rejeki yang halal, rejeki yang Engkau Ridhoi, rejeki yang berlimpah ruah, hingga ke anak cucuku nanti.."
"Ya Allah, Ya Robb..mudahkan segala urusan duniawiku, lapangkan jalan usaha-usahaku, bukakan pintu-pintu rejeki ku, pertemukan aku dengan orang-orang baik, yang membaikkan hidup dan kehidupan ku..Aamiin.."
Namun anehnya ketika ada seorang teman atau kerabat yang datang kepada Anda untuk mengajak ikut hadir dalam seminar/training pemberdayaan diri atau mengajak Anda bergabung dalam sebuah komunitas positif, entah itu sebuah bisnis jaringan, komunitas bisnis online atau komunitas bisnis Dirrect Selling, dll Anda langsung menolak dengan anggapan dan pikiran negatif, dengan selftalk yang kebanyakan dimiliki oleh para THE LOSER,
"Halaahh...bisnis MLM ya? Suruh nyari downline kan? Sorry saya ngak tertarik, dah banyak yang nawarin saya kayak ginian.."
"Investasi apa? Bisnis property apaan? Bisnis Online? Saya ga ngerti, udah deh..ga usah nawarin saya mimpi yang tinggi-tinggi dan muluk-muluk, saya mah gini aja dah cukup, yang penting bisa makan dah alhamdulillah.."
"Ealaahh..boro-boro mikirin ikut seminar, ini aja saya masih bingung gimana perpanjang kontrakan..orang kayak saya bisa makan setiap hari aja dah bersyukur.."
"Ah saya ga butuh seminar, training, dan teori-teori bisnis apapun, kebanyakan pembicaranya cuma pinter teori, padahal mereka sendiri ga pernah praktek, ga punya bisnis, bahkan mereka sendiri nyari duitnya justru dari peserta seminar!"
"Ah saya ga butuh komunitas ini itu, paling-paling nanti aku disuruh bayar iuran ini dan itu!"
"Ah ujung-ujungnya aku nanti diminta mencari sebanyak-banyaknya member/downline.. yang aku butuhkan saat ini adalah solusi yang meringankan beban hidupku dan bukan target-target yang malah membuat pusing dan stres pikiranku!"
"Ah aku sudah kapok ikutan MLM, semua leader hanya mementingkan dirinya sendiri, baik di awal tapi kalau sudah gabung kita dicuekin, tidak ada yang tulus, culas, penuh intrik, tipu menipu dan
banyak bohongnya!"
Padahal sebenarnya Tuhan sedang mengabulkan do'a dan permintaan Anda, dengan mengutus seseorang untuk menemui Anda, untuk menghantarkan kunci pembuka pintu-pintu rejeki kepada Anda..
Namun ketika orang ini ada di depan Anda, Anda langsung berpikiran negatif dan berburuk sangka kepadanya, dengan menolak saran-sarannya, anjurannya, nasehatnya, penawarannya dan ajakannya.. seolah-olah orang ini akan menjerumuskan Anda ke dalam jurang penderitaan, padahal ia adalah "malaikat penolong" yang Tuhan kirimkan untuk membantu Anda!
Sahabat..
Tuhan tidak pernah turun tangan langsung menemui Anda untuk menghantarkan rejeki, namun mengirimkan rejeki-Nya melalui perantaraan tangan hamba-hamba-Nya..
Itulah kenapa, tidak ada sukses sendirian, tidak ada sukses tanpa bantuan orang lain. Itulah mengapa Rasulullah SAW menganjurkan pentingnya menjalin silahturahim.
Di setiap pertemuan Anda dengan orang lain, Allah selalu menghadirkan peluang dan kesempatan kepada Anda untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik..peluang bertemu dengan rekan/partner bisnis, kesempatan untuk mengembangkan jaringan bisnis, peluang Anda untuk bertumbuh dan berkembang.
Peluang dan kesempatan itu bisa hadir dalam berbagai bentuk dan bisa datang melalui berbagai jalan, berbagai kejadian dan peristiwa, yang Allah design dengan sedemikian rupa dalam hidup Anda..
Peluang dan kesempatan tersebut bertebaran setiap hari setiap saat dalam hidup Anda, tapi seringkali Anda tampik, anda tolak dan Anda curigai sebagai monster yang akan mencabik-cabik hidup anda!
Bukankah jika ada seseorang yang datang kepada anda menawarkan sebuah peluang kerjasama, atau kesempatan bisnis, baik dalam bentuk networking, Direct Selling, Bisnis Investasi, Bisnis Property, Bisnis Online, dll artinya mereka sudah percaya kepada Anda? Bahwa anda punya kemampuan menjalankannya?
Jika orang lain saja percaya kepada Anda, mengapa Anda tidak percaya diri?
Bukankah setiap ada penawaran peluang dan kesempatan dalam bentuk apapun kepada anda, adalah sebuah pertanda yang sangat jelas bagi Anda?
Pertanda apa?
Tanda bahwa anda BISA DIPERCAYA, dan MAMPU!
Jadi mulai sekarang, hentikan kebiasaan Anda yang selalu mengecilkan dan meremehkan diri Anda sendiri!
Sahabat..
Tidak ada seorangpun di muka bumi ini, yang bisa menghancurkan "tempurung" tebal "Status Quo" pikiran Anda, kecuali diri anda sendiri!
Status ini sengaja saya tulis untuk menghembuskan "isu kudeta" dalam pikiran Anda, memprovokasi pikiran Anda, untuk mengajak Anda mengenali apa saja "status quo" yang membonsai hidup Anda selama ini..
YA, Status Quo "THE LOSER!"
Setelah Anda sudah mengetahui dan mengenali "status quo" Anda sendiri, pertanyaan saya,
"Beranikah Anda 'mengkudeta', merevolusi dan menghancurkan 'status quo' pemikiran Anda sendiri?"
Dan jika sekarang, saat ini juga, ada penawaran dan sebuah solusi pengubah nasib dengan cara yang bisa dengan mudah Anda lakukan, cara yang sudah "teruji" dan sudah "terbukti" membantu banyak orang memiliki kehidupan yang luar biasa hebat dan menakjubkan,
Apakah Anda tertarik?
Apakah Anda berminat?
Apakah Anda mau?
Apakah Anda siap?
Apakah Anda bersedia berubah?
Selamat berubah.
Selamat belajar dan selamat berproses.
Semoga Alloh selalu paring manfaat dan barokah.
Terima kasih.
https://Yippiweb.com/r/anto01
Goresan pena - hasil dari ungkapan pikiran dan perasaan serta perenungan tentang kehidupan sehari-hari.
Cari Blog Ini
Kamis, 20 Juni 2019
Jumat, 29 September 2017
Anak Peserta PKH dengan Segudang Prestasi
ANAK
PESERTA PKH DENGAN SEGUDANG PRESTASI
Oleh:
Trimanto B. Ngaderi*)
Siapa bilang
kemiskinan identik dengan kebodohan. Siapa bilang kemelaratan identik dengan
keterbelakangan. Siapa pula mengatakan orang kecil identik dengan kekerdilan. Hasna
Saleha telah membuktikannya. Putri kelahiran Boyolali, 30 November enam belas
tahun silam dari pasangan Soleh dan Harni ini telah membuka mata dunia bahwa
kemiskinan bukanlah halangan untuk berprestasi.
Hasna, begitu ia
sering dipanggil, kini sedang duduk di bangku kelas IX MTsN Simo. Prestasinya
di bidang akademik adalah ia selalu memperoleh rangking satu. Ketika ditanya
bagaimana ia bisa demikian, ia menjawab bahwa cara belajarnya adalah
sering-sering mengerjakan latihan soal. Selain itu, ia juga mempunyai kegemaran
membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku umum seperti novel, cerpen, dan
juga majalah.
Siswi dengan
postur tinggi dan atletis ini mengaku pelajaran yang paling disuka adalah IPA,
terutama Biologi. Alasannya adalah pengajarnya enak dan cara menjelaskan materi
pelajaran sangat mudah dimengerti. Ketika ditanya terkait cita-citanya kelak, “Aku
ingin menjadi profesor”, jawabnya mantap dan penuh keyakinan. “Aku juga ingin
menghajikan kedua orang tua”, sambungnya dengan bangga.
Lebih lanjut ia
menjelaskan, bahwa ia bisa sukses dalam belajar adalah dengan banyak belajar,
banyak berlatih, banyak berdoa, dan ditambah lagi adanya dukungan terutama dari
orang tua, dan juga dari berbagai pihak (guru, teman, saudara).
Selain prestasi di
bidang akademik, siswa penyuka novel “Hafalan Surat Delisa” ini di sekolahnya
juga sangat tenar dalam prestasinya di bidang olahraga. Di kamarnya yang
sederhana dan sempit, terdapat puluhan piala dan medali dari berbagai kejuaraan
dan lomba yang pernah ia ikuti, mulai dari tingkat kecamatan hingga tingkat
provinsi.
Berikut beberapa prestasinya
di bidang olahraga:
v
Juara I Pencak Silat pada UMS Cup, 3-7 januari
2016.
v
Pesilat terbaik putri SMP pada turnamen IV tapak
suci antarpelajar SMP/SMA se-Jateng 3-7 januari 2016.
v
Juara III Pencak Silat pada UNS Cup tahun 2012.
v
Juara II lari 400 m putri aksioma tingkat
kabupaten tahun 2015.
v
Juara III 5 km putri dalam rangka HUT PGRI ke-69
tingkat SMP Kecamatan Simo.
v
Dan masih banyak lagi yang tak mungkin
disebutkan semua di sini
Bangga Menjadi
Peserta PKH
Ibunya Hasna, Harni adalah peserta PKH dari Dukuh Gebang RT
26/RW 05, Desa Blagung dari kelompok Dahlia I. Ketika ditanya bagaimana
perasaannya mendapat bantuan dari PKH, “Senang sekali rasanya!” ungkapnya
dengan mata berbinar-binar. “Bisa membantu meringankan beban orang tua, Mas”
lanjutnya penuh rasa syukur.
Menurutnya, uang bantuan digunakan untuk di antaranya adalah
membayar buku LKS, biaya ujian, biaya akhirussannah, dan lain sebagainya. “Untuk
biaya SPP/pendidikan sudah tidak bayar lagi Mas, soalnya dapat beasiswa”, ujarnya
bangga.
Menutup pembicaraan, ia mengatakan bahwa secara umum
pendidikan di Indonesia sudah baik. Ia hanya minta agar bagi siswa-siswa yang
berasal dari daerah pedalaman agar diberi kemudahan transportasi, atau
setidaknya sekolah menyediakan asrama.
*) Pendamping PKH Kec. Simo
Minggu, 24 September 2017
7 Keutamaan Menjadi Pendamping PKH
TUJUH KEUTAMAAN
MENJADI PENDAMPING PKH
Oleh: Trimanto B.
Ngaderi*)
Menjadi pendamping PKH adalah sebuat anugerah, berkat, dan
rizki yang sangat patut disyukuri dan diterima dengan penuh keikhlasan dan
kebahagiaan. Apa sebab gerangan? Kita akan mendapat berbagai manfaat,
kelebihan, dan keutamaan; yang (mungkin) jarang bisa kita temukan jika kita
bekerja di tempat lain atau bekerja dengan fungsi dan peran yang berbeda.
Setidaknya ada tujuh keutamaan, berikut di antaranya:
1.
Kesempatan luas untuk terus belajar
Dalam bekerja, yang kita hadapi bukanlah benda, alat, mesin, hewan,
tumbuhan, atau objek kerja lainnya. Tapi yang kita hadapi adalah MANUSIA, di
mana setiap manusia itu unik dan dinamis. Masing-masing mereka memiliki latar
belakang yang berbeda (asal-usul, pendidikan, pekerjaan, adat-istiadat, bahasa,
agama, dll), cara berpikir yang berbeda, pemahaman yang berbeda, dan cara
memandang dunia yang berbeda pula.
Tidak mudah untuk menghadapi orang-orang. Tidak gampang untuk berkutat
dengan dinamika manusia. Mereka adalah objek yang hidup, memiliki pikiran,
perasaan, dan harapan. Kemajemukan dan perbedaan kepentingan tak jarang
menimbulkan permasalahan dan konflik.
Inilah kesempatan emas bagi kita untuk belajar mengenal mereka, memahami
mereka, dan menjadi bagian dari mereka. Bagaimana kita bisa berinteraksi dengan
mereka, berkomunikasi dengan mereka, serta hidup membaur baik secara pribadi
maupun secara profesional (terkait hubungan pekerjaan).
2.
Mendapatkan tambahan ilmu multidisipliner
Dalam menjalankan tugas kerja dan melakukan pembinaan terhadap peserta
PKH, tidaklah cukup hanya mengandalkan ilmu yang kita miliki saja, bidang ilmu
yang kita tekuni saat kuliah saja, atau satu keterampilan yang kita kuasai
saja. Menghadapi manusia, terlebih mereka adalah kaum fakir-miskin dan
termarjinalkan, membutuhkan penggabungan berbagai disiplin ilmu, yang
diterapkan secara komprehensif dan sinergis. Kita butuh ilmu komunikasi
untuk melakukan kontak dan menjalin relasi dengan mereka. Kita membutuhkan ilmu
sosiologi untuk mempelajari masyarakat dan segala perubahannya. Untuk
membantu permasalahan peserta PKH kita perlu ilmu psikologi. Untuk
membangun hubungan baik dengan aparatur pemerintah dan pihak terkait dibutuhkan
ilmu manajemen/kehumasan. Juga ketika hendak menghibur mereka dan
memberi harapan masa depan, dibutuhkan ilmu agama. Sedang untuk mendidik
masyarakat diperlukan ilmu kependidikan dan pengajaran. Dan seterusnya.
3.
Memperoleh rizki yang melimpah
Sebagaimana kita ketahui, rizki tidak harus selalu berbentuk materi
(uang, harta benda), tapi bisa juga berbentuk immateri. Bertambahnya kenalan,
saudara, ilmu, pengalaman, adalah rizki. Kita diberi masalah juga rizki. Kita
bisa berbuat lebih kepada peserta PKH juga merupakan rizki. Kita mendapat
penghormatan, penghargaan, dan kepatuhan dari mereka juga rizki yang mesti kita
syukuri. Rizki immateri ini lebih menentramkan dan bersifat abadi.
4.
Melatih kejujuran dan integritas
Bekerja di bidang pemerintahan dan sangat erat kaitannya dengan uang
(bantuan), memberikan potensi dan peluang besar kepada kita untuk berbuat
curang atau korupsi. Jika sudah ada kaitannya dengan uang, para setan dan iblis
bekerja lebih giat dan bersemangat untuk menggoda manusia agar mau berbuat
ketidakjujuran.
Banyak sekali celah dan pintu yang bisa digunakan untuk berbuat curang
dan korup, baik secara nyata maupun tersembunyi, baik secara vulgar maupun
halus. Karena didorong oleh nafsu untuk memiliki uang yang “lebih”, bisa jadi
seorang pendamping meminta upeti kepada peserta PKH barang 50 atau 100 ribu
tiap pencairan, atau berbagai cara lainnya yang tak perlu disebutkan di ini.
Memang tidak mudah untuk menjadi pendamping yang jujur dan berintegritas,
apalagi godaan ada di depan mata dan begitu menggiurkan, ditambah lagi budaya
di negara kita yang didominasi oleh mental korup dan culas. Hanya orang-orang
yang mendapat petunjuk Tuhan-lah yang bisa menahan diri. Hanya orang-orang yang
mendapat bimbingan dari malaikat-lah yang akan terselamatkan.
5.
Mendapat gaji ke-13
Banyak dari kita yang mengharap gaji ke-13 (berarti nama bulannya apa ya,
setelah Desember), tapi sebenarnya kita sudah sering mendapatkannya. Mungkin
saja ketika kita mengisi PK, kita pulang diberi bungkusan atau sekantong berisi
snack, makanan, atau bahan mentah. Atau saat berkunjung ke rumah, kita diberi oleh-oleh
sekedarnya atau sebagian hasil panen. Atau pula kita diundang ketika peserta
PKH punya hajatan tertentu. Dan masih banyak lagi.
Sebenarnya, kita merasa tidak enak untuk menerima pemberian itu atau
takut membebani mereka. Akan tetapi, di balik itu semua, bisa jadi Allah-lah
yang menggerakkan hati mereka untuk melakukan pemberian itu. Atau lebih tinggi
lagi, mungkin saja perbuatan itu didorong oleh kecintaan mereka terhadap kita.
Bagaimana pun juga, hal itu tetap patut kita syukuri. Sebab hubungan yang
baik dan jalinan silaturrahmi yang erat akan melahirkan berbagai kecintaan dan
keindahan yang pengejawantahannya bisa berbacam-macam: ucapan terima kasih,
senyuman yang tulus, raut muka yang berseri-seri, penghargaan, penghormatan,
juga dalam bentuk pemberian.
6.
Allah adalah tujuan hidupnya
Kenapa orang mudah kecewa, sakit hati, sedih, atau malah mudah putus asa?
Mengapa orang menjadi malas bekerja, tidak bersemangat, tidak bertanggung
jawab, atau sering lalai? Mengapa pula orang rela berbuat curang, memanipulasi
atau korup?
Jawabannya adalah karena pekerjaannya atau hidupnya bukan untuk Tuhan. Karena
ia belum memahami benar untuk apa hidup ini, apa tujuan hidup ini, dan ke mana
setelah hidup nanti. Kita hidup belum tahu arah yang pasti, kita asal maju dan
jalan. Sementara di perjalanan yang panjang nan melelahkan itu, banyak sekali
tikungan atau perempatan yang memungkinkan kita untuk berbelok atau melenceng,
sehingga kita tidak akan pernah sampai pada tujuan hakiki.
Kita bekerja masih sekedar menjalankan tugas. Kita bekerja masih sebatas
yang penting selesai. Bahkan kita cenderung bekerja apa adanya, asal-asalan,
tanpa kualitas apalagi profesional. Kita belum menganggap bahwa bekerja adalah pengabdian,
bekerja adalah ibadah, dan lebih dalam lagi bekerja adalah sebuah panggilan
jiwa.
7.
Sebagai jalan dalam “mencari” Tuhan
Pergaulan kita dengan orang-orang fakir-miskin, kaum mustadh’afin,
masyarakat marjinal akan membuat hati kita tersentuh, peka, dan responsif. Hal
tersebut membuat kita bisa merasakan apa yang sedang mereka rasakan, yang kita
tunjukkan lewat sikap simpati dan empati. Lebih jauh lagi, spirit keimanan kita
akan mendorong hati kita untuk memiliki sifat perhatian, pengertian,
belas-kasih, dan ketulusan.
Tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah terbentang luas di semesta raya
ini. Salah satu di antaranya terdapat pada fakir-miskin dan kaum dhua’fa.
Sekiranya kita mampu merenungi dan menangkap pertanda itu, kita sudah berhasil
“menemukan” Tuhan di sana.
Dan
ketika kita sudah menyadari dengan penuh keyakinan akan keadilan, keseimbangan,
dan kesempurnaan dalam penciptaan manusia dengan segala bentuk dan
problematikanya, maka ketika itulah kita telah mengenal Tuhan secara lebih
dekat.
Akhir kata, jangan pernah menyesal karena telah menjadi
pendamping PKH. Ini bukanlah sebuah kebetulan, tapi telah menjadi skenario
Tuhan (tertulis di dalam Lauhul Mahfudz) bahwa kita ditakdirkan untuk menjadi “perpanjangan
tangan” Tuhan untuk membantu sesama manusia dan menyelamatkan manusia menuju
jalanNya.
*) Pendamping PKH Kec. Simo, Boyolali
Pembinaan Peserta PKH Dengan Pendekatan komunikasi Persuasif
PEMBINAAN PESERTA
PKH DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Oleh: Trimanto B.
Ngaderi*)
Selain memperoleh bantuan berupa uang tunai, peserta PKH
juga mendapatkan pembinaan rutin lewat pertemuan kelompok. Ditinjau dari tujuan
program PKH yaitu menjadikan keluarga sejahtera. Pengertian keluarga sejahtera
di sini tidak sekedar meningkat secara ekonomi, seperti memiliki usaha sendiri,
penghasilan yang bertambah, rumah menjadi semakin bagus dan semacamnya. Tapi
juga dalam pengertian luas, sepertinya adanya perubahan sikap dan perilaku,
kebiasaan sehari-hari, tambah pengetahuan dan wawasan, memiliki ketrampilan
tertentu, dan lain-lain.
Untuk mewujudkan tujuan PKH dalam pengertian luas tersebut,
pendamping PKH setidaknya memiliki kemampuan dalam hal komunikasi persuasif. Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio, yang
berarti membujuk, mengajak atau merayu.
Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara
emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat
dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang
dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang
berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek
simpati dan empati seseorang dapat digugah.
Dari beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh
para ahli, tampak bahwa persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan
untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal
maupun nonverbal.
Komponen-komponen dalam persuasi meliputi bentuk dari
proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar
ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi
persuasi meliputi kejelasan tujuan, memikirkan secara cermat orang-orang yang
dihadapi, serta memilih strategi yang tepat, dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Kejelasan tujuan
Pendamping harus tahu terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai dalam
pembinaan kelompok. Dengan adanya kejelasan tujuan, pendamping akan mudah dalam
menyusun konsep, materi, maupun strategi yang akan dipakai.
2)
Audience oriented
Yaitu mempertimbangkan secara cermat orang-orang yang dihadapi. Hal ini
penting, karena kita mesti paham betul siapa audiens kita, pekerjaan, kebiasaan,
nilai yang dianut. Selain itu, sebisa mungkin KSM diperlakukan sebagai subyek
bukan obyek komunikasi. Maka, metode dialog, tanya-jawab, atau sarasehan.
3) Strategi yang tepat
Strategi yang dipilih harus sesuai dengan situasi dan kondisi KSM. Bagi
orang desa atau orang miskin, tidak perlu memakai teori yang rumit atau bahasa
yang muluk-muluk. Pakaialah pendekatan terhadap hal-hal yang sangat dekat
dengan kehidupan mereka, seperti strategi person to person,
kekeluargaan, problem solving, dan seterunya.
Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara
emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat
dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Kita harus
cermat menyampaikan gagasan-gagasan kita dengan simpel dan bahasa yang mudah
dimengerti agar pesan kita sampai dengan baik. Ide-ide yang bisa kita sampaikan
di antaranya tentang kerja keras, keuletan, kemandirian, dan harapan perubahan
hidup.
Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya
menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional
seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat
digugah. Kita bisa menunjukkan simpati kita terhadap kesusahan mereka,
kesulitan mereka. Sedangkan empati, sebisa mungkin kita pun merasakan
penderitaan mereka, kegetiran mereka.
Merubah Sikap dan Perilaku
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir
dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai, mempunyai daya
pendorong atau motivasi, relatif menetap, mengandung aspek evaluatif, dan sikap
timbul dari hasil pengalaman.
Karakteristik sikap adalah memiliki objek, memiliki arah,
derajat, dan intensitas, dapat dipelajari, dan bersifat stabil serta tahan
lama.
Ada tiga komponen sikap, yakni komponen kognitif, afektif,
dan konatif atau psikomotor. Komponen kognitif berkaitan dengan kepercayaan
tentang objek, ide dan konsep. Komponen afektif berkaitan dengan perasaan yang
menyangkut aspek emosional. Komponen konatif merupakan kecenderungan seseorang
untuk berperilaku.
Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Ada
tiga faktor utama yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang, yakni pengaruh
faal, kepribadian, dan faktor eksternal. Pengaruh faal berkaitan dengan aspek
biologis seseorang, sedangkan faktor kepribadian menyangkut perpaduan antara
mental dan neural. Pengaruh eksternal berkaitan dengan faktor lingkungan, baik
berupa situasi, pengalaman maupun hambatan untuk terbentuknya sikap.
Sikap merupakan aspek yang sangat strategis dalam kajian
persuasi. Konsep sikap sangat bermanfaat bagi persuader dalam memprediksi sikap
persuadee sehingga ia dapat melakukan komunikasinya secara efektif.
Merubah sikap dan perilaku KSM adalah pekerjaan terberat
pendamping. Misalnya merubah dari malas menjadi rajin, dari jorok menjadi
bersih, dari minder menjadi pemberani dan seterusnya. Terkait dengan hal ini,
akan dibahas secara khusus dalam tulisan berikutnya.
*) Pendamping Kec. Simo
Selasa, 12 September 2017
Falsafah Buah Durian
FALSAFAH BUAH DURIAN
Oleh: Trimanto B. Ngaderi
Tuhan menciptakan segala sesuatu di dunia ini tiadalah yang sia-sia. Bahkan setiap hal atau benda, memiliki makna atau falsafahnya tersendiri; asalkan manusia bisa merenungkan atau mengambil hikmah di balik yang kasat mata. Demikian halnya dengan buah durian, banyak sekali pelajaran atau makna hidup yang bisa kita ambil, untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa makna yang bisa kita petik dari buah durian:
1. Lebih mengutamakan isi daripada kulit (kualitas daripada penampilan)
Secara lahiriyah, bentuk durian tidaklah menarik. Ia adalah buah yang seluruh bagiannya berduri. Untuk memegang atau membawanya kita agak sulit. Tapi di dalamnya terdapat lapisan yang manis dan lezat, yang disukai banyak orang, walau dengan harganya yang sangat mahal sekalipun.
Intisari: makanya jangan meremehkan penampilan luar jika di dalamnya berkualitas.
2. Selalu mengutamakan momentum yang tepat
Buah durian jika belum cukup tua atau bahkan masih muda, tentu akan sulit sekali untuk dibelah. Kita akan kesusahan dan kelelahan untuk mengupasnya. Sekalipun bisa, kita membutuhkan energi dan kekuatan ekstra. Namun jika sudah matang, amat mudah kita membelahnya, bahkan terkadang sudah retak sendiri.
Intisari: bahwa hidup adalah berproses, ada masanya untuk kita mengalami kesuksesan, menikmati hasilnya, saling memahami dan menerima, dll.
3. Kenikmatan hidup itu lebih sedikit daripada penderitaan
Setelah buah durian terkupas, coba pisahkan antara lapisan durian yang bisa dimakan dengan biji durian plus kulitnya, lalu timbang. Lebih berat mana? Mungkin lapisan duriannya bobotnya hanya 10% saja. Dan tentu kita tidak bisa membeli durian hanya lapisannya yang enak saja, harus satu buah secara utuh.
Intisari: hidup adalah satu paket, suka-duka, sedih-gembira, bahagia-sengsara, dst. Dan biasanya yang senangnya itu persentasenya lebih sedikit.
Demikian semoga bermanfaat. Dan monggo yang petani atau punya lahan, yuk menanam pohon durian.
Langganan:
Postingan (Atom)